Rate

Mita

Romance Series 3013

Dua hari lagi pernikahan Mita, saudara kembar Ku. Hampir sebulan ini Aku membujuk papa untuk memperbolehkan aku pergi menghadiri pesta pernikahan Mita. Tapi papa tetap nggak mau memberikan izin untuk aku bertemu dengan Mita ataupun mama.

Semenjak percaraian papa dan mama. Aku dan Mita harus terpisah. Pengadilan memutuskan kalau Aku ikut dengan papa dan Mita ikut dengan mama. Saat itu usia kami baru beranjak sepuluh tahun. Jadi Mau nggak mau kami harus mengikuti hasil keputusan dari pengadilan.

Dan semenjak itu aku dan Mita tidak pernah bertemu. Karena papa membawa Aku keluar negri, dan papa juga melarang Aku mencari tau tentang mama dan Mita apalagi berhubungan dengan mereka.

Sampai sebulan yang lalu ada yang menelphone Ku....

Mita.... ya... Mita yang menelphone ku. Mita mengatakan kalau dirinya akan menikah.

Seharunya Mita bahagia karena akan menikah, tapi suaranya di telphone begitu memilukan. Beberapa kali terdengar isakan. Saat Aku bertanya padanya, Mita selalu berkata kalau ini tangisan bahagianya. Dan dia ingin sekali kalau aku dan papa hadir di pernikahannya. Sebagai kado terakhir untuknya.

Aku terhenyak, saat Mita mengatakan KADO TERAKHIR, tiba-tiba saja ada perasaan sakit di hatiku. Dan itu membuat aku selalu cemas setiap aku memikirkannya. Itu pertama dan terakhir kalinya Mita menghubungi ku setelah kami dipisahkan. Saat aku ingin menghubunginya lagi, telphonenya selalu aja tidak bisa di hubungi. Dan itu benar-benar membuat ku khawatir.

" Paaaaa.... " ucap ku pelan saat menghampiri papa yang sedang menikmati tehnya di taman belakang.

" Nggak boleh... papa nggak akan ngizinin kamu.. " Ketus papa,  seolah-olah papa sudah tau apa yang ingin aku katakan.

" Pa.... Mita kan juga anak papa. Dua hari lagi dia akan menikah, masa papa nggak mau menghadiri pernikahannya ??? Paaaaa.... "

" Sayang... bukannya papa nggak mau melihat Mita menikah tapi papa nggak mau melihat mama kamu sayang... "

" Tapi pa...... Mita kan putri papa juga, wajar kalau dia berharap papa akan hadir dan menikahkan dia. Paaaa... please...... " Papa hanya menatap ku  yang menatapnya dengan tatapan memelas.

Selama ini aku merindukan mama dan Mita, tapi tak pernah aku katakan sedikitpun dengan papa. Karena aku tau kalau papa benar-benar terluka dengan perceraiannya. Bahkan sampai sekarang papa nggak mau menikah lagi karena takut terluka lagi.

"Paaaa.... demi Casandra dan Mita " Pelukku dan papa membalas pelukkanku erat.

" papa sangat sayang sama kamu dan mita, tapi papa....... " papa menghentikan kata-katanya, suara papa berubah menjadi serak. Ada buliran air mata yang tergenang di mata papa.

" Paaaa.... kita akan pergi sebentar dan pulang. Kita akan hanya bertemu dengan mita. " Pinta ku pelan dan merasakan anggukan kepala papa. Aku senang sekali memikirkan kalau aku akan bertemu lagi dengan Mita saudara kembar ku yang slama ini aku rindukan.

" Aduuuuhhhh sakit sayang, apa kamu mau mematahkan tulang papa yang sudah rapuh ini" rintih papa karena aku terlalu keras memeluknya, aku terlalu bahagia karena papa mau menghadiri pernikahan Mita.

" Maaf paaaaa... " Ucapku sambil tersenyum tipis dan dibalas dengan senyuman papa yang penuh dengan kharisma. Papa membelai rambut ku dan kemudian mengacak-acaknya membuat aku kesal. Sampai sekarang, papa masih menganggap ku anak kecil.

" Kok anak papa jadi manyun gini sich ??? hmmmmm ya udah kalau manyun terus, papa nggak jadi dech pulang ke indonesia " Ngambek papa, sontak membuat aku melebarkan senyuman termanis yang aku punya.

" Pa.... Casandra bantu papa beresin pakaian yach " Ucap ku manja. Papa mengangguk pelan sambil menelphone Om Albert sahabat papa yang punya perusahaan traveling.

******

Akhirnya aku tiba di rumah Mita. Aku sangat senang sekali, akhirnya aku akan bertemu dengan Mita dan mama. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan sama Mita. Saking senangnya aku nggak bisa tidur waktu di pesawat.

" ayo pa... " Ucap ku girang saat ingin  memasuki rumah mita. " Maaf bu.. mita nya ada ??" Tanya ku pelan saat ada seorang wanita paruh baya yang membukakan pagar.

" Maafff... non ini siapa ??? "

" Saya Casandra dan ini papa saya " ucap ku pelan dan sedikit salah tingkah karena wanita itu terus saja melihat ke arahku dan papa. Aku dan mita memang saudara kembar tapi kami bukan kembar identik. Jadi paras kami berbeda. Kata paman dan bibi, aku lebih mirip papa dan mita lebih mirip mama.

" Siapa bi .... ??? " terdengar suara yang berteriak di dalam rumah. Suara itu.... suara itu seperti suara yang aku kenal.

" Mitaa..... " gumam ku pelan.

" Katanya namanya Cassandra non.... "

" Cassandra..." Teriak mita girang dan berlari ke luar.

" Mita..... " Teriakku sambil memeluk Mita erat. Akhirnya setelah empat belas tahun terpisah hari ini aku bertemu lagi dengan mita. " Itu papa... " Tunjukku. Mita berlari ke arah papa dan memeluk erat papa, begitu juga papa.

Akhirnya kerinduan kami terobati. Apalagi papa. Selama ini, papa sangat merindukan mita. Tapi selalu dia tepis perasaan itu karena ego nya yang tidak ingin bertemu sama mama. Beberapa kali aku memergoki papa sedang mencium foto ku dan mita waktu kami masih kecil.

" ayo pa... masuk " Ucap mita sambil menarik tangan papa namun di tepis papa.

" papa dan cassandra akan menginap di hotel sayang.... " ucap papa lembut sambil membelai rambut mita.

" Tapi paaa......... " rintih mita sedikit kecewa.

" Mitaaaa..... papa nggak ingin bertemu sama mama " bisik ku pelan dan membuat mita tersenyum sendu. Matanya yang tampak bahagia berubah menjadi sedih.

" Pa... Ca... mama sudah tiada empat tahun lalu. "

" Apaaaaaa... " kaget ku. Aku menatap papa yang kelihatannya kaget mendengar ucapan mita. "maaf kalau selama ini aku nggak pernah mengabari kalian... saat itu aku nggak tau harus menghubungi kalian dimana ?? aku nggak tau alamat kalian dan aku nggak punya no telphone kalian.. "

Papa dan aku langsung memeluk mita yang menangis. Aku merasakan bagaimana sulitnya kehidupannya setelah mama tiada. Mita harus berjuang sendiri disini. Sedangkan aku dan papa berada di tempat yang jauh.

"MMmmmm kok kita malah berpelukkan disini seperti teletabis aja.. BERPELUKKAN " ucap ku pelan berusaha mencairkan suasana yang sedikit ...... sedih.

" Papa mau kan nginap disini ??? " pinta mita sedikit memaksa. Dan papa mengangguk pelan dengan senyumannya yang penuh kharisma. Dari tadi papa nggak henti-hentinya memeluk mita. Jujur aja, aku sedikit cemburu melihatnya. Karena selama ini papa hanya memeluk dan memanjakan aku saja. Dan sekarang.... uhhhmmmm ya sudah lah. Kalau sekarang aku ngambek karena cemburu dengan mita, pasti aku yang akan jadi bahan ledekan papa. Lagian aku juga nggak mau merusak suasana bahagia ini. Akhirnya aku dan papa bisa bertemu dengan mita walaupun aku nggak pernah bisa bertemu lagi dengan mama.

" Innnnniiii... " kaget papa saat memasuki rumah mita yang disana penuh dengan foto keluarga kami dulu. Mita menyuruh Mang Ujang salah satu pelayan di rumahnya untuk meletakkan koper papa ke kamar mama dan koper ku ke kamar tamu.

" Semenjak papa dan mama bercerai, ada seorang wanita yang datang kerumah kami. Dia bilang kalau selama ini dia disuruh orang untuk menjebak papa. Saat mama tau, mama langsung mencari papa. Tapi mama terlambat, papa sudah pergi ke Amerika. "

" Kalian benar ke Amerika ??? " tanya ku kaget karena aku pernah mendengar kalau mama dan mita sedang mencari aku. Tapi aku nggak pernah mengatakan itu sama papa karena takut papa marah. Semenjak perceraian itu, papa yang dikenal dengan kelembutannya berubah lebih emosian. Kadang aku bingung dengan sikap papa yang suka berubah-ubah. Kadang lembut, kadang kasar. Tapi seiring waktu aku memahami, kalau selama ini papa sangat tersakiti atas perceraiannya.

"Iaa...Kami sempat mencari kalian disana. Tapi kalian sudah pindah, dan nggak ada yang tau kalian pindah dimana. Mama putus asa, dan sampai akhirnya mama jatuh sakit. Selama sakit mama selalu saja menyuruhku mencari kalian. Dan akhirnya aku mendapatkan no hape Cassandra dari temannya yang juga teman ku satu kantor. "

" Siapa .... ????"

" Alexa "

" Alexa Andriani ??? " Mita menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

" Waktu itu juga aku nggak sengaja melihat foto wisuda kalian di meja Alexa. "

" Yaaaa ampun alexa.... " Ucap ku kesal sambil menepuk jidad ku.

" kenapa sayang ??? " Tanya papa pelan.

" Alexa... dasar oon nya nggak pernah ilang. Cassandra udah pernah bilang sama dia, kalau pulang ke indonesia tolong bantu caca cari mita dan mama. " ucap ku keceplosan dan langsung menatap wajah papa yang hanya tersenyum tipis. " Maaf pa... caca nggak bilang-bilang sama papa. Caca takut papa marah kalau caca cari tau tentang mama " ucapku sedikit takut.

" Mmmm kok jadi panjang lebar gini ngomongnya. Cassandra dan papa pasti capex banget, kalian mau istirahat dulu atau mau makan ?? "

" Makannnnn " Teriakku semangat karena perutku sudah dari tadi keroncongan. Cacing didalam sudah pada teriak-teriak dan siap mengomandangkan peperangan kalau nggak segera diisi

" Ya ampun sayang.. jaga sikapnya.. malu kan diliatin orang " Ucap papa pelan yang dari dulu memang mengajarkan aku untuk menjadi wanita yang girly, tapi dasar aku nya aja yang slalu suka membuat papa marah. Jadi aku nggak pernah mengikuti perintah papa.

Aku hanya mengangguk pelan sambil memajukan bibir membuat mita tertawa terbahak-bahak kemudian papa juga mengikuti mita. Membuat aku semakin kesal sekaligus bahagia.

" Mita... ntar malam aku tidur bareng kamu yach ??? " Pinta ku manja. Tapi mita menggeleng dengan tersenyum. " ichhh kok nggak mau sich ??? "

" Malam ini aku pengen tidur ma papa " Ucap mita lembut. Mita dari dulu nggak pernah berubah, sikapnya itu lembut banget. Pantas aja dulu waktu kecil dia suka di bully ma teman-teman. Untung aja dulu ada aku yang slalu ngebelanya.

" Paaaa.... "

" Iya... kamu boleh kok tidur ma papa " Ucap papa lembut sambil membelai rambut mita dan lagi-lagi membuat aku cemburu.

" Uhhhhmmmmmm " Desah ku.

" Mau kemana ?? " Tanya mita pelan saat melihat ku beranjak pergi.

" Mau tidur... "

" Katanya laper... Bi inah udah buatkan makanan kesukaan kamu "

" Udah kenyang.... " ketus ku membuat mita tertawa geli.

" haahaaaa Carissa nggak berubah yach pa "

" Makin tambah parah " timpal papa meledek aku.

Aku melihat ke arah jam tanganku yang sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Perutku terasa lapar banget. Karena tadi aku ngambek ma papa dan mita yang ngeledekku, jadi aku nggak ikut makan bareng mereka malah tertidur dikamar. Mungkin karena capek juga. Dan sekarang aku pengen makan. Laper banget... hikkssss

" Sepertinya semuanya sudah pada tidur " ucapku pelan berusaha tidak berisik. Aku membuka kulkas di dampur, mau liat apa disana ada makanan yang bisa dimakan. Ternyata nggak ada. Di lemari juga nggak ada persedian mie instan. Aduhhhhh mana laper banget lagi. Mau keluar aku nggak tau jalan. Mau delevery juga nggak tau nomornya. Bangunin mita ??? mmmm dia pasti sudah tidur, lagian kasian kalau dibangunkan. Besokkan hari penting buat mita.

" Non.... " tegur bi Inah membuat aku kaget.

" Bi inah.... ngagetin aja. Ini bi, aku laper. Tapi tadi aku liat di kulkas dan lemari nggak ada makanan. "

"Mau bibi buatin makanan non ??? " ucap bi Inah kasihan yang melihat muka ku sudah meringis kelaparan.

" Mmmmm boleh, tapi aku pengen makan bakso ni bi.... "

" Bakso ???? " Ucap bi Inah pelan. Aku mengangguk. Bi inah berlari kecil ke kamar mang ujang dan menyuruh mang ujang belikan aku bakso.

" Mang.... kita pergi barengan aja yuk " pinta ku sedikit memohon. Bi Inah dan mang ujang saling berpandangan, kalau mereka pergi tengah malam gini ntar mita akan marah. Tapi kalau mereka nggak menemani cassandra cari bakso mereka juga akan di marahin.

" Tenang aja bi... mita nggak akan marah kok " Ucap ku pelan karena dari tadi aku melihat ada rasa ketakutan di wajah mereka. Mang ujang pun segera mengeluarkan mobil dan menemani aku mencari warung bakso yang masih buka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience