Hari ke 10
Hari ini sepertinya hari terakhir hujan, aku pun masih belum percaya jika hujan disini bisa betul betul berlangsung 10 hari tiap tahunya, namun hal itu tidak penting, ada hal yang spesial di pagi ini, aku lumayan cukup rapih, memotong rambut, memakai parfum, yang jelas aku ingin terlihat spesial di depan Ines , aku berharap tidak ke geeran, walaupun iya, aku sudah sangat senang bisa bersenda gurau berbagi cerita setiap pagi dengan perempuan tercantik, termanis, terbaik, terlucu, terjail, terusil, terlembut… Cccciiitttt.. braaggg aku pun terhentak seketika kulihat sesosok Ines terhempas di tengah jalan tertabrak mobil… diam tak bergerak.. Dengan secepat kilat kuberlari menerjang hujan yang cukup deras, sakit terasa sangat kurasakan, bukan kerana tetesan air hujan, tapi sakit kerana rasa takut melihat sosok Ines yang tak berdaya… “Ines…” Aku tak tahu harus berbuat apa, kulihat wajah Ines yang tampak menderita, darah bercampur dengan air hujan yang terus tak berhenti jatuh, kucuba untuk sedikit menggerakannya… tak ada respon, seketika itu pun banyak orang datang… Dan sosok yang paling kusayang terbujur kaku.. tidak bergerak.. Dan tidak tersenyum… Tidak.. kulihat sedikit ada senyum di wajahnya.. Tidak.. dia tidak tersenyum… “Ines… bangun Nes… aku udah gak takut Nes.. kita hujan hujanan nih sekarang.. Nes…”
Ambulance pun datang bukan untuku tapi untuk Ines …