BAB 4

Fanfiction Completed 235

Setelah aku menguncinya, tiba-tiba ada suara seperti ledakan yang berasal dari arah hutan, aku berusaha menghubungi datuk Lee dengan tombol peringatan yang ada di dekat pintu yang menghubungkan langsung ke Laboratarium Hocval, kerana penasaran aku berlari menuju sumber suara tersebut kepulan asap putih menghalangi pandanganku. Ketika asap itu menghilang aku melihat sebuah pesawat yang terbalik dan aku juga mendengar suara aneh. Saat aku menyelidikinya ternyata
“kamu siapa? Kok ada disini? Mari aku bantu” kata ku pada seekor makhluk seperti manusia wujudnya sama persis dengan manusia tapi matanya yang berbeda matanya yang lebih besar.
Saat aku menawarkan bantuan ia melihat aku dengan tatapan yang jujur membuat aku takut tapi aku gak tega melihatnya tertimpa pesawatnya yang memang tak seperti pesawat biasanya.

Setelah ia bebas, ia menodongkan aku dengan sebuah senjata seperti leser. Aku sangat terkejut saat melihat ia memiliki ekor. Awalnya aku pikir dia manusia tetapi manusia tak memiliki ekor dan aku pun menyimpulkan bahwa dia makhluk luar angkasa (alien). Dengan s Lee dan takut aku pun berlari keluar dari hutan, lalu aku bertemu dengan datuk Lee

“kamu gak apa-apa kan? Kenapa kamu keluar dari hutan itu?” Tanya datuk Lee khawatir
“gak papa Tok , aku bertemu dengan alien Tok . Ayah gak berbohong ayah benar ada makhluk luar angkasa dan ada kehidupan lain selain di bumi Tok ” terangku
“dimana dia sekarang?” Tanya datuk
“di hutan.” Jawab ku

Aku dan Datuk Lee masuk dalam hutan, kami mendapatkan makhluk itu sudah tergeletak dia pingsan. Akhirnya aku dan datuk membawanya ke laboratorium Hocval. Dia terluka dan mengeluarkan cairan berwarna biru di bagian kakinya. Apa itu darahnya? Kami bingung bagaimana cara mengobatinya karna dia bukanlah manusia jadi obatnya gak mungkin sama. Tapi aku nekat memberinya obat dan datuk nekat menjahit lukanya. Dia juga masih tak sadarkan diri, mendengar semua ceritaku datuk menempatkan makhluk itu di ruang isolasi untuk menghindari resiko serangan dan mengikatnya.

Keesokan harinya, kami mengecek keadaannya dan ternyata benar dugaan kami dia mengamuk berontak, tapi untung kami sudah mengikatnya terlebih dahulu. Kami berusaha untuk menenangkannya tetapi dia masih terus berontak, setelah dia melihat luka di kakinya yang telah dijahit oleh datuk perlahan-lahan dia mulai tenang, mungkin dia merasa bahwa kita tak berbahaya baginya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience