First

Romance Completed 3772

Dress merah selutut,make up yang natural dan sepatu berhak tinggi warna hitam menutup penampilan seorang gadis cantik untuk malam ini. Gadis itu memang tidak berpenampilan menonjol, tapi ini lebih dari cukup untuk membuatnya terlihat cantik.

" Karynn...." panggil seorang wanita sambil berteriak dari lantai bawah.

" Iya ma...." jawab gadis itu tak kalah nyaring nya dengan suara mama nya.

" Ini loh, Derin nya udah dateng...."

"Hah? Derin udah dateng?" Lirihnya pelan.

"Iya ma, suruh nunggu bentar"
Langsung saja gadis itu mengambil tas jinjing pemberian Derin yang selalu ia pakai jika berjalan-jalan dengan nya dan cepat-cepat keluar kamar.

Karyn menuruni tangga secara perlahan. Gadis itu tak ingin terpelesat dan malu di depan Derin, dia benar-benar tak ingin hal itu sampai terjadi.

Ketika sampai di bawah, terlihat seorang pria tampan mengenakan jas hitam dan kemeja putih berdasi dengan bawahan celana kain berwarna hitam yang serasi dengan kemeja dan jas yang ia kenakan.

" Apakah aku tidak salah lihat?
Derin, pangeran ku, mengenakan jas dan kemeja?
Apakah ini sungguhan?
Biasanya ia hanya mengenakan kemeja kotak-kotak nya." ucap Karyn dalam hati

* Karyn POV

"Tante, Derin berangkat dulu ya" pamit Derin.

"Oh iya, hati-hati ya, bawa mobil nya jangan ngebut" nasihat mama ku.

"Iya maa..." jawab ku sambil mencium tangan mama ku.
Derin juga melakukan hal yang aku lakukan, ia mencium tangan mama ku.
Walau pun sebenar nya Mama Melly bukan lah mama kandung ku, aku diangkat nya sebagai anak ketika umur ku 5 tahun.
Orang tua kandung ku meninggal karena kecelakaan ketika umur ku 3 tahun,masih terlalu kecil untuk aku mengingat tentang mereka. Yang aku ingat tentang mereka hanya lah bahwa mereka sangat menyayangi ku.

Ketika sampai di teras, Seperti biasa, ia selalu membuka kan pintu mobil untuk ku, Derin selalu memperlakukan ku layak nya seorang putri kerajaan.

Di dalam mobil, aku langsung mulai berbincang dengan nya.

"Sebenar nya kita mau kemana?" Tanya ku dengan melihat wajah nya yang serius menjalan kan mobil.

"Kita mau ke acara pernikahan teman nya papa"

"Oh..." jawab ku dengan membentuk bibir ku seperti huruf O.

"Tapi kita pergi ke tempat lain aja ya?" Ucap nya tiba-tiba.

"Loh kok?"

"Kita pergi ke suatu tempat yang indah."

"Iya deh."

 * * * * * *

Derin membuka kain penutup mata yang dari tadi di ikatkan nya untuk menutup mata ku. Ketika ia membuka nya, samar-samar ku lihat cahaya redup yang indah.

Ketika ku buka mata ku, aku melihat ribuan bintang dan ratusan lilin yang api nya meliuk-liuk bagaikan menari bersama angin.

"Indah banget" lirih ku sambil tersenyum dan menggenggam tangan nya.

"Aku menyayangi mu, Karyna"
Ucap nya yang mengagetkan ku, aku yakin sekarang pipi ku sedang bersemu merah.

"Aaa... akuu.... aku jugaaa."

Aku gugup dengan jantung yang berdebar-debar. Aku yakin Derin pasti bisa mendengar detak jantung ku yang menggebu-gebu seperti drum.

"Kamu masih saja seperti dulu." Jawab nya sambil tersenyum jahil.
Ia membawa ku duduk di bangku panjang yang berada di dekat lilin-lilin itu.

"Mari menghitung" lanjut nya.

"Menghitung apa?"

"Mari menghitung bintang di langit"

"Itu sangat banyak"

"Sama banyak nya dengan rasa sayang ku untuk mu, tak dapat kau hitung."

Derin berhasil membuat hati ku semakin berdegup kencang. Aku yakin sekarang warna pipi ku sama merah nya dengan dress yang aku pakai.

"Apa kah kamu menyayangi ku?" Tanya Derin di tengah-tengah kesunyian.

"Sudah pasti.
Kenapa kamu menanyakan hal itu?
Apakah kamu meragukan hal itu?"
Ku alihkan pandangan ku menatap matanya.

"Aku tidak pernah meragukan hal itu sekali pun, aku hanya menanyakan nya kepada mu.
Aku tau kamu menyayangi ku seperti aku menyayangi mu. Tapi, apakah kamu akan tetap mengingat ku jika kita berpisah?" Pertanyaan nya bagaikan petir di siang bolong.

"Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan hal itu?
Dan kenapa kita harus berpisah?" Ucap ku dengan mata berkaca-kaca.

"Pasti ada saat nya kita berpisah. Entah cepat atau lambat, hal itu akan terjadi.
Dan aku hanya ingin memastikan, apakah hati mu tetap menjadi milik ku jika saat itu datang."

"Hati ku tetap menjadi milik mu sampai kapan pun."

"Selama nya?"

"Selamanya."

"Walau pun bumi bergoncang dan memusnah kan seluruh isi nya?"

"Ya, kamu tetap ada di hati ku selamanya" ucap ku yakin.

Derin hanya diam dan tersenyum manis kepada ku,senyumannya yang selalu membuat hati ku meleleh tiap kali melihat nya. Senyuman yang sejak dulu membuat ku jatuh hati kepada nya.

* * * * * *

* * FLASHBACK * *

"Apa kah kau baik-baik saja?"
Tanya seorang pria berkulit putih yang tampan. Seakan-akan aku sedang melihat malaikat Tuhan yang turun dari surga. Aku terpaku menatap nya.

"Hei.." ucap nya sambil mengibas-ibas kan tangan nya di depan muka ku.

"Eh... ehh.. ya, aku baik-baik saja." Ucap ku sambil berdiri dan pergi meninggalkan nya, aku masih ingat dengan tugasku. Aku kembali berlari agar segera sampai di sekolah lebih awal.

* * * * * *

" Nama saya Derin , saya akan bersekolah disini selama beberapa waktu. Saya adalah siswa pertukaran pelajar dari Jakarta. Senang bisa bersekolah disini dan bertemu kalian. Mohon bantuannya ya. "

Itu merupakan suara dari kelas sebelah. Kelas 11 Ipa 1. Samar-samar aku mendengar teman-teman ku berbicara menyebut-nyebut " Anak baru ".

Aku tak mengerti apa maksud mereka. Walaupun kami sudah kelas 11 , aku tak memiliki teman dekat di kelas ku ini. Mungkin karena sifat pendiamku yang membuat mereka menyerah mendekati dan berteman dengan ku. Tapi itu tak masalah bagiku , aku yakin aku bisa melakukan semuanya tanpa bantuan mereka. Terkadang aku berspekulasi bahwa teman itu hanya akan datang padamu saat mereka membutuhkanmu.

* * * * * *

" Hai. " ucap seseorang sambil duduk di sebelah ku. Sekarang aku sedang duduk di kantin karena di kelas sedang tidak ada guru.

Aku mencoba mendongak , mengalihkan tatapan ku dari novel ini untuk melihat siapa yg menyapa ku.

Wajah itu lagi. Aku terpukau , terpaku menatap seorang lelaki yang berada disebelah ku saat ini. Wajah yang 3 hari lalu aku lihat. Apakah Tuhan benar-benar menurunkan Malaikat nya?

* * * * * *

" Jadi ini rumahmu? " tanya Derin saat kami sudah sampai di depan gerbang rumah ku.

Sudah beberapa minggu ini kami dekat. Semenjak kejadian di kantin saat itu , aku mulai mengenalnya sebagai seorang malaikat baik. Hari ini kami jalan kaki bersama untuk pulang kerumah. Dia mengantarkan ku hingga depan gerbang.

" Deket ya. " ucap Derin sambil tersenyum.

" Deket? " aku mengkerutkan dahi mendengar ucapannya.

" Iya deket. "

" Kita aja jalannya sampe 1 jam, kamu bilang deket dari mananya coba? "

" Sejauh apapun aku jalan , asalkan sama kamu. Itu nggak berarti bagiku. "

Aku terdiam. Ini pertama kalinya seorang laki-laki mengatakan hal seperti ini kepada ku. Dan Derin benar-benar berhasil membuat jantungku bereaksi , berdebar kencang hingga 5kali lebih cepat dari biasanya.

" Aku pulang duluan deh ya. Udah sore. " Pamit Derin.

" Iya. " jawabku sambil menganggukkan kepala ku.

Aku memperhatikan dia berjalan meninggalkan rumahku. Ku tatap punggungnya hingga tak lagi dapat dilihat oleh mataku.

* * * * * *

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience