pertemuan

Romance Series 3609

Setelah selesai mata kuliah pak dedi. Dimas dan Azril pun menuju perpustakaan untuk mencari buku yang mereka butuhkan untuk tugas yang diberi pak dedi. Saat sampai di perpustakaan tak sengaja Azril melihat Ziya yang sedang membaca buku. Azril pun menghampiri Ziya. "maaf... Apakah ini punya kamu? " ucap Azril sambil menyodorkan bros itu. "mmmm iya.. Bagaimana bisa ada padamu?"tanya Ziya. "oh... Ini terjatuh saat tempo lalu kita tabrakan. " jelas Azril. "terimakasih." ucap Ziya. Karena tidak ingin berlama-lama dengan laki-laki yang bukan mahromnya.  Ziya pun merapihkan bukunya yang berserakan dan pamit kepada azril dan temannya.  "terima kasih sudah mau memberi bros ini.  Saya ingin pulang dulu. Assalamualaikum." ucap Ziya sopan.  "oh iya...  Walaikumsallam." balas Azril.  Saat Ziya sudah di ambang pintu Azril pun ingat jika mereka belum berkenalan.  Dengan cepat Azril berlari mengejar Ziya lalu di ikuti dengan dimas. Karena sudah terlalu jauh.  Azril pun kehilangan jejak.  "kenapa zril kok ngejar dia?" tanya dimas terengah-engah. "aku ingin tau namanya." jelas Azril.  "astagfirullah...  Kenapa nggak bilang dari tadi zril. " ucap dimas.  Mata Azril melirik dimas sambil mengangkat sebelah alisnya. "satu kampus tuh tau siapa dia zril. Dia udah shalehah,baik hati, rajin, terus pintar lagi." jelas dimas yang membuat Azril menganga.  "namanya 
Faradina Assyfa Naziya. Biasa di panggil Ziya." jelas dimas yang membuat Azril tersontak kaget.  "apa? Dia biasa di panggil Ziya?" ucap Azril yang di balas anggukan oleh dimas. "kamu tau nggak?" tanya azril yang di balas gelengan oleh dimas. "dia itu teman aku waktu kecil!" jelas Azril. Mata dimas membalalak "ahh kamu bercanda ya zril?" sambil menyenggol pelan tangan Azril.  "sumpah deh. " tegas Azril. "bisa aja salah orang. Emang tau mukanya?" tanya dimas.  "muka sih udah lupa." sambil menggaruk bagian belakangnya yang tidak gatal. "tapi nama nggak mungkin ada yang sama persis kaya dia." ujar Azril. "nah mending kita pastiin dulu kalau emang dia teman masa kecil kamu. " saran dimas sambil menepuk-nepuk bahu Azril. Azril mengangguk pelan menandakan bahwa dia kecewa tidak bisa mengejar dan menanyakan nama Wanita bercadar itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience