#1

Romance Series 1431

"Ayolah Nan temenin gue ke kantin, cacing diperut gue udah pada dangdutan minta dikasih makan."

Kinan berdecak kesal. Sudah 5 menit Keisha terus merengek minta ditemani ke kantin. Kinan bukannya tidak mau mengantar Keisha, hanya saja ia malas bila harus bertemu Alen dikantin. Pasti cowok menyebalkan itu akan mengganggunya.

Keisha menyerigai saat mendengar suara dari perut Kinan. Kinan lapar.

"Gue tau lo laper. Jadi lo udah gak punya alasan buat nolak ajakan gue."

Belum sempat protes Keisha sudah lebih dulu menarik lengan Kinan. Kinan pasrah.

Kinan memakan mi ayam dihadapannya dengan tidak bernafsu. Matanya menjelajah kesana kemari, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada serangan alien--Alen.

Kinan menahan napasnya saat seorang cowok dengan cengiran khas-nya duduk dihadapan Kinan. Cowok itu membawa semangkuk mi ayam dan es teh.

"Kayaknya kita emang jodoh deh Nan, pesen makanan aja bisa samaan kayak gini."

Kinan memutar matanya, ia kesal. Sedangkan Keisha hanya terkikik geli melihat Kinan dicekoki dengan kata-kata receh Alen. Kinan menatap Keisha tajam, memberi isyarat agar cewek itu diam.

"Kalo lo cuma mau ganggu acara makan gue, mending lo pergi. Cari tempat lain."

"Ogah, gue maunya makan disini, enak. Bisa makan satu meja sama calon pacar."

Kinan bergidik geli, ia tak habis pikir jika di muka buni ada spesies cowok agresif seperti Alen. Kinan memejamkan matanya sejenak mencoba menekan rasa kesalnya agar tidak muncul ke permukaan. Ia kembali fokus pada makanannya, memakan mi ayam itu dengan agak terburu-buru. Tujuannya sekarang adalah segera menghabiskan makanannya agar bisa cepat pergi dari kantin yang saat ini terasa bagai neraka. Mungkin perumpamaan kinan terlalu lebay, tapi bodo amatlah. Kinan tidak peduli.

"Makannya jangan buru-buru dong. Entar kalo lo keselek terus mati gimana?"

Kinan melotot, apa barusan cowok alien ini mendoakannya cepat mati?

"Maksud gue entar kalo lo mati gimana sama nasib gue? Lo tega liat gue jadi jomblo abadi?" Alen menjelaskan. Seakan ia mengerti dengan tatapan horor yang barusan Kinan berikan.

"Ya itumah urusan lo. Mau lo jadi jomblo abadi, duda abadi atau apapun itu gue gak peduli."

Alen terkekeh. Dasar idiot, pikir Kinan.

"Lo itu lucu ya Nan, gue jadi makin suka." Ucap Alen, namun tanpa menatap Kinan. Cowok itu fokus menikmati semangkuk mi ayam super pedas miliknya. Sementara Kinan memandang keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi dahi Alen. Alen sadar ia diperhatikan oleh Kinan atau lebih tepat lagi Kinan sedang memperhatikan dahinya.

"Usapin atau apakek, jangan cuma diliatin doang." Ucap Alen.

Kinan menggeleng pelan, bisa-bisanya ia melakukan hal bodoh seperti itu. Pasti cowok itu jadi kepedean dan berpikiran jika Kinan mulai menaruh hati padanya. Tidak-tidak, membayangkannya saja bahkan sudah membuat Kinan jijik.

"Belum kelar berantemnya? Kalo gitu gue balik duluan deh ya." Keisha beranjak dari duduknya, ia meninggalkan Kinan. Kinan tau ini hanya akal-akalan Keisha, karena Kinan bisa melihat ada senyum mencurigakan dibibir Keisha. Mungkin saja Alen sudah bersekongkol dengan Keisha untuk menciptakan momen ini.

Kinan sebenarnya bisa saja pergi. Tapi mengingat mi ayamnya masih banyak dan perutnya juga terus protes minta diisi ia lebih memilih tinggal. Tolong catat, Kinan tidak menyusul Keisha karena dia masih lapar bukan karena ingin menemani Alen.

"Kok gak nyusul Keisha? Ohh gue tau, pasti karena lo mau nemenin gue makan ya?" Alen menaik turunkan Alisnya. Tak lupa dengan senyuman yang terlihat menyebalkan di mata Kinan.

"Gak usar GR. Gue cuma mau ngabisin mi ayam gue." Jawab Kinan ketus tanpa menatap Alen.

"Amasa, gak percaya gue."

Kinan tak menghiraukan ucapan Alen. Menganggap Alen tak ada dihadapannya.

**
Alen mulai berulah lagi guys:'D btw gimana tanggapan kalian ttg cerita ini? Aku butuh kritik dan juga saran, jadi kalo ada sesuatu yang menurut kalian kurang pas tinggal komentar aja yaa.

# SalamEmaknyaAlen:D

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience