Rate

BAB 3

Romance Series 437

Hanni sampai di depan rumah sahabatnya Sinta. Setengah jam kemudian dengan keringat mengalir di sekujur tubuhnya, nafasnya terengah-engah. Setelah memakirkan sepedanya di samping rumah Sinta, ia pun melaksanakan niatnya mencari Sinta. Ia mengetuk pintu sambil memanggil nama Sinta "Sin, Sin.." kata Hanni. Tapi tidak ada jawaban, Hanni mencoba untuk memanggil kembali "Sin, Sin.." kata Hanni. Tiba-tiba pintu di buka, tampak Sinta di depannya "oh kamu Han, masuk, masuk" kata Sinta. Ada sebuah sofa di sana, Hanni duduk di sofa itu untuk beristirahat terlebih dahulu. Tiba-tiba pandangan mata Hanni tertuju dengan sebuah foto Sinta bersama seorang pemuda yang digantung di dinding.

Hanni mencoba tersenyum, ia berkata kepada Sinta "pacar kamu?" tanya Hanni. "bukan, dia itu saudara sepupuku, nanti kapan-kapan aku kenalkan sama kamu mau gak?" tanya Sinta kepada Hanni. Hanni hanya tersenyum."oh ya, ada apa kamu kesini?" tanya Sinta kepada Hanni. "Sin aku kesini mau cerita sama kamu" kata Hanni. "mau cerita apa? Pasti tentang cowok yang kamu taksir itu?" tanya Sinta. "bukan itu!" jawab Hanni. "lalu apa?" tanya Sinta. "gini Sin, ceritanya mama aku sepertinya mau menjodohkan aku sama anak sahabatnya" jawab Hanni. "bagus dong kalau gitu" kata Sinta. "jangan ngomong gitulah, aku sekarang sedang pusing dengan masalah yang kuhadapi" kata Hanni. "apakah kamu sudah pernah melihat orang itu? Maksud saya cowok yang akan dijodohkan dengan kamu Han?" tanya Sinta. "belum, menurut kamu sebaiknya aku harus gimana Sin?" tanya Hanni. "kamu tenang dulu, nanti kita cari solusinya" jawab Sinta. Karena hari sudah mulai sore, Hanni pun berpamitan kepada Sinta untuk pulang. "Sin, aku pulang dulu ya" kata Hanni. "ya, hati-hati di jalan" jawab Sinta.

Hanni kembali berjalan menuju parkiran sepedanya, "sepertinya aku tidak bisa berharap banyak bahwa Sinta bisa membantunya dalam masalah ini" kata Hanni dalam hatinya. Hanni baru saja keluar dari depan pintu Sinta, saat sepeda Hanni memasuki area jalan besar, Hanni bertemu dengan seorang pemuda yang seperti sangat familier baginya. "tapi siapakah dia? Aku seperti tak asing dengan pemuda ini" kata Hanni. Cowok itu menatap Hanni dari atas ke bawah, lalu membalikkan badannya dan berjalan lagi. Di sepanjang perjalanan pulang, Hanni terus mengingat siapa pemuda yang baru di temui di jalan tadi, yang begitu tak asing baginya, tapi ingatan itu tak muncul juga. "dia itu bukan siapa-siapa saya, kenapa aku harus terus mengingatnya?" Kata Hanni dalam hati.
Saat sedang mengayuh sepedanya, perut Hanni berkeroncongan. Dia baru ingat bahwa dia belum makan. Hanni tertunduk menyerah, ia sudah tidak punya tenaga lagi. Dia pun akhirnya turun dari sepedanya, dia berjalan kedepan dan duduk di bawah pohon. Keringatnya bercucuran dan ia menghapus keringat yang turun dipipinya. Setelah beristirahat sebentar, Hanni bangkit berdiri dan meneruskan jalannya. "aku harus kuat" kata Hanni. Tidak lama kemudian Hanni pun sampai dirumah. Hanni membuka pintu depan rumahnya, lalu ia masuk. "Hanni, kamu baru pulang dari mana?" Kata suara seorang wanita. Hanni menatap wanita di hadapannya itu, dia kelihatan sudah tua, kerut-kerut di wajahnya mulai kelihatan. Ada rasa sedih di hati Hanni ketika melihat ibunya. Perut Hanni keroncongan lagi, tak lama kemudian Hanni tergopoh-gopoh ke ruang dapur, sepertinya Hanni sangat kelaparan. Hanni mengambil gelas yang ada di meja makan dan menuangkan air kedalamnya. Ia minum hampir satu gelas penuh. Tak berapa lama kemudian, mama datang membawa makanan, wajah Hanni berseri-seri melihatnya. Ia mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauk serta sayur mayur yang ada di depannya. Ketika akan menyuapkan sesendok nasi kemulutnya, Hanni melihat mama memperhatikannya "mama tidak makan?" Tanya Hanni. "mama sudah makan tadi" jawab mama perlahan. Hanni makan dengan lahapnya, seumur hidupnya ia belum pernah merasa kelaparan seperti saat ini. Saat nasi dipiringnya hampir habis, Hanni menambah lagi, setelah perut Hanni kenyang, Hanni masuk ke kamar lalu dia memandang keluar jendela melihat banyak anak-anak kecil sedang bermain.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience