3. Pertemuan

Romance Series 2565

Vanno PoV

"Vanno" sudah pasti itu papa yang memanggilku

"lho pa.. kok ada dia?" papa nggak sendirian, tentu saja sama temannya yang diomongin tadi di telpon, tapi ada seseorang lagi. Seseorang yang wajahnya nggak asing untukku

Orang yang kumaksud tersenyum lebar kepadaku, memajukan tangannya membentuk huruf V

"long time no see?" ucapnya lalu memelukku

aku terperangah, bukankah dia bersekolah di China?

"ni hao ma" tanyanya dengan bahasa mandarin

   (apa kabar?)

"bu hao" ucapku dengan menatapnya lesu, dia terlihat bingung dengan jawabanku

   (nggak baik)

"melihatmu membuatku nggak baik" ucapku dengan cengiran lebar dan dihadiahi jitakan kecil darinya

"gimana? enak di Jepang?" tanyanya

"gimana? enak di China?" balasku

Ah iya! Aku lupa memperkenalkannya.

Dia..! Kakak perempuanku, namanya Chyntia. Kuliah di China dan entah kapan balik ke Indonesia

"kapan kesini?" tanyaku saat berada di dalam mobil

Kita sedang perjalanan menuju restaurant

"baru tadi pagi, papa menjemputku"

"kenapa papa nggak bilang?" protesku

"soalny--"

"aku yang minta" potong kak Chyntia

Aku menghela nafas kasar

"Thanks kak"

"for what?" tanyanya bingung

"karena kamu ke Indonesia, papa menjemputmu. Karena papa menjemputmu, papa meninggalkanku. Karena papa meninggalkanku, papa memberikanku teka-teki. Karena papa memberiku teka-teki, aku harus memikirkan teka-teki itu sampai kelelahan" dari ceritaku yang panjang kali lebar kali tinggi ini, hanya dapat cekikikan dari papa dan kak Chyntia

"asal kamu tau Van, teka-teki itu idenya kakakmu" ucap papa lalu tertawa dengan lepas

Aku melihat ke kakakku dengan tidak suka, dan dia ikut menertawakanku.

"kode segampang itu bisa membuatmu kewalahan? aku harus bersyukur dengan otak yang kumiliki" ejeknya

Aku diam, hanya bisa diam daripada kalah omong terus.

Begitulah kak Chyntia, selalu mengejekku setiap ada kesempatan, tapi aku sangat menyayanginya. Dia kakakku satu satunya, kita tidak pernah bertengkar.

Sampai di restaurant, ternyata papa sudah booking ruangan VIP

Untuk apa membooking ruangan VIP? padahal hanya sekedar makan siang.

Kita mengikuti pelayan restaurant.

"tunggu sebentar ya, ada yang belum datang" ucap teman papa

Aku hampir melupakan keberadaan teman papaku ini. Dia sama sekali tidak mengeluarkan suara.

"ah! maaf paman, saya belum sempat menyapa paman. Saya Devanno, salam kenal paman"

Teman papa tertawa kecil, adakah yang lucu??

"iya santai aja. Saya Billy, panggil saja om Billy"

"iya om"

"ini kita nunggu siapa lagi?" tanya kak Chyntia

"anak saya" jawab om Billy

"oh udah punya anak om? umur berapa om? cewek atau cowo? kalo cowo buat aku boleh dong om?"

"memalukan" gumamku

"ha? apa?" ternyata kak Chyntia masih bisa mendengar gumamanku

"enggak, aku lapar" elakku

lagi lagi om Billy tertawa "anak saya perempuan. Umur 16 mau 17 kali ya? ada sih anak cowo, umur 14 tahun. Mau?" om Billy menaikkan sebelah alisnya menggoda kak Chyntia

Sudah kuduga pasti kak Chyntia mengerucutkan bibirnya

"ya masa aku masa anak kecil om, aku udah 22 lho"

"oh Vanno ya? kamu mau sekolah di Cahaya Bangsa kan?" tanya om Billy

"eh ? iya om, kok tau?"

"itu sekolah punya saya"

Deg!

Nahlho? berarti?

"Berart---"

"maaf saya terlambat" tiba tiba ada yang masuk ke ruangan kita, datang dengan tergesa gesa, nafas yang tidak beraturan, keringat di sekitar wajahnya namun tidak menghilangkan kesan anggun dan cantiknya

Tuhkan dugaanku benar, tanpa sadar aku menepuk dahiku sendiri

"ada apa Van?" tanya papa

"ah enggak, ada nyamuk tadi" reflek, jawaban itu reflek keluar begitu saja

"lo bego ya?" ucapnya tiba tiba, dan sekarang sudah duduk di depanku

"ha?"

"jaga cara bicaramu sayang" ucap om Billy kepada anaknya

"ditempat sedingin ini ada nyamuk? bisa nggak cari alasan yang lebih masuk akal?"

Aku berdecak sebal, apa apaan cewe ini? Apa aku punya salah? aku ada membuat kesalahan apa kepadanya?

"ah sudah sudah. Ayo makan" ucap papa

"papa kok nggak bilang kalau ada dia?" bisikku ke papa

"papa kira kamu bakal senang kalau ada dia"

"sial yang ada" gumamku, lalu acara makan siang berlanjut seperti biasa.

Cara makannya bagus, anggun dan cantik. Tapi sikapnya luar biasa berbeda.

"Vanno bakal sekolah di Cahaya Bangsa"

"Vanno?" tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya

Ya kita memang belum berkenalan. Aku malas berkenalan dengan cewe kayak dia.
Huh!!

"anaknya om Mario" om Billy melihat kearahku, dan diikuti dengan anaknya. Dia menatapku, ku pikir dia akan menyapaku, tapi aku salah! Dia hanya menatapku selama 2 detik lalu lanjut makan!

Angell PoV

Disinilah aku sekarang, di ruangan VIP restaurant terkenal. Makan siang sama papa dan teman papa.

"Vanno bakal sekolah di Cahaya Bangsa" papa tiba tiba bersuara

"Vanno?" aku menaikkan sebelah alisku, siapa Vanno

Buat apa papa ngasih tau kabar itu?

"anaknya om Mario" papa melirik ke cowo di depanku. Aku tau dia, dia orang yang menabrakku kemarin

Aku tidak tertarik, lagian aku datang kesini karna papa yang minta. Aku tidak peduli dengan apapun, Vanno atau siapapun itu.

Om Mario, aku sudah mengenalnya sejak lama, tapi kita tidak pernah berbicara secara langsung, biasanya melalui papa.

Papa tau aku seperti apa, aku tidak akan capek capek mengeluarkan suara untuk sesuatu yang tidak penting

Aku melihat cowo di depanku, hanya melihat. Apakah dia berpikir aku akan menyapanya? ha! In your dream!

Aku meneruskan makanku tanpa menyapanya sama sekali.

Acara makan siang akhirnya pun selesai, papa dan om Mario bersalaman lalu berpelukan juga.

"hati hati di jalan ya" om Mario melihat kearahku, aku tersenyum sebisa mungkin dan menganggukkan kepala.

Aku dan papa keluar restaurant, di depan sana sudah ada mobil pribadi papa yang menunggu

"kamu kesini naik apa?"

"taxi" jawabku singkat

"ayo papa antar pulang" kata papa

"tap--"

"sudah! ayo" papa menggandeng tanganku

"bagaimana menurutmu?" pertanyaan macam apa ini?

"apanya pa?" aku mengerutkan dahiku

"Vanno" singkat!

Aku tau maksud papa!
Oh tuhan apa yang papaku pikirkan?

"biasa saja" ucapku datar

"dia baik, sopan, pintar juga. Dia sudah bisa masalah perusahaan juga"

Berlebihan!

"sudah pa? papa kalo mau, pacaran aja sama dia. Angell mah OGAH!" kutekankan kata Ogah biar papa paham dan jelas

*********************

Author PoV

Hari ini, hari pertama Vanno sekolah. Sekarang dia sudah memakai seragam putih abu abu lengkap dengan dasinya.

"pertama kali pake putih abu abu ya?" tanya mama Vanno

"iya ma, di Jepang mana ada seragam.putih abu abu"

"papa udah nunggu di luar tuh"

"ma, berangkat yaa" Vanno berlari kecil sambil melambaikan tangannya

Papa Vanno sudah menunggunya di dalam mobil BMWnya, Vanno masuk.ke dalam mobil tanpa perlu membuka pintunya. Tentu saja karna sudah ada yang membukakan.

"besok kamu bawa mobil sendiri"

"itu yang aku inginkan" Vanno tersenyum senang, dia akhirnya bisa menikmati masa sekolahnya secara bebas, sama seperti saat di Jepang.

"Pajero sport putih ya pa" Vanno terlihat memohon

"yakin mau itu? papa kira kamu mau lamborghini veneno yang baru papa beli"

"ha? papa serius mau ngasih mobil itu buat aku?" Vanno tercengang. Dia memang ingin mobil itu, sangat ingin, cowo SMA mana yang nggak mau lamborghini veneno? mobil bagus dan mahal kayak gitu

"tapi kalo gamau, yaudah" Papa Vanno mengendikkan bahunya dan diam diam menahan tawanya

"mau pa mau! pasti mau!" jawab Vanno antusias

"hampir sampai, nanti kalau ketemu anaknya om Billy, papa titip salam ya"

Yakali deh pa aku mau ngomong sama dia, huh!

"iya pa" tidak ada penolakan dari Vanno

"lah panjang umur, baru juga dibicarain" Papa Vanno menempuk punggung Vanno dan melihat ke arah luar mobil, dimana anaknya om Billy barusan saja keluar dari mobil pribadi keluarganya

"inget! salam papa" lanjut Papa Vanno, dan Vanno keluar tanpa mengatakan apapun, otaknya masih berpikir keras bagaimana akan membuka pembicaraan diantara mereka

12 Juni 2017

Ellyn Novica

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience