03. hujan

Romance Series 428

"Satu.. Dua.. Tii.."

Keira menghela nafasnya, "Iya-iya!" teriaknya yang sudah memakai sepatu, lalu beranjak naik keatas motor Tenri.

"Kenapa lagi deh?!" Omel Keira karena motornya tidak dinyalakan oleh Tenri.

Tenri melirik kearah Keira lalu berkata, "Berasa ada yang ketinggalan, tapi apaan ya." Tenri memasang raut wajahnya bingung.

Keira memicingkan matanya, melihat-lihat apa yang tertinggal dari tubuh Tenri, lalu mendesah kesal.

"Tas lo yang ketinggalan," Keira memutar bola matanya.

Tenri hanya membalas dengan cengiran khasnya.

"Loh kok belum berangkat?" Tanya Mamah Keira.

Keira menengok kearah sumber suara, "Nungguin Tenri lagi ngampil tas," lalu menunjuk kearah rumah Tenri yang berada disampingnya rumahnya.

Keira mencibik kesal melihat kearah Tenri yang baru keluar rumah, "BURUANNN!!! LAMAA!!!" Teriaknya lantang.

"Iya-iya bawel." Tenri berlari menuju motornya.

Mereka sampai sekolah pada pukul 7 lewat tiga menit, padahal biasanya gerbang sekolah ditutupi tepat pada waktu 7:00 pagi. Beruntung Dewi fortuna sedang berpihak kepada Keira dan Tenri karena gerbang sekolahnya masih setengah terbuka.

Tenri menyengir lebar melihat gerbang didepannya masih bisa dia masuki, "Noh, masih di buka kan," Ucapnya pada Keira dibelakangnya.

"Lah bego! Buru masuk itu mau ditutup!!" Teriak Keira tepat di telinga Tenri.

Tenri mengernyitkan keningnya meringis karena suara teriakan Keira, dia mendengus sebal lalu mempercepat laju kendaraannya.

"MANG JALIII!!! JANGAN DITUTUPP!!!"

Gerbang ditutup tepat sedetik setelah Tenri dan Keira masuk dengan motornya. Mereka menghela nafas lega setelah berhasil masuk.

"Kebiasaan, kalo teriak ditelinga gue," omel Tenri memegang telinganya setelah memarkirkan motornya di parkiran sekolah yang sepi.

Keira melihat ke semua arah penjuru parkiran sekolah untuk melihat seseorang yang sama telat dengan nya, "MAMPUS GA ADA ORANG!!" Teriaknya tidak percaya.

"Lari bego!!!" Tenri menarik tangan Keira untuk ikut berlari dengannya.

Mereka berdua terhenti ketika sampai sudah didepan pintu kelasnya.

Keira menoleh kearah Tenri disampingnya, "Masuk nih serius?" Keira yang sedang memegang knop pintu bertanya pada Tenri, Tenri menganggukan kepalanya yakin.

Mereka berdua memunculkan setengah badannya dari balik pintu, "Assalamu'alaikum," ucap Keira dan Tenri bersama-sama.

"Wa?WINWIN KAMPRETTT!!!"

Keira dan Tenri yang masih di depan pintu menghela nafas lega setelah mendengar teriakan para murid di kelasnya yang normal seperti biasa.

Tenri dan Winwin menyusuri lorong sekolahnya yang masih sepi, karena jam pelajaran kedua yang masih berlangsung.

Mereka berdua berjalan menuju gedung Ipa, disuruh pak Soleh untuk mengambil tumpukan buku paket Sosiologi yang berada di kelas XII-IPA 2.

Ressa yang sedang duduk berkumpul bersama teman-temannya memicingkan matanya menatap Tenri dan Winwin, yang sedang membereskan buku paket di meja guru dengan santai. Ressa kemudian menoleh pada Lena disampingnya lalu menepuk pundak Lena pelan.

Lena menolehkan kepalanya, "Apaan?" Tanyanya pada Ressa. Ressa tidak menjawab, jarinya menyuruh Lena mengarahkan pandangannya pada dua pria yang berada di kelasnya.

Lena tersenyum lebar lalu melangkahkan kakinya, "Eh, Tenri?!" Lena berteriak memanggil Tenri yang sudah melangkah keluar dari kelasnya.

Tenri menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang.

Gadis itu mengulurkan tangannya, "gue Lena," sapanya dengan senyum manis.

+ COUSIN +

Bel pulang sekolah telah berdering sejak setengah jam yang lalu, namun Keira dan Tenri masih setia duduk di bangku taman sekolahnya.

Keira menghela nafas pelan, "ini lo serius mau nunggu mendung reda?" Keira bertanya pada Tenri disampingnya, yang sibuk sendiri dengan ponselnya.

Tenri hanya berdeham pelan, malas menjawabnya.

Keira melihat kearah Tenri kesal, "Ngomong kek, macem bisu lo."

Tenri mendesah pelan, "Masih mendung. entar kehujanan di jalan, enggak enak. Gue juga enggak bawa jas hujan," tuturnya tangannya membuka tas punggung, lalu menaruh ponselnya.

"Neduh lah! masa hujan lo terobos," kata Keira geram.

"Ya makanya nunggu mendung reda," ucap Tenri yang sedang memandangi langit.

"Mana ada mendung reda!"

"Shit! Lo sih bacot mulu ujan kan!"

"Bacot! Cepet neduh!" Omel Keira, mereka berlari kearah pohon rindang yang berada di dekat mereka.

Hujan berlangsung selama beberapa menit lalu mereda, tidak terlalu deras namun cukup untuk membuat baju mereka berdua basah kuyup, walaupun mereka sudah berlindung dibawah pohon rindang.

Tenri melirik kearah Keira yang berada disampingnya, dengan cepat dia memalingkan mukanya kearah samping. Dia melepaskan jaketnya lalu berkata, "Nih pake," Kata Tenri, yang sudah menyampirkan jaketnya yang sudah basah ke tubuh Keira.

Keira menoleh, "enak aja, udah basah baru dikasih ke gue." omelnya lalu melepaskan jaketnya, namun ditahan oleh Tenri.

"Pake aja, jangan bawel." Kata Tenri berbicara tepat menatap matanya, lalu melengos kearah lain.

Keira mengernyit bingung lalu matanya melirik kearah bawah, dengan cepat dia merapatkan jaketnya yang hanya tersampir di punggungnya. Keira mendengus kesal kemudian merutuki kebodohan dirinya sendiri.

Hujan sudah mulai mereda, Tenri dan Keira menuntun kakinya menuju kearah parkiran motor yang mulai ramai dengan orang yang ingin keluar dari sekolah ini.

Keira dan Tenri tidak sadar jika ada motor yang berada disamping mereka melaju dengan cepat, tepat ketika mereka disamping kubangan mereka berhenti karena terguyur air kotor bekas hujan tadi.

"Aish, WOI!!!"

Mereka mendengus kasar, lalu tertawa terbahak-bahak melihat masing-masing diri mereka sendiri. Kedinginan, basah kuyup, dan kotor, mengenaskan memang.

Mau tidak mau mereka berdua harus pulang dengan baju yang sudah basah kuyup karena kehujanan ditambah kotor terguyur air kubangan.

+ COUSIN +

“Sangat mudah untuk membuat diriku bahagia, tertawalah bersama ku sampai kau merasa lelah.”

? Keira Anastasia.

To Be Continued.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience