Twice

Romance Completed 3772

Karyn mencoba berjalan melangkahkan kakinya secepat mungkin. Dia mencoba untuk meninggalkan Derin.

Sudah beberapa minggu ini Karyn mencoba menjauhinya. Namun Derin tak pernah lelah untuk terus mendekati Karyn. Bahkan dia sangat merasa heran kenapa gadis itu berubah seperti sekarang ini.

" Karyn. "

Derin berhasil menangkap tangan kanan Karyn. Mau tak mau Karyn harus menghentikan langkahnya dan berbelik menghadap Derin.

* Karyn POV

Sentuhan ini sungguh-sungguh dapat membuat ku lumpuh seketika. Hanya di pegangnya saja sudah dapat membuat ku seperti ini. Sebenarnya aku merindukan sentuhan darinya , aku merindukan perhatian-perhatian kecil yang di berikan Derin kepada ku.

Tapi aku harus merelakan itu semua. Aku tak boleh egois. Bagaimanapun , yang aku lakukan sekarang ini semata-mata hanya untuk Derin.

Semenjak 3 minggu terakhir , aku selalu menjauhinya. Bukan karena kami memiliki masalah serius , ataupun dia yang bertindak kurang ajar padaku.

Derin orang yang sangat baik. Dari awal dia pindah ke sekolah ku , kami selalu berdua. Tak ada masalah diantara kami. Bahkan dia beberapa kali datang kerumah ku untuk bermain bersama Dino , adik ku.

Aku menjauhinya karena aku sadar satu hal. Dia hanya berteman dengan ku. Dia selalu bersama ku. Walaupun kami berbeda kelas. Banyak anak di sekolah yang tidak suka dengan keberadaan ku disekitar Derin. Bahkan banyak yang menduga aku dan Derin berpacaran.

Aku tak ingin dia seperti aku. Aku tak ingin dia hanya berteman dengan ku. Jadi ku putuskan , aku harus menjauhi Derin. Ini demi Derin.

Merasa dijauhi , Derin sering kali mencoba meminta penjelasan dari ku. Dan selalu saja ku jawab aku tak memiliki waktu untuk berbicara dengannya , lalu buru-buru pergi. Tapi dia terus saja mendesakku.

Seperti kali ini kami tak sengaja bertemu di minimarket dekat rumahku. Aku terkejut akan kehadirannya , cepat-cepat ku bayar belanjaan ku.

Aku berusaha menghindar , tapi gagal. Kali ini dia berhasil memegang tanganku. Mau tak mau aku harus membalikkan badan ku melihatnya. Ku tatap mata teduh milik Derin , mata itu selalu berhasil membuatku seperti tenggelam dan tak berkutik dibuatnya.

" Bisa kita ngomong sebentar? " tanya Derin dengan suara yang rendah.

Ingin sekali aku menolaknya mentah-mentah dan pergi berlari meninggalkannya. Tapi ntah perintah dari mana , kepala ku tiba-tiba mengangguk menjawab permintaannya.

Melihat anggukan ku , langsung membuat sebuah ukiran senyum yang indah di wajah tampannya. Namun senyum itu tak seindah seperti senyum-senyum sebelumnya. Seperti ada sesuatu yang menyakitkan di dalamnya. Seperti sebuah senyuman yang sangat getir.

Apakah aku yang membuat senyum mu seperti itu?

* * * * * *

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience