" You okay tak? kenapa muka macam tak sehat je? " soal Haris, wajah Anna dipandang.
Sejak dari keluar stor Anna hanya mendiamkan diri, aku ada buat dia terasa ke?
Sebiji coklat putih diletak atas tangan, gadis itu memandangnya dengan wajah kosong.
" Thank...thank you " setelah berterima kasih Anna bangun segera dari tempatnya menuju ke belakang bar.
Nafasnya diatur perlahan, entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup laju. ubat dari dalam poketnya diambil.
Baru sahaja dia ingin memasukkan kedalam mulut pintu belakang Bar dibuka oleh seseorang, cepat-cepat dia simpan kembali ke dalam poket seluar.
" Eisya? you okay tak? " muncul Lin dari pintu belakang, dilihat Eisya sedang duduk di salah satu bangku yang memang tersedia di situ.
" Mr Ammar cari you " ujar Lin tenang.
Anna tersenyum dan terus berlalu dari situ meninggalkan Lin yang sedikit terpinga-pinga.
Anna masuk ke dalam Bar menuju ke tempat dimana lelaki dia bertemu lelaki tadi.
" Yes Mr Ammar? " tanya Anna, sekali lagi lelaki itu membelakanginya.
" Ni, barang you kan? tercicir tadi masa you hantar juice " ujar Ammar tenang, wajah Anna ditatap lembut. rambut perangnya yang ditutupi dengan topi berwarna hitam membuatkan wajah gadis itu sedikit gelap untuk dilihat dengan jelas, lagi-lagi dengan keadaan Bar yang sedikit gelap bercampur lampu-lampu disekeliling.
Anna tergamam melihat gelang ditangan Ammar, segera lengan bajunya ditarik untuk melihat samaada gelanya memang tercicir atau lelaki ini hanya membuat helah.
Tiba-tiba Anna dengan cepat merampas gelang ditangan Ammar.
" Thank you sebab tolong jagakan, i akan balas kebaikan you satu hari nanti " ucap Anna lembut, matanya menatap wajah tenang Ammar. wajah lelaki itu seakan pernah dilihatnya tetapi dia tidak dapat menangkap siapakah lelaki itu.
Ammar tersedar apabila bertentang mata dengan Anna buat beberapa saat, segera pandangannya dialihkan.
" I...i have to go. thank you for you serving " sebuah senyuman dilempar kepada Anna dan berlalu keluar dari Bar.
Semakin lama semakin hilang empunya badan bernama Ammar tersebut, nafasnya dihela perlahan.
Gelang pada tangannya ditatap sekali lagi, dia tidak tahu ianya pemberian siapa tetapi perasaannya mengatakan bahawa barang itu sangat penting bagi dirinya.
" Termenung apa? " tegur Lin dari arah belakang.
Anna memusingkan badannya.
" Oh, takde apa. Mr Ammar tu pelanggan tetap dekat sini ke? " tanya Anna, kerusi disebelah Lin ditarik lalu duduk disebelahnya.
" Tak silap ni kali kedua dia datang, kali pertama beberapa tahun yang lepas rasanya sebab i yang serve Mr Ammar, lagipon orangnya tak banyak karenah. datang sini pon relaks-relaks je takdelah sampai masuk bilik atas " terang Lin, Anna disebelahnya dipandang.
semasa dia memanggil gadis itu dibelakang tadi, tangannya seperti memegang satu pil ubat, namun apabila dia mendekati gadis itu cepat-cepat menyorokkannya , dia ada penyakit ke?
" You...okay tak? " tanya Lin.
Anna tersentak.
cepat-cepat dia mengangguk.
" I okay la, i okay je..." jawab Anna, senyuman diberikan kepada gadis yang tua setahun dari dirinya itu.
" I nak pergi toilet kejap " Anna meminta diri sebelum berlalu dari situ.
" Am, Miss Anna baru mula kerja petang tadi. sebab apa dia kerja sini dalam daftar dia ditulis hanya untuk membuat belanja dirinya " terang Armand.
Ammar yang duduk di salah satu batu di tepi laut itu hanya mengangguk perlahan tanpa menjawab apa-apa.
" Kau...dengan Anna ada kena mengena kan? " tanya Armand, dari raut wajah Bos yang juga dianggap abang itu pasti ada yang tidak kena dengan gadis bernama Anna itu.
Ammar hanya berdiam diri, belum masanya untuk Armand mengetahui semuanya.
" Takdelah, aku cuma laksanakan apa yang Leo mintak je, dah-dah jom aku belanja kau makan " leher Armand dipeluk dan menariknya masuk ke dalam kereta.
" Eisya, you nak balik dah kan? " tanya haris, dia dan Anna sedang mengunci pintu Bar utama di depan.
Anna hanya mengangguk perlahan tanpa menoleh ke arah Haris.
" Nak i teman? " tanya Haris lagi apabila soalan pertamanya Anna hanya menganggukkan kepala.
Anna menyimpan kunci di dalam beg..
" Hm i ade kerja sikit, mungkin lain kali kot. " jawab Anna, dia meminta diri dan terus berlalu ke arah kereta Ren yang menunggu.
Haris hanya memerhati dari jauh sehingga kereta yang dinaiki Anna hilang dari pandangan.
Tiba-tiba senyuman terukir di bibirnya, seorang lelaki yang tidak banyak bercakap dan juga jarang
tersenyum dengan mana-mana perempuan boleh tersenyum dengan seorang gadis yang baru sahaja dikenalinya beberapa jam yang lepas.
Korang tak pelik ke? mesti ada something dengan Haris ni.
" Sapa tu? " soal Ren, sebenarnya dari awal Anna masuk ke dalam Bar itu lagi dia lihat lelaki itu hanya memerhati Anna.
" Orang gila mana tah..." jawab Anna selamba.
matanya dipejam, cuba mencari udara segar yang tak dapat disedut dari tadi.
" wei tutup aircond bukak tingkap " arah Anna.
matanya dipejam kembali tanpa memandang Ren yang terkejut dengan arahannya.
Ren membuat apa yang disuruh Anna lalu mencapai penutup mata khas milik Anna dan diberikan padanya.
Anna memakai lalu menyilangkan tangannya cuba untuk meneteramkan dirinya.
" Ahhhh... " Haris melemparkan badannya atas katil , senyuman Anna yang dicuri lihat tadi terimbas kembali.
" You jangan tipu i Anna, i tahu diri you yang sebenar "
Haris bangun menuju ke balkoni rumah, pintu dibuka.
Angin sepoi-sepoi malam itu membuatkan dirinya terkenang akan zamannya dahulu bersama Eisya, ehhhh bukan Eisya i tahu nama real you
ANNA...
_____
" Anna jom ! "
Haris memegang tangan Anna yang kesejukan dan menariknya perlahan menuju ke tengah gelanggang ais luncur.
" Jangan laju-laju ed ! i tak pandai main " ujar Anna perlahan.
kedua tangannya menggenggam tangan Edry kuat, takut juga kalau-kalau jatuh di luncuran ais itu. mau lebam sebulan.
" Takpe, i pegang you..." Haris menggerakkan kasut rodanya perlahan-lahan berpusing di tengah gelanggang, Anna hanya mengikut sahaja ke mana Haris membawanya.
" You, i nak tanya something ni " bisik Haris.
Anna hanya merespon dengan mengangkat kedua belah keningnya yang terbentuk cantik.
" I nak tanya..."
" EDRY WATCH OUT !!! " Anna cuba menola badan Haris tapi dengan kekuatannya sebagai wanita, apa yang boleh dia lakukan.
" You ni, tengok dah luka. I dah cakap tak payah, you degil. " bebel Anna.
luka di tangan Haris disapukan ubat gamat lalu ditampal.
" You sayang dekat I kan? " soal Haris tiba-tiba.
Anna terhenti.
Matanya bertembung dengan anak mata Haris.
" I dah cakap jangan sebut benda macam
tu kan? " tanya Anna tegas, segera dia bangkit dan berlalu pergi.
Haris hanya memerhati tanpa mengejarnya.
_______
" Susah sangat kau nak terima aku kan?... "
Share this novel