Rate

BAB 2

Romance Series 437

Entah berapa lama Hanni tertelungkup tertidur. Perlahan-lahan Hanni membuka matanya dan keluar. Hari masih sore, Hanni melihat anak-anak perempuan sedang bermain lompat tali. Hanni meneruskan perjalanannya. Tidak berapa lama kemudian, ia melihat ada sepasang suami istri yang sedang berjalan menuju kearahnya. Ketika melihat sepasang suami istri itu, Hanni amat familier baginya. Ketika sampai di depan Hanni, Hanni mencoba menyapa "om, tante" namun tidak ada balasan dari mereka, hanya om itu saja yang tersenyum melihat Hanni.

Mama diam saja dirumah, terdengar suara seseorang pria dari dalam rumah sedang berbicara kepada mama. Hanni mencova menguping pembicaraan pria itu, samar-samar tidak begit7 jelas, tapi mereka seperti sedang menyebut namanya. Setelah setengah jam berlalu, pria tua itu bersama istrinya pulang. Hanni mencoba memperhatikan kedua orang itu dengan seksama, ternyata orang itu adalah orang yang ditemuinya di jalanan tadi. Dalam hati Hanni berpikir "ada urusan apa orang itu datang kerumah dan menyebut-nyebut namanya, apakah ada yang salah pada dirinya?" Hanni mengambil nafas dalam-dalam lalu ia masuk kedalam rumah. "Hanni, sini duduk! Mama mau bicara sama kamu" kata mama. Lalu Hanni duduk di samping mamanya "mau bicara apa ma?" kata Hanni. "kamu ingat tidak waktu beberapa hari yang lalu ada seorang wanita yang datang kerumah kita yang bermaksud untuk menjodohkan kamu dengan anaknya?" kata mama. "oh itu" kata Hanni. "nah hari ini dia datang bersama suaminya lagi, sepertinya mereka sungguh-sungguh ingin menjodohkan anaknya dengan kamu!" kata mama. "tapi Hanni belum mau menikah ma" kata Hanni. "mama harus gimana Han? Tidak enak untuk menolak mereka, mereka sudah datang kerumah kita beberapa kali" kata mama. "ya pokoknya Hanni belum mau menikah ma" kata Hanni. Dengan kesal Hanni langsung bergegas masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar, Hanni menangis terisak-isak dan berkata "kenapa mama tak mau mengerti perasaan Hanni!".

Suara ayam kokok membangunkan Hanni. Matanya masih tertutup namun mulutnya menguap lebar. "berisik sekali" keluhnya masih setengah mengantuk. Hanni langsung membuka matanya lalu melihat jam di depannya. Angkanya sudah menunjukkan angka °6. Setelah berdiam diri beberapa saat, Hanni bangun dari tempat tidurnya. Hanni membuka pintu kamar dan melihat keluar ruangan, masih sepi. Ia menuju kamar mama dan mengetuk pintunya perlahan "ma, ma" panggilnya pelan-pelan. "mama sudah bangun?" kata Hanni. Ketika beberapa saat tidak ada jawaban, Hanni mencoba membuka pintu kamar mama. "pstt, pstt.." bunyi suara pintu. "mama" panggilnya lagi. "mama sudah bangun?" kata Hanni. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, mama muncul dengan wajah tanpa ekspresi. "ada apa?" tanya mama. Hanni berdiri tegak sambil memperhatikan wajah mama. "mama kenapa? Kelihatan seperti lesu, mama sakit ya?" tanya Hanni. "ya tadi malam mama tidak bisa tidur, karena dada mama sakit!" kata mama. "jadi sekarang gimana? Apakah masih sakit?" tanya Hanni. "sudah mendingan" jawab mama. "oh ya, Hanni bikinin teh manis ya buat mama?" tanya Hanni. "boleh lah" jawab mama. Hanni langsung kedapur membuat teh manis buat mama. Setelah mengantarkan teh manis ke kamar mama, Hanni kembali ke dapur untuk memasak bubur om mama. Setelah bubur masak, Hanni membawa bubur itu ke kamar mama, dan Hanni menyuapinya.

Setelah selesai mandi, Hanni akhirnya masuk ke kamar. Hanni memilih sehelai rok panjang berwarna hitam dan blus yang berwarna hijau. Hanni menatap dirinya di cermin sambil tersenyum "benar-benar cantik!" katanya sambil mencoba memperbaiki tatanan bajunya. Hanni memandang dirinya sekali lagi di cermin dan tersenyum. Ketika Hanni memasuki ruang dapur, beberapa saat kemudian mama sedang menata sarapa di meja "selamat pagi ma, apakah mama sudah sehat?" tanya Hanni sambil memandangi wajah mama. "sudah" jawab mama. "baguslah kalau gitu" kata Hanni.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience