Sore hari yang tenang. Disebuah kediaman mewah yang sepi,tepat dikamar lantai duanya. jendela masih terbuka dengan lebarnya tak memperdulikan angin berhembus masuk menyibak tiraian putihnya. dedaunan hijau kecil berterbangan dibawa oleh angin dan mendarat mulus disebuah meja tempat seorang cowo bersurai kecoklatan yang sedang tertidur pulas dengan kedua lengannya sebagai bantalan kepala.
Angin kembali berhembus mengantarkan hawa dingin nan sejuk. membangunkan si cowo. perlahan kepingan sewarna almond tajam itu terbuka,mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.
Masih dengan pakaian kemeja sekolahnya,ia beranjak dari tempatnya menuju keluar kamar. masih dengan jalan yang gontai persis seperti orang yang baru bangun tidur pada umumnya. kakinya membawanya melangkah menuruni tangga dengan santai menuju dapur. tak menyadari jika sang mama menatapnya intens.
"Rhen!"
Rhenald berhenti berjalan. kepalanya menoleh ke samping tepat kearah sang mama tercinta yang sudah berkacak pinggang. dengan senyuman konyol Rhenald seperti biasanya dirumah,ia menatap Mama.
"eh mama.. udah pulang? tumben mama pulang cepat. biasanya kan selalu lama".basa basi. itulah yang dilakukan Rhenald saat sang mama pulang kerumah
Helga sang mama menghela lalu mengacak suraian pirang kecoklatan anaknya yang sulung itu. sedikit menghela juga karena ia lega anaknya masih sama seperti terakhir kali ia berada dirumah. sekitar dua bulan yang lalu karena ia sibuk dengan pekerjaannya yang berada di new york.
"Ganti baju dulu habis itu mandi. jangan dibiasakan gini dong Rhen! kamu kan udah 16 tahun. mama juga nggak setiap hari ada dirumah. kamu juga-"
"shhhttt... udah ma udaaah rhen tau kok! iya iya Rhen mandi dulu."
Rhenald menempelkan jari telunjuknya didepan bibirnya yang tipis. ia masih tersenyum pada mamanya yang amat ia sayangi itu.
Helga menatap Rhenald anaknya yang berjalan kembali ke lantai atas dengan santai. dalam hati ia berbisik kecil. Kuharap kamu nggak seperti ayahmu Rhen..jangan sakit in perempuan sama seperti ayahmu nyakitin mama...
Helga menghela. ia bersyukur Rhenald tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan pintar. tapi.. Helga sangat menyayangkan fakta bahwa Rhenald adalah berandal di sekolahnya...
ia sangat paham kenapa Rhenaldnya menjadi seperti itu. ia sadar diri karena setelah ia berpisah dengan rholand satu tahun yang lalu Rhenald menjadi sangat nakal dan bebas. tapi Helga bersyukur karena Rhenald tidak menyakiti para perempuan . tapi.. ia menjadi takut karena Fakta bahwa Rhenald juga seorang playboy..
"Rhenaldi Rholanderson.. mama harap kamu berubah demi masa depanmu nanti.."
Next~
Share this novel