BAB 4

Romance Completed 599

Pria itu lalu tersenyum ramah kepadanya. Cynthia lalu menceritakan kondisi Thalia keduanya langsung bergegas menuju rumah sakit. Begitu sampai di sana Cynthia lalu membawa Iskandar ke ruangan anggrek, tempat Thalia dirawat.

Air mata Iskandar tak bisa terbendung begitu melihat Thalia Ia lalu meraih jemari Thalia yang dingin, dengan lirih ia memanggil nama gadis itu, berharap ia cepat menyadarkan diri. Benar saja tak perlu waktu lama, mata Thalia perlahan terbuka.

“Iskandar ?” panggil Thalia lirih.

“Iya. Ini aku.”

“Jangan pergi lagi, kumohon.”

“Tidak akan.” Jawab Iskandar dengan senyum yang merekah di wajahnya.

“Apa hanya aku di sini yang tak paham dengan apa yang terjadi?” Cynthia tiba-tiba saja menyela perbincangan Thalia dan Iskandar . Ibu Thalia lalu menariknya keluar.

“Ada apa, bu?” tanya Cynthia begitu mereka sampai ke taman belakang rumah sakit.

“Bukannya kamu ingin mengetahui apa yang terjadi?”

“Tentu”.

Ibu Thalia menarik nafasnya, “Lima tahu lalu saat kalian telah lulus SMA, Thalia bertemu dengan Iskandar . Saat itu kamu sudah berada di luar negeri. Itu mengapa kamu tidak mengenali Iskandar . Thalia juga hanya menceitakan mengenai Iskandar pada ibu.”

“Iskandar adalah anak seorang petani yang merantau ke sini. Thalia adalah satu-satunya anak ibu. Ibu tak ingin dia sampai salah memilih pasangan hidup. Ibu juga telah berpikir untuk menjodohkannya dengan anak dari seorang konglomerat. Tapi tetap saja, ibu bukan Tuhan yang mampu mengubah perasaan seseorang, sekalipun itu adalah perasaan anak ibu sendiri. Ibu bahkan pernah meminta Iskandar untuk meninggalkan Thalia dan ia melakukannya. Itu semua karena ibu mengancam akan menyuruh orang menyakiti kedua orang tuanya. Sampai setahun yang lalu, Thalia mengalami kecelakaan. Ia tidak fokus mengendarai mobilnya, karena mengingat Iskandar . Itu semua ulah ibu sehingga anak ibu sampai kehilangan ingatannya.”

“Ibu sempat senang saat doktor mengatakan bahwa Thalia kehilangan sebagian ingatannya. Ibu mengira dia akan kehilangan cintanya terhadap Iskandar . Tapi ternyata cinta itu masih ada di hatinya. ibu menyesal memisahkan mereka. Ibu tidak akan melakukannya untuk kedua kalinya. Cukup sudah ibu membuat Thalia menderita. Thalia berhak bahagia dengan orang yang dicintainya.”

Setelah menceritakan semuanya, wanita paruh baya itu terisak sejadi-jadinya. Ia begitu menyesal dengan apa yang telah terjadi. Sudah cukup baginya membuat anak semata wayangnya itu terluka. Sekarang hanya kebahagiaan Thalia yang ia inginkan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience