BAB 1

Drama Completed 288

Seperti bintang-bintang
Hilang ditelan malam
Bagai harus melangkah
Tanpa kutahu arah

Aku duduk di beranda taman itu, menunggu senja menjemput. Menunggu sesosok lelaki yang aku harapkan. Lelaki yang akhir-akhir ini sedikit menjaga jarak dariku. Aku bingung, kenapa dia seperti itu? Apa aku ada salah dengannya? Hingga ia menjaga jarak dariku? Aku tak tau.

Aku masih terduduk disana menatap langit yang sudah senja, dan mulai berganti bintang-bintang. Kau masih belum datang? Ataukah kamu tak ingat, ini anniversary kita? Tiba-tiba aku merasakan dekapan yang mendekap kedua bola mataku. Apa ini dia?

“Ini siapa?” Tangan itu, mulai merenggang dan melepaskan mataku. Perlahan, aku membuka kelopak mata dan kutatap sosok itu. Sosok yang amat ku harapkan untuk datang. Shyful Ammar.

“Shyful ?” Shyful mengangguk tangannya terulur di hadapanku. Tangan itu menggenggam erat telapak tanganku. Membawaku pergi dari tempat itu. Ia membukakan pintu mobil untukku. Ia duduk di sampingku. Terasa hangat dan begitu hangat. “Kita mau kemana?” Ia menolehkan wajah coolnya ke hadapanku. Aku dapat menatap mata elang yang indah itu.

“Kamu lupa atau pura-pura lupa? Ini Anniversary kita yang ke 3 kan?”

“Iya. Aku juga tau. Tapi kan,” Aku menundukkan wajahku menatap lantai mobil itu. “Tapi, kan akhir-akhir ini kamu jauh sama aku.” Satu tetes air mata, terjatuh dari pelupuk mataku. Dan Shyful menghentikan laju mobilnya. Mengusap air mataku dan mendongakkan kepalaku.

“Maaf, aku sedang sibuk dengan proyek yang sedang aku kerjakan.”

“Ya sudah. Aku ngerti kok. Pekerjaan lebih penting buat masa depan kamu.” Rasanya begitu sakit untuk melontarkan kata-kata itu di hadapannya. Aku ingin marah padanya tapi semua itu tak dapat . Kerana rasa cinta ini dapat mengalahkan segalanya.

“Baguslah kalau kamu tau itu. Sebagai gantinya aku akan mengajakmu ke sebuah tempat.”

“Kemana?”

Shyful tak menjawab. Ia mengegas mobilnya kembali sedangkan aku hanya menatap jalanan yang ada di sekelilingku. Tak beberapa lama kemudian, Ia menghentikan laju mobilnya di sebuah tempat yang banyak kelap kelip cahaya lampu di sekitarnya.

“Pasar malem Ful?”

“Hmm.. suka gak? Aku beliin harum manis dulu ya! kamu disini aja.” Aku hanya mengannguk. Kemudian duduk di kursi dekat penjual batagor. Shyful melangkahkan kakinya menuju penjual harum manis itu. Ia membeli 1 harum manis kemudian berbalik ke arahku.

“Ini buat kamu, Rin!”

“Thanks.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience