BAB 3

Drama Completed 560

Angin berhembus dingin menusuk kulit, sejak petang kemarin hingga subuh tadi hujan datang dan masih menyisakan gerimis. Sehingga membuat cuaca tidak seperti biasanya. Pukul sebelas pagi harusnya sudah mulai terik, tapi pagi ini udara dingin menyelimuti Kota Palembang. Beberapa orang terlihat datang ke rumah sakit dengan jaket tebal yang membungkus tubuh mereka.

Khayla sedang menemani seorang pasien bernama Bapak Ardi menuju ruang Hemodialisa. Langkah Khayla diikuti oleh Bapak Ardi. Khayla tahu, sejak dua tahun yang lalu Bapak Ardi adalah pasien di Rumah Sakit tempat dia bekerja. Dulu, beliau hanya sesekali datang kesini. Sekarang, beliau semakin rutin datang ke Rumah Sakit. Tubuhnya yang dulu berisi sekarang sudah semakin kurus, tapi senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya.

Sekarang Khayla tahu kenapa Naz selalu tersenyum, dia mewarisi kebiasaan itu dari ayahnya.

“Umur jururawat berapa sekarang?”. Pertanyaan Pak Ardi melenyapkan kebisuan diantar mereka.

“Saya, dua puluh enam tahun Pak”. Jawab Khayla singkat sambil menatap lantai koridor rumah sakit.

“Sama seperti anak saya, sekarang umurnya juga dua puluh enam tahun. Mungkin dia sekarang sudah bertambah tinggi dan cantik seperti ibunya”.

Khayla memaksakan seulas senyum, tahu siapa yang dimaksud Pak Ardi barusan.

“Seperti kata Doktor , Bapak akan rutin melakukan cuci darah. Bapak baik-baik saja?”. Khayla sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.

“Saya baik-baik saja jururawat , meskipun sakit, mahal, butuh waktu lama, saya akan terus melakukannya. Saya ini sudah tidak sehat lagi, belum tahu hidup saya sampai kapan. Jika dengan seperti ini bisa membuat saya sehat dan menambah harapan hidup saya, saya akan melakukannya. Saya ingin melihat anak saya”.

Tubuh Khayla bergetar, dia berusaha menahan tangisannya yang hampir pecah di hadapan ayah sahabatnya ini. Entah kenapa hari ini ruang Hemodialisa terasa amat jauh.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience