Rate

Salah Paham

Romance Series 3012

            

" Pa .... Cassandra menerima pernikahan ini " Ucap ku lantang sontak membuat semua orang terperangah melihat ke arah ku.

Aku puas banget ngeliat dia terpelongo dengan wajah bingungnya. Hmmm emangnya Cuma lo aja yang bisa ngerjain aku. Kalau aja tadi Mang Ujang nggak cerita, pasti sekarang aku masih seperti orang bodoh yang menangis di dalam kamar.

Berani-berani nya lo main-main ma Cassandra. Belum tau dia siapa Cassandra sebenarnya. Hmmm lo jual gue beli.

" Ini pertarungan kita, jangan libatkan papa gue. Atau gue akan buat hidup lo menderita " Gumamku dalam hati, semakin geram melihat tingkahnya.

" Tunggu... Tungguu... Sebenarnya ada apa sich ??? Gue jadi bingung " Ucap kak Ardha berusaha menelaah situasi yang terjadi

" Syukurlah.. kalau lo bersedia " Ucapnya sambil tersenyum. Ehhhmm senyum palsu, dia benar-benar aktor handal. Dalam situasi genting seperti ini dia masih bisa tersenyum santai. Dasar nggak punya hati. Bisa-bisa nya dia berbuat seperti ini hanya ingin balas dendam padaku, tanpa memikirkan perasaan papa.

Kalau aku sendiri yang merasa tersakiti, aku nggak apa-apa. Tapi dia tlah menyakiti hati papa, orang yang paling aku sayang di dunia ini melebihi rasa sayangku pada diriku sendiri. Dasar cowok LICIK.

" Dit.... lo masih hutang penjelasan ma gue " Ketus Kak Ardha kesal karena dari tadi nggak ada yang menanggapi pertanyaannya.

" Bair gue jelasin Let... " Ucap Mita pelan berusaha menenangkan Kak Ardha yang mulai emosi karna di kacangin dari tadi. Gawat kalau Kak Ardha ngamuk disini, bisa-bisa rumah Mita hancur nggak berbentuk. Maklum Ardha kalau udah ngamuk seperti kerasukan setan.

" Lo duduk dulu, gimana gue bisa cerita kalau lo berdiri aja gitu " protes Mita dan langsung di ikuti Kak Ardha. Ardha sudah siap memasang kupingnya untuk mendengarkan penjelasan dari Mita.

" Wahhhh... gila.... gila banget... Nggak mungkin.... " Cerocos Kak Ardha nggak jelas setelah mendengar cerita Mita.

" Let... lo stress yach ??? " Tanya Mita bingung sekaligus ngeledek tingkah bego sahabatnya itu.

" Ya iyalah gue stress... gue nggak nyangka aja, adik gue yang gue kenal dengan ... hmmmm .... " Kak Ardha menghentikan kata-katanya. Kalau dia terus bicara, nanti pasti akan banyak pertanyaan lagi dari papa mita. Karena sekarang jelas sekali dari raut wajah papa mita yang antusias banget pengen dengar lanjutan dari kata-kata Kak Ardha.

" Papa ma mama tau ??? " Tanya Kak Ardha berusaha mengalihkan tatapan mengerikan dari Papa Mita, Mas Evan dan tentunya Cassandra.

Arditya menggeleng dengan tersenyum paksa. Kak Ardha menghembuskan nafasnya dengan keras. Dan lagi-lagi sikapnya menjadi pusat perhatian disana.

" Kenapa dengan orang tua lo ??? " Bisik Mita pada sahabatnya yang dari tadi duduk disampingnya.

" Orang tua gue tuch sedikit beda dengan orang tua pada umumnya "

" Maksud lo ??? " Tanya Mita sambil mengerutkan dahinya. Selama ini Kak Ardha memang nggak pernah cerita tentang keluarganya. Buktinya hari ini Mita baru tau kalau Arditya, idolanya itu adik sahabatnya sendiri.

" Papa mama gue itu sedikit gila " Sorry guys tapi ini bukan GILA dalam arti sebenarnya yach. Ini Cuma umpama aja ^-^.

" MMmmm lo nggak perlu ngerti Mbul... lo nggak perlu tau secara detailnya. Intinya, apa Cassandra tahan dengan mereka " Muka Kak Ardha berubah drastis menjadi serius membuat Mita sedikit takut. Fikirannya melayang dengan beberapa gossip yang pernah di dengarnya tentang keluarga ALFONSO.

Brain Alfonso  

Siapa yang nggak kenal dengan nama itu, tapi banyak yang nggak tau tentang keluarga Alfonso. Mereka sangat menjaga privasi mereka, dan berusaha jauh dari paparazzi yang selalu mencari-cari berita tentang mereka.

Bahkan seorang Arditya Alexander Alfonso yang notabennya seorang aktor papan atas aja susah untuk mendapatkan info tentangnya. Bahkan sedikit sekali terkena gossip-gossip yang nggak jelas tentang skandal atau apalah... kalaupun ada gossip yang menyudutkannya pasti hanya berselang satu hari aja setelah itu menghilang seperti di telan bumi.

Makanya banyak beranggapan kalau keluarga ALFONSO itu menyeramkan. Siapa yang berani-berani mengusik kedamaian mereka, mereka akan menghilang tanpa jejak. Bahkan jasad mereka pun nggak akan pernah ditemui.

Mita bergidik ngeri membayangkan adiknya itu akan hidup dan menyandang nama Alfonso di belakang namanya. Sungguh benar-benar menakutkan.

" Napa lo ??? " Tanya Kak Ardha heran melihat Mita beberapa kali merinding.

" Apa keluarga lo sekejam itu yach ?? "

" Apa ?? " Tanya Kak Ardha yang nggak dengar perkataan sahabatnya itu, dan Mita hanya menggeleng pelan tak mengulangi pertanyaannya lagi.

Tiba-tiba terdengar alunan nada Turkish March by Mozart, dan bergegas Arditya mengambil hape nya didalam saku celananya.

" Hallo... "

"........ "

" Lo tau dari siapa ?? "

"........ "

" Semuanya sudah siap ??? "

"........ "

"OK... gue akan kesana satu jam lagi "

"........ "

" Thanks... bro " ucap Arditya menutup telphonenya dengan wajah serius. Dari saat dia datang sampai sekarang, baru kali ini aku ngeliat dia begitu serius. Siapa yang barusan menelphonenya ??? apa ada yang masalah yang serius. Aaakkhhhh kenapa aku harus memikirkannya, bukannya itu bagus. Semakin banyak dia mendapat masalah semakin membuat aku bahagia.

" Pa... " Lirih Arditya pelan sambil menatap papa dengan tatapan serius membuat suasana hening seketika.

Whattttsss Papa... apa aku nggak salah dengar. Arditya, cowok brengsek ini manggil papa dengan sebutan papa ??? wahhh saraf tuch anak, mau minta di hajar.

" Pa... tadi teman Arditya nelphone kalau wartawan sudah mulai mencium skandal ini.. " jelasnya cepat melihat wajah papa yang penasaran.

Whaattts skandal ??? Wahhhh apa kuping aku yang bermasalah atau otak cowok kurang ajar ini yang bermasalah.

Skandalllll

Sejak kapan aku buat skandal dengannya. Bukannya dia yang tadi pagi-pagi memeluk aku di butik dan memohon-mohon untuk nggak melepaskannya. Siallll pinter banget nich cowok memutar balikkan fakta membuat orang lain semakin salah paham mendengarnya.

" Kalau ini dibiarkan Arditya takut mereka akan melukai Cassandra " Lanjutnya membuat aku semakin emosi. Apa maksudnya dengan mereka melukai ku ??? Yang melukai ku itu dia. Uhhffff

" Jadi Arditya meminta izin untuk menikahi Cassandra sore ini "

" APAAAA " Teriak semuanya serentak tak terkecuali aku. Ucapan Arditya seperti halilintar disiang bolong.

" Papa mama gimana ??? " Tanya Kak Ardha bingung.

" Mereka sudah di beritahu dan mereka akan tiba di disini jam 4 Sore " Ucapnya santai.

" Tapi... semuanya belum di persiapkan ?? " Ucap Mita panik sambil menatap ke arah Arditya dan papa bergantian.

" Semuanya sudah di persiapkan sama manager gue " Ucapnya lagi dengan santainya. Ya Tuhan... ini manusia atau apa ???

" heee.. gimana manager lo mempersiapkan semuanya ??? Baju pengantin gue, pasti belom ada kan ?? " Cibir ku menatap remeh kearahnya.

" Lo jangan khawatir, semuanya sudah di persiapkan " Ucapnya sambil tersenyum.

" Gimana bisa... ??? Manager lo aja nggak tau ukuran gue ?? "

" Gue tau ukuran lo... bukannya tadi pagi kita sudah ... " Ucapnya pelan membuat semua mata memandang ke arah ku. Aku gelagapan bingung harus bagaimana.

" Kita kenapa ??? " tanya ku tegas supaya nggak ada lagi yang berfikiran buruk tentang gue dan cowok sableng ini.

" Pelukan...... " Ucapnya pelan yang langsung membuat muka ku memerah. Aku nggak tau perasaan apa ini, saat dia berkata PELUKAN tiba-tiba aja jantungku berdetak kencang.

" SIALLL " umpat ku ketus nggak tau lagi harus ngomong seperti apa.

" Papa setuju " Ucap papa pelan membuat aku kaget nggak percaya. Bagaimana bisa papa bisa setuju begitu aja. Kenapa aku ngerasa di buang sama papa yach.. lagi-lagi hati ku sakit mendengar keputusan papa. Walaupun aku setuju menikah, tapi aku nggak pernah setuju untuk menikahinya secepat ini.

***** 8 Jam kemudian

"Sah...?? " tanya pak penghulu dan di sahut serentak oleh saksi-saksi " Sah... "

" Alhamdulillah...."

Aku menatap ke arah pria yang berada di sampingku. Arditya Alexander Alfonso, cowok yang baru aku temui dua kali dan sekarang sudah menjadi suami ku. Pertemuan kami terlalu singkat untuk sampai ke jenjang pernikahan. Apalagi pernikahan ini berlandaskan atas kebencian. Apa bisa aku hidup bahagia dengannya ???

Lamunanku terhenti saat dia menatapku dengan senyumannya yang kelihatan bahagia. Apa hanya aku sendiri disini yang merasakan sedikit ketakutan melihat senyum di wajahnya ?? Entah apa yang di rencanakannya sekarang.

" Selamat yach ca... wahh, pesta pernikahan lo keren banget " Kagum Mita saat melihat semua dekorasi yang telah di persiapkan Arditya.

Ya.. memang sempurna untuk katagori pernikahan kilat seperti ini. Dekorasi yang luar biasa sangat memanjakan mata yang melihat, dan membuat iri semua wanita yang hadir di pesta hari ini termasuk kakak ku sendiri Mita. Aku sangat-sangat bahagia dengan apa yang telah di persiapkannya, terutama baju pengantin ini. Ini seperti baju yang slama ini aku mimpikan ketika kelak aku menikah.

Seharusnya aku berterimakasih karena telah mewujudkan impianku, tapi... Akkkhhh ketika aku melihat wajahnya, rasanya aku ingin sekali mencabik-cabik mukanya. Seandainya aja, sekarang yang menjadi suami sah aku bukan dia melainkan Paul pasti....

Astaga PAUL.... kenapa aku bisa lupa dengan PAUL orang yang sangat aku cintai, yang sekarang lagi menunggu ku di New York.

Kenapa aku bisa menjadi wanita jahat. Kenapa bisa terbawa emosi dan bersedia menikahi Arditya padahal aku sudah memiliki Paul. Oh my god.

" Napa Ca ?? " Tanya Mita yang melihatku panik nggak karuan.

" Sayang.... " tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang keliatan cantik banget memelukku erat dan hangat. Ya tuhan... sudah lama aku tidak pernah merasakan kehangatan seorang ibu. Yachh yang memelukku sekarang adalah bundanya Arditya. Walaupun ini pertama kalinya kami bertemu tapi bunda Arditya menyambut ku dengan kehangatannya.

Beberapa kali Mita menarik kebaya ku dan menunjuk seseorang yang sedang melangkah menuju ke arah aku, mita dan bunda.

" Papiiii... liat mantu kita cantik banget kan ?? " Puji bunda di iringin dengan senyumannya yang cantik.

" Ca... mertua lo nyeremin banget " bisik Mita membuat ku tersenyum sungkan.

" jangan takut yach sayang... papi emang gitu.. jarang senyum..  tapi hatinya baik kok " Ucap bunda sepertinya mendengar perkataan Mita. Aku bergegas mencium pundak tangan papi dan papi mengusap kepalaku dengan lembutnya sambil tersenyum. Senyum yang penuh kharisma, membuat aku terpana melihatnya. Baru kali ini aku merasa kagum melihat seorang pria setelah rasa kagumku terhadap papa tersayang.

" Arditya mana ?? " tanya bunda sambil melihat ke arah sudut ruangan tak jua mendapati keberadaan anaknya. Aku menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. Berusaha tetap anggun di hadapan mertua ku ini.

" Dasar tuch anak... masa istrinya sendiri di anggurin gini sich ?? Pasti dia lagi sibuk dengan teman-temannya. Biar mami yang cariin dech " Ucap bunda kesal dan berlalu pergi meninggalkan aku, Mita dan papi.

" Maaf om, Ca... gue kesana dulu yach. Nggak enak ninggalin Mas Evan sendirian " Ucap Mita boong. Gue tau banget Mita, dia pasti takut ngeliat papinya Arditya yang dari tadi nggak ngeluarin sepatah kata pun.

" Maaf yach pi... Cassandra belum sempat memperkenalkan diri secara langsung sama papi dan bunda " ucap ku pelan berusaha memecahkan keheningan di antara aku dan papi. Lagi dan lagi papi hanya tersenyum membuatku semakin merasa canggung.

" Terimakasih... " ucap papi pelan.

Deg

Papi mengucapkan terimakasih. Untuk apa ???

" Papi nggak ngerti bagaimana cara kamu meminta Arditya untuk menikah, hingga dia bersedia menikah "

" Bukan caca yang ingin menikah tapi Arditya. Sebenarnya Caca nggak mau nikah sama dia kalau nggak di paksa ma papa " celetukku. Aku segera menutup mulutku yang nggak tau malu berbicara sembarangan di depan papi.

" Hahhaa ternyata si bandel itu yang jatuh cinta sama kamu " ucap papi sambil tertawa terbahak bahak membuat tamu yang hadir melihat ke arah kami.

" Ada apa ??? Kenapa ??? " tanya bunda kepo yang melihat papi tertawa terbahak-bahak.

" Ini bun... "

" Husssttt " Potong papi cepat memberi isyarat kalau percakapan ini jangan di lanjutkan dan papi juga berusaha untuk bersikap tenang lagi walaupun sesekali papi masih mengulumm tawanya.

" Mami kenapa sich narik-narik Arditya gini. Kan malu mi diliatin ama tamu " Protes Arditya yang dibawa paksa sama bunda.

" Kamu ini yach... masa istri sendiri ditinggalin begitu aja disini ?? " jawab bunda ketus sambil menjewer telinga Arditya. Aku tertawa kecil melihat tingkah ibu dan anak ini. Begitu hangat.

" Ichhhh nggak di tinggalin kok Mi... arditya sengaja nggak ngajakin dia karena Arditya nggak mau kalau mereka liatin Cassandra dengan tatapan pembunuh mereka. Mami tau sendiri kan mereka itu seperti apa "

" Ahhhh alasan "

" Beneran kok mami... lagian mana ada sich suami yang mau ninggalin istrinya yang secantik ini " ucapnya sambil meletakkan tangannya ke arah pundak ku membuat aku menggeliat geli. Aku nggak biasa di peluk gini sama seorang pria, karena aku orangnya penggelian kalau di sentuh di bagian-bagian tertentu.

" Kenapa sayang ??? udah nggak tahan yach ??? Bentar lagi yach ?? " ucapnya menggoda, sontak membuat wajah ku merah merona karena malu. Kurang ajar banget ucapannya, nggak malu apa dengan orang tuanya yang masih berdiri dihadapan aku dan Arditya.

" Kalian bisa kok ke kamar sekarang... kalau ada yang cari nanti mami akan bilang kalau kalian hilang hahahaaa " ledek bunda. Aduhhh aku benar-benar malu dengan tingkah suami ku ini.

TBC

maaf yach kalau ceritanya semakin ngawur...

Oh iya... jangan lupa VOMMENT nya yach Makasih ^-^

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience