chap 2. keputusan berpisah dan balapan

Romance Series 2419

OTHER SIDE
. prang!!

kini dilantai penuh dengan pecahan kaca dari benda benda yang telah dilempar berkali kali oleh dua manusia diruang tengah itu. melempar makian dan teriakan satu sama lain. tak memperdulikan perlakuan mereka sedang ditonton oleh sepasang mata coklat yang seakan redup itu.

seorang gadis yang melihat dari balik dinding itu menggigit kuat kuat bibir bawahnya hingga berdarah. menahan amarahnya. lagi lagi dan lagi kedua orang tuanya bertengkar. seakan nggak ada habisnya.

Hanara Swanliss. nama dari gadis itu sendiri. ia merasa sangat benci telah dilahirkan didalam sebuah lingkaran keluarga yang tak pernah harmonis.

"BEDEBAH! KAU BERSAMA DENGAN JALANG ITU LAGI SIALAN"

"APA BEDANYA DENGANMU? KAU YANG MEMULAINYA KAN?!! BERCUMBU DIKANTOR DENGAN DIREKTUR SENDIRI"

"Kau... KUBUNUH-"

PRANK!!

Keduanya terdiam. vas itu pecah dilantai bukan karena keduanya. nyonya Swan menoleh kebelakang dan tersentak saat melihat anak sulungnya berdiri disana dengan wajah sendu. kosong. "H-hana..."

Hana menulikan pendengarannya. ia muak. ia benci. dengan sengaja ia mengambil satu pecahann itu dan menggoreskannya dilengannya dengan kuat dan dengan gerakan yang cepat.

"HANA!!"

Mata coklatnya menatap dengan datar tuan Swan yang membentaknya saking kagetnnya. ia tak peduli. nggak akan pernah mau peduli lagi.

Darah segar itu mulai keluar mengikuti garis goresan itu ditangannyya. panjang hingga dibawah bergelangan tangannya. Hana tersenyun kecil. "puas?".

Tuan Swan marah. ia menatap tajam Hana. putrinya sudah berani menentangnya. sementara nyonya Swan merasakan hatinya ngilu saat melihat putrinya melakukan hal segila itu. sama seperti dulu..

"mau kalau gue sakit lagi? fine.. gue lakuin".

satu goresan lagi yang sama.

lukanya semakin dalam. Hana masih tak berekspresi. ia malah menatap dengan tenang.

nyonya Swan mendekat dan mendekap Hana. bagaimanapun ia tak ingin putrinya mengalami pelencengan mental. sama seperti dulu. nyonya Swan tak ingin Hana menjadi seperti dulu.

Hana itu GILA

itulah yang dipikirkan tuan Swan setelah mengetahui tabiat putrinya yang satu itu. dan ia telah mengetahui semua pelencengan mental yang diderita Hana setelah dibawa kerumah sakit jiwa.

Hana memiliki gangguan jiwa berbahaya yang bisa mengancam nyawanya. putrinya adalah seorang Masokis. ia punya potensi besar untuk menjadi psikopat. pembunuh berdarah dingin.

"maafkan mama, sayang..."llirih nyonya Swan sedih. Hana masih diam lalu menatap tuan Swan datar.

"Pisah aja kalau udah nggak kuat"

disaat itu semuanya mendadak menjadi hening. ditelan atmosfir malam yang tegang diruangan itu
. .
. .
. BACK TO RHENALD

selesai makan malam bersama dengan mama, Rhenald memakai jaket hitamnya dan mengambil kunci motornya diatas meja nakasnya. Matanya yang tajam menatap kearah kaca meneliti tiap inci dari penampilannya. yaelah bang, elu udah cakep plus keren gitu kok. tanya aja sama readersnya. ya kagak??

"Rhen? jadi perginya?"

Rhenald tersentak saat mamanya tiba tiba sudah berdiri didepan pintu kamarnya. Rhenald berbalik dengan senyuman konyol diwajahnya. untung dirumah.. kalau diluar mana mau dia!

"jadi kok ma. Rhen mau pergi ya.."jawab Rhenald kayak biasanya. tanpa beban sama sekali.

Mama menghela. ia sedikit khawatir pada anaknya yang satu ini. walaupun kelihatan konyol tapi ia tau dan nggak lupa kalau Rhenald sebenarnya nakal. "beneran loh ya cuma kerumah Andrian?". Rhenald mengangguk. satu kebohongan lagi

'ma maafin Rhen udah boong sama mama tapi Rhen janji bakal beliin mama martabak wijen habis pulang balapan'batin Rhenald sungguh sungguh. ia merasa tak enak hati. tapi mau gimana lagi? jiwa laki lakinya sedang berkobar untuk membelikan mamanya martabak XD

"yaudah sana. jam 10 paling lambat pulangnya. lewat jam 10, kamu mama kunciin diluar."

Rhen ngangguk lagi.

Mama senyum sekilas lalu mengusap kepala Rhenald penuh sayang. Rhenald agak keberatan karena tataan rambutnya jadi sedikit berantakan. tapi tak apa demi mama tercinta Rhen siap melakukan apa aja XD kecuali buat nemenin belanja...

"ma, Rhen berangkat ya.."pamit Rhenald setelah keluar kamar dengan semangat. malam ini harus jadi malam yang seru. harus menang. batin Rhenald lagi.

"Hati hati nak!!"seru mama dari dalam kamar. merasa lucu dengan sifat anaknya yang unik itu.
. .
Rhenald memacu motornya melewati jalan raya dengan kencang. ia sengaja melewati rute panjang yang tak dijaga oleh polisi. ia siap dengan pesta angin malam ini.

semakin menggas motornya Rhenald menikmati dinginnya angin malam. saangat dingin. padahal ia sudah mengenakan jaket tebal andalannya. tapi apalah daya. memang malam ini begitu dingin dan membuatnya semakin semangat saja.

dari kejauhan yang telah dapat dilihatnya, seseorang melambaikan tangan keaarahnya diantara banyaknya perkumpulan disana.

Rhenald sampai.

"yo Rhen! siap buat ngebutnya?"

Rhenald menyeringai dibalik helm yang dikenakannya. ia menatap Arya sahabat sekaligus rivalnya selama balapan itu arogan kayak biasanya

"hmm"jawab Rhenald singkat. tuhkan mana mau dia diluar basa basi kayak anak kecil.

Arya menyeringai lalu menepuk bahu Rhenald.

"siapin diri lo. kali ini gue yang bakalan menang"

"coba aja kalo lo bisa"

...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience