“Bang Gio? Ngapain disini bang?” Avil mendekati Gio. Lelaki itu hanya menoleh sekilas, lalu kemudian kembali menatap sungai Kuantan dihadapannya sembari menghembuskan asap rokoknya.
Avil berdiri sungkan disamping Gio sembari mengutuki dirinya yang seakan sok akrab. “Abang lahir di Desa Pulau Jambu ini, besar juga disini. Sejak kecil udah familiar dengan jalur, bahkan sempat jadi Coki depan untuk jalur sijontiok. Sijontiok lawuik pulau tanamo, jalur kebanggaannya Desa Pulau Jambu. Jalur kebanggannya Cerenti.” Gio bercerita panjang lebar tanpa diminta.
Avil menatap bingung. Sama sekali tak mengerti dengan apa yang diceritakan Gio. Mau tak mau, akhirnya Avil duduk disamping lelaki yang baru dikenalnya dua hari yang lalu itu. Gadis bernama lengkap Avilla Zena itu hanya diam seakan menunggu kelanjutan cerita dari Gio.
“Lantas jika sesuatu yang jadi kebanggan itu dirampas oleh orang, apa yang harus dilakukan? Kamu tau jalur kan? Kamu tau kan event pacu jalur yang tiap tahun selalu diadakan dibulan Agustus? Event pacu jalur itu termasuk kearifan local yang harus dipertahankan bangsa Indonesia. kamu tau kan kearifan local? Kearifan local adalah suatu identitas atau kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri. Kearifan local juga merupakan sebuah pengalaman panjang yang diendapkan sebagai petunjuk perilaku eseorang.” Gio kembali berceloteh tak tentu arah. Sama sekali tak peduli bahwa gadis disampingnya itu tak mengerti dengan maksud ucapannya.
*@@@*
Shela membaringkan dirinya diatas tempat tidur lusuh dikamarnya. Bayangan wajah Avil mampir dibenak gadis yang memiliki tinggi 156 cm itu. Kamu kemana sih, Vil? Merajuk dengan kata-kata aku pagi tadi? Apa aku salah ngajak kamu refreshing kekampungku ini?
Pintu kamar berderit, Shela buru-buru mengarahkan pandangannya kearah pintu, lalu tersenyum lega saat menemukan sosok berwajah cantik milik Avil disana. “Kamu kemana aja?”
“Sorry Shel. Aku minta maaf untuk sikap childish-ku tadi pagi. Tadi pas aku mau pulang, ketemu bang Gio. Dia cerita banyak hal.” Mendengar nama Gio, sontan Shela duduk dari posisi tidurnya. Gio, lelaki yang diam-diam mencuri hati Shela sejak lama. Sejak gadis itu masih duduk dibangku SMP.
Share this novel