((Rhenald side))
.
riuh sorak sorakan dari cewe cewe kedengaran histeris seakan hampir bergema ditiap inchi jalan tandingnya balapan kali ini. dasar alay. wkwkwkwk :"
didepan garis start sendiri udah ada lima cowo yang bersiap buat balapan demi ngecapai kemenangan terus dapat duit. kira kira lah jumlahnya 1 jt. Rhenald mendadak membatin penuh tekad 'lumayan nih buat beliin mamah martabak biar pulang kagak kena marah'
astaga Rhen :"" elu cakep tapi kok gila sih ya :""
"siap siap buat kalah lu Rhen.."
Rhenald ngukir seringaian dibalik kaca helmnya waktu dengar Arya ngomong kayak gitu ke dia. dengan balasannya, Rhenald nge gas motornya hingga ngeluarin suara yang keras. nggak niat buat cewe cewe makin histeris. aww :v
"elu yang harusnya siap siap Ar.."
"Gue selalu siap buat ngalahin elu bro"
Dan terjadilah perselisihan antara cowo most wanted-Arya- ama cowo keren populer-Rhenald- yang ke puluhan kalinya.
Didetik selanjutnya. Bendera hitam putih kotak kotak mulai terangkat. eh bentar bentar itu bukannya lap meja wartek sebelah yak?? :" etdah kagak modal bener nih acara balapan :"
Sip lupakan :"
Balik lagi, mata kelimanya menajam waktu tuh bendera dilayangin kebawah. detik berikutnya masing masing motor ngelaju kencang ninggalin asap asap tebal dari knalpotnya.
Rhenald serius kali ini. entah kenapa terbesit tekad lain buat menangin nih balapan. selain buat beliin mamahnya martabak, Rhenald keingat seseorang. yang pernah bilang..
'Enald kalau mau jadi pembalap halus kuat! nggak boleh nangis kalau jatuh dali motolnya nanti! tapi jangan lupa ajak ajak ana buat nonton yaa!'
Rhenald ngelamun. tapi kecepatan motornya makin menjadi jadi. ia berada dibaris pertama. ia teringat pada anak kecil pendek yang selalu main sama dia waktu kecil. anak kecil yang selalu ngajak dia buat main sepeda sepanjang hari sampe sore. walaupun beberapa kali Rhenald jatuh karena saking kencangnya ia membawa sepeda.
'Ana...??'batinnya bingung
Masih adakah anak kecil yang selalu dikaguminya itu dikota ini? anak kecil yang ingin dikejarnya karena ia pikir.. gadis kecil itu adalah alasannya menjadi kuat dan ingin menjadi sepertinya
Rhenald masih terus kepikiran.
sampai nggak sadar kalau langit udah bergerumuh diatas sana. mau hujan...
.
.
.
.
.
((Hana side))
keadaan masih kacau lantaran Hana masih saja terdiam tak memperdulikan tangannya yang makin terasa kaku akibat darah yang terus mengalir.
Hana muak. sungguh muak dengan kehidupannya. rasanya ia ingin lari saja sejauh mungkin meninggalkan tempat yang dulunya ia anggao sebagai rumahnya. toh buat apa bertahan jika ngerasa sakit?
100 Point buat lu Han.
"berpisah...? mungkin ayah juga udah punya rencana seperti itu.."
Gadis itu mendesis marah. menatap pria bajingan yang menyeringai kejam kearahnya dan mamanya. matanya yang coklat indah menatap dengan penuh kekesalan. "kenapa nggak dari dulu aja?". spontan Hana mengatakannya.
Mr. Swann menggeleng.
"karena kamu masih sangat kecil dan ayah nggak mungkin ninggalin dirimu. ayah kasihan-"
"Dalam hidup gue, gue nggak perlu yang namanya belas kasihan"
CTAR!
sontak setelahnya petir menyambar menambah kesan ketegangan yang parah diantara mereka. Hana masih berusaha mengontrol emosinya. ia mulai muak mendengar semua kenyataan yang keluar dari mulut semua orang. termasuk keluarganya ini. sangat muak.
"Tch... lebih baik pisah aja dari pada adek adek gue lainnya kena imbas lu berdua. gue. muak. sialan."
"Hana!!"
Mr. Swann meninggikan suaranya. tak percaya akan perubahan sifat putrinya yang berubah tajam. Tapi Hana tak lagi tahan. ia memang muak. dan akhirnya dengan keputusan terakhir. "selamat malam"
ia lebih memilih lari menuju kamarnya. membiarkan tiap langkahnya terendam oleh suara hujan yang makin keras terdengar. Mulai detik ini juga, sama seperti setahun lalu, Hana makin menutup hatinya untuk menerima kebahagian.
Dan melupakan semua masa lalunya yang bahagia.
petir menyambar lagi. Hana tidur diatas kasurnya, membenamkan wajahnya dibantal dan menangis dalam diam. kebiasaan cewe yang lama. mereka nggak akan nangis didepan orang orang. cewe kalau mau nangis, bakal nyari tempat sepi terus ngeluapin segala perasaan mereka. termasuk Author :""""
"Gue muak bahagia..."
Dan disaat itu, Hujan bertambah deras.
Setetes air mata lagi lagi menetes kesekian
kalinya dari pelupuk mata Hana. tanpa tau.. Rhenald juga menetes kan air matanya...
'Gue harap waktu gue ketemu sama lo lagi, lo nggak berubah sama sekali Na... Gue sayang lo dari dulu...'Rhenald membatin didetik terakhir kemenangannya mencapai garis finish.
.
.
.
Gimana kalau kenyataannya Hana Lo berubah Rhen...
.
.
.
.
Share this novel