BAB 1

Drama Completed 400

Aku anak baru di kota ini, kota yang sangat terik dan panas, di kota ini memang terkenal dalam satu tahun total hujan hanya turun tidak lebih dari 10 hari dan uniknya, dalam 10 hari tersebut hujan tidak akan berhenti, sangat unik memang dan sepertinya penjelasan letak geografis dan anomali yang rumit menjadi penanggung jawab mengapa dalam 10 hari kota ini akan basah terguyur oleh air hujan. Curah hujan yang turun tidak begitu deras sehingga tidak menimbulkan banjir ataupun masalah yang berarti bagi para penduduknya, bahkan disaat hujan datang mereka tampak sangat antusias, anak anak tampak sangat senang bermain dan bermandikan air hujan, tidak begitu banyak kendaraan yang berlalu lalang namun sebaliknya banyak orang orang berhamburan keluar dengan ceria, banyak terlihat payung payung berwarna warni menghiasi jalan kota, ya tampaknya hujan di kota ini suatu hal yang sangat dinanti nantikan.

Kebetulan orangtuaku membuka semacam toko roti kecil, sudah sekitar tiga minggu kami pindah kesini dan mulai hari ini toko roti ini mulai buka dan aku bertugas menjaganya, aku sengaja untuk ijin tidak masuk sekolah selama hujan turun dan menjaga cashier di kedai roti milik ayahku yang berada di lantai bawah rumah kami, ada pengecualian dari sekolah untuk membolehkan diriku untuk tidak bersekolah disaat hujan, terdengar aneh memang tapi betul sekali aku ini seorang yang memiliki penyakit yang cukup langka bisa dibilang aneh tepatnya, disaat terkena air hujan kulit ini terasa sangat sakit seperti terbakar walaupun tidak betul betul terbakar, hanya rasa sakit itu terasa sangat nyata bahkan diriku pernah pengsan ketika kecil saat memberanikan diri untuk merasakan air hujan, hingga saat itu saat melihat hujan diriku merasa melihat ribuan duri panas jatuh dari langit. Sudah berkali kali aku menjalankan terapi namun sampai saat ini belum ada penjelasan tentang penyakit aneh yang ku hidapi ini, untuk saat ini aku hanya bisa menghindarinya entah apakah di hari hari kedepan aku akan sembuh dari penyakit ini.

Disaat aku duduk melihat ramainya keceriaan di luar dan diliputi rasa takut melihat air hujan yang turun dan membasahi jendela kaca toko, seketika aku melihat sesosok perempuan di seberang sedang berdiri dengan payungnya berwarna merah, perempuan tersebut sangat cantik ujarku dalam hati, rambutnya ikal sebahu dengan poni di atas alis yang sepertinya baru saja dia potong sendiri, memakai rok bunga bunga berwarna biru, dan sendal jepit berwarna kuning, dan andai saja aku tidak punya ketakutan ini pasti aku akan keluar dan menyapanya, semakin terus kuamati, perempuan tersebut sepertinya merasa kalau dirinya sedang aku perhatikan, memang jalan di depan rumah ini tidak besar hanya bisa dilewati dua mobil.

Tiba tiba perempuan itu dengan langkah yang cepat menyebrang jalan menuju ke toko roti ini, “duh… tuh cewek kesini gitu?” gumamku dan dengan seketika pintu pun terbuka, “Halo” dengan melemparkan senyuman perempuan itu menyapaku, dan senyum itu sungguh indah sekali, sosok itu luar biasa cantik semakin jelas kulihat kecantikanya, sesaat dia menunduk dengan sedikit kesulitan untuk menutup payungnya, dan tanpa disangka sangka dia menyodorkan tanganya yang basah “hai, aku Ines , aku yang tinggal di rumah seberang, lo baru pindah kan? Baru buka hari ini ya? Wahhh banyak juga rotinya, jadi laper aku ..” dengan seketika aku sambut jabatan tanganya, dari awal aku memang sudah memakai glove sehingga aku tidak merasa takut air hujan di tangan para customer mengenai kulitku “ee. aku bobby.. iya baru sekitar sebulan lah.. iya baru buka…” sambutku sambil sedikit melempar senyuman yang sedikit kaku dan canggung.. “lo pasti udah bosen ya sama hujan, kota ini emang aneh, hujan 10 hari gak berhenti berhenti, tapi lo percaya deh air hujan disini beda, lebay sih.. tapi bener cuba deh lo keluar trus cuba rasain air hujan itu pake tangan lo, atau lebih asik lagi lo maen ujan ujanan kayak anak anak itu tuh…” ujarnya tanpa koma sambil menunjuk ke arah anak anak kecil yang bermain cipratan di atas genangan air hujan, dan kulihat senyumnya yang sangat manis sekali, rupanya terlihat makin cantik jika dilihat dari kiri..

“lucu banget ya…?” seketika dia membalikan mukanya tepat berhadapan di depan mukaku, God dia cantik banget, sangat jelas kerling matanya yang jernih, senyumnya yang manis, kulitnya yang halus dan bersih… “ii.. iya lucu banget mereka, dari tadi aku juga liatin mereka maen, tau gak yang baju item yang megang gayung tuh yang paling bandel, masa temennya disiram siramin pake genangan air pake gayungnya…” seketika kami pun tertawa.. dan anehnya aku merasa akrab, aneh banget pikirku “ehh.. yakin lo merhatiin tuh anak di luar, bukanya merhatiin aku di seberang?” ujarnya iseng dan tetap dengan raut wajahnya yang semakin dilihat semakin cantik “hahaha… who doesnt? Aneh aja mendung mendung gini ada cewek pake payung merah, rok bunga bunga biru, kaos ijo dan sendal kuning” jawabku dengan yang masih kebingungan kenapa bisa seceria ini “hahah… sial lu bob, hari ini aku lagi bolos dan aku gak ada baju lagi, aku tadi lagi nunggu taksi mau ke rumah temen, trus liat elu lagi liatin aku .. yoweis aku samperin deh sekalian kunjungan tetangga” jawabnya tetap dengan senyumnya yang manis “eh bob lo sekolah disini sekolah dimana? Masih seumuran kan sama aku ?” tanyanya, “aku di sma 98, kelas 2, tapi cuti dulu selama hujan ini..” sahutku “Lah kita satu sekolah dooong… sama sama kelas 2 lagi.. 2 apa bob? Wait wait.. cuti? lu kaya bokap bokap aja cuti… emang bisa, lagian cuti apaan? Jagain roti?.. ehhh sori becanda, serius cuti bob?” sahutnya dengan muka penasaran “iya aku punya penyakit aneh, takut sama hujan, jadi kulit aku rasanya kaya terbakar kalo kena air hujan even itu cuma setetes, dan aku pernah jatuh koma gara gara kena aer hujan..” jawabku dengan semakin bingung kenapa bisa terbuka dengan perempuan ini.. “seriously bob? Duh, sayang banget deh bob.. ujan disini beda loh rasanya, beneran deh… udah berobat? Atau terapi gitu? Kali ini mukanya cukup serius dan ada sedikit raut iba, dan entah kenapa aku yakin dia perempuan yang baik “duh udah macem macem Ines, dari modern, psikolog, herbal you name it.. udahlah gak penting, eh ngomong ngomong lo mau beli roti gak? Home made nih bokap yang bikin, gak kalah sama yang di mol mol…” ujarku mengalihkan topik “tapi ini semacam kaya phobia gitu kan?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience