Sementara orang yang mengejarnya menggunakan Truk keluar dari Truknya, dua orang itu segera mengambil Aletta sebelum orang lain melihatnya. Kedua orang itu menggunakan penutup wajah agar bila ada yang melihatnya wajahnya tidak terlihat.
Mereka membawa Aletta yang pingsan masuk ke dalam truk, sementara mobil Aletta di bakar oleh mereka. Setelah itu mereka langsung membawa Aletta pergi dari sana, Aletta luka-luka bahkan kepalanya juga mengeluarkan darah karena terjeduk ke setir mobil dengan keras.
Sementara itu Raka ke rumah Aletta untuk mengajak Aletta berangkat bareng ke sekolah sesuai permintaan Glen, saat Raka ke rumah Aletta, pembantu di rumah Aletta mengatakan bahwa Aletta sudah pergi baru saja.
Raka pun langsung pergi menuju sekolah, namun saat sampai di sekolah di tribun penonton Raka tidak menemukan Aletta, padahal pertandingan basket juga sudah di mulai.
Raka mulai kebingungan kemana sebenarnya Aletta pergi, Raka tidak berhenti mencari Aletta. Tadi Raka ke sekolah tidak lewat jalan Aletta ke sekolah, jadi Raka tidak melihat jika mobil Aletta terbakar di pinggir jalan.
Saat para pemain istirahat setengah main, Raka menghampiri Glen dan Digo.
"Gue udah ke rumahnya Aletta barusan, tapi kata pembantu di rumahnya Aletta udah pergi ke sini. Anehnya udah gue cari kemana-mana gue gak nemuin dimana Aletta berada," Jelas Raka masih sambil celingukan memastikan Aletta berada.
"Serius loh?" Glen mulai khawatir.
"Ngapain juga gue bohong," Balas Raka, ia tidak mungkin berbohong dalam hal ini.
Glen mencoba menghubungi Aletta, tapi nomernya tidak aktif. Ponsel Aletta hancur di dalam mobil, Glen makin panik sekarang.
"Sialan, kemana tuh anak," Glen celingukan mencari Aletta di antara para penonton, sampai matanya melihat Queen yang sedang menatapnya.
Glen yang panik langsung berjalan menghampiri Queen, yang ada di otaknya saat ini adalah Queen telah menculik Aletta karena dendam pada Aletta.
"Ikutin Glen sekarang," Digo berlari mengikuti Glen.
Raka ikut mengejar Glen, barisan penonton bersorak saat Glen menghampiri mereka, walaupun mereka tidak tau kalau kondisi Glen saat ini sedang marah.
Setelah di hadapan Queen ia langsung menatap Queen tajam, "Lu bawa kemana Aletta?" Bentak Glen yang kini sudah jadi pusat orang-orang.
"Maksud lu?" Queen bingung dengan pertanyaan Glen.
"Aletta ilang, itu udah pasti ulah lu kan?"
"Apaan sih Glen? Gue gak ngapa-ngapain. Emang lu punya bukti kalau gue yang nyulik Aletta."
"Gue emang gak punya bukti, tapi yang punya masalah sama Aletta tuh kan elu."
"Gue gak lakuin apa-apa yah Glen, eh yang benci sama Aletta bukan cuman gue tau, semua cewek di sini benci sama Aletta. Kenapa lu gak curiga juga sama mereka? Bisa aja kan merela yang lakuin," Queen tidak terima dengan apa yang Glen tuduhkan, karena ia memang tidak tau apapun soal Aletta yang hilang.
Saat Glen menatap murid lainnya mereka langsung mengalihkan pandangan mereka.
"Udah Glen, Queen bener kok. Kita gak punya bukti apapun soal kehilangan Aletta, kita cari aja dulu," Timpa Raka.
"Sialan, kalau sampai terjadi apa-apa sama Aletta dan kalian jadi salah satu dalang kehilangan Aletta. Jangan harap kalian bakalan lepas dari gue, mau lu kabur sampai kemana pun bakalan gue cari sampai ketemu," Tegas Glen dengan lantang, ia langsung pergi dari sana untuk segsra mencari Aletta.
"Glen, mau kemana? Pertandingannya belum selesai?" Tanya rekan setimnya yang melihat Glen pergi begitu saja.
Glen yang mendengar perkataan temannya itu langsung berbalik, "Lu diem deh, terserah gue mau kemana pun," Bentak Glen sembari kembali pergi.
Digo dan Raka meminta mereka untuk tidak memperdulikan Glen, setelah itu mereka ikut bersama Glen mencari Aletta. Semua orang langsung bertanya-tanya kemana perginya Aletta, sementara itu Aksa baru saja mendapatkan telpon dari orang suruhannya.
"Sialan kalian semua, gue minta tangkap dia hidup-hidup kenapa sampai begini?" Bentak Aksa, ia berada di toilet sendirian sambil marah-marah.
"Kami juga gak tau bakal seperti ini ujungnya, tapi tenang saja. Wanita itu sudah di tangani oleh dokter yang saya bawa, dia masih hidup cuman perlu perawatan doang."
"Jangan sampai dia mati, kalau sampai dia mati maka kalian juga akan mati," Aksa mematikan sambungan telponnya, "Sialan, dasar penculik gak guna," Aksa mengacak-acak rambutnya.
"Tenang Aksa tenang," Aksa mencoba terus tenang agar tidak di curigai orang-orang, setelah tenang ia keluar dari Toilet untuk menghampiri Queen dan yang lainnya.
"Sialan, Glen ngapain nuduh gue? Gue gak mungkin yah culik Aletta. Gue juga tau diri kali apa resikonya kalau culik tuh cewek," oceh Queen pada Aksa yang baru datang.
"Apa? Aletta di culik?" Tanya Aksa pura-pura tidak tau.
"Katanya sih gitu, soalnya Aletta ilang. Padahal juga belum pasti kalau Aletta di culik orang, itu mah Glen nya aja yang kepanikan."
"Ohhhhh begitu."
Glen berpencar dengan ketiga temannya untuk mencari Aletta, sampai akhirnya Raka menemukan mobil Aletta yang sudah hangus terbakar di pinggir jalan. Tadi mobil itu sudah sempat di padamkan oleh warga, tapi warga yang memadamkan api di mobil itu pun mengatakan jika tidak di temukan satu orang pun di dalam mobil.
Raka yakin sekali jika ini adalah mobil Aletta, plat nomornya pun sama dengan mobil Aletta, ia segera menghubungi Glen dan Digo untuk membicarakan ini.
Setelah Glen tau ia semakin yakin kalau ada orang yang telah menculik Aletta, Glen memerintahkan semua anak geng motornya untuk mencari Aletta. Raka di perintahkan untuk menemui orang tua Aletta, karena ini sudah semakin kacau.
Untungnya ayahnya Aletta masih ada jadi ia langsung bergarak ke kantor polisi, sayangnya Aletta belum hilang lama jadi polisi tidak bisa memposesnya, tapi dengan uang semuanya bisa teratasi.
Polosi membantu mencari Aletta dari beberapa rekaman kamera pengawas di sekitaran jalan dimana mobil Aletta di temukan, ibu tirinya Aletta malah bahagia dengan hilangnya Aletta. Ia berharap Aletta tidak di temukan selamanya, dengan begitu semua harta Amar akan jadi miliknya.
Di motor Glen terus panik, Glen sampai kehipangan keseimbangan. Ia meminggirkan terlebih dahulu motornya, Digo ada bersama Glen.
"Lu tenang, jangan nyari Aletta sampai panik begitu. Kalau lu kenapa-napa gimana? Percaya aja, Aletta pasti akan baik-baik aja sekarang," Digo memperingati Glen.
"Okey."
"Nah Gitu."
Share this novel