Rate

{3}

Humor Series 876

[2]

T e l o n S i P e r i a s

Seburuk buruknya minyak telon, eh maksudnya Tere, dia pernah menjadi penata rias handal di istana.

??????

Di kamar Ratu Annelise yang besarnya 20×20 kilometer, akan ada acara besar. Yaitu acara merias ketiga wanita besar di Lastaru yang terdiri dari induk, anak sulung betina, dan anak bungsu betina setengah jantan.

"Mau pakai bedak tabur atau bedak beku, Yang Mulia?" tanya Tere sang perias handal. Bahkan penghargaannya sudah mencapai 3 besi dan 2 timah.

"Memang ada bedak beku?" tanya Ratu Annelise tak percaya.

"Ada, Yang Mulia, ini saya bawa." kata Tere ragu-ragu sambil merogoh tas ransel ungu seperti Dora; Tapi tas nya ini tidak berisi peta.
Tere mengambi gelondongan putih yang judulnya "Garam Dapur".

"Itu garam! Dasar Telon, perias gak bisa bedain mana bedak dan mana garam." bentak Ratu Annelise tanpa dosa. Padahal dia sendiri salah menyebutkan nama. Yang seharusnya 'Tere' malah menjadi 'Telon'.

Ingin rasanya Tere mengucap, Seorang ratu gak bisa bedain mana minyak telon, mana manusia nan jelita.

Tapi jangan sekali-sekali membalas perkataan Ratu Annelise! Bisa-bisa kedua anaknya yang menyeramkan itu akan meneror Tere setiap hari.

"Iya yang mulia, berarti pakai bedak tabur saja. Dipastikan kulit Yang Mulia akan cerah seperti beras." katanya dengan hati-hati. Kali ini, si Tere nggak mau buat kecewa Ratu Annelise. Dia menunjukkan sekotak bedak tabur. Tetapi saat dicium, baunya tidak jauh beda dari aspal. Hanya saja dalam kotak ini berwarna keabu-abuan; belum hitam.

"Benar ini bedak?" Tanya Ratu Annelise memastikan. Takutnya si Tere salah ambil bedak jadi biji kopi. Eh gak mungkin juga, sih.

"Benar, Yang Mulia. Saya barusan beli dari toko bangunan." 

"Hah?! Kamu kira saya predator? Eh maksud saya trotoar?" Tanya Ratu Annelise dengan memandang kotak isi pasir tersebut. Setelah dibuat naik pitam, alhasil si penata rias dipelototin sama Ratu Annelise.

Ratu Annelise yang sudah keringetan akhirnya meninggalkan kamar dengan hentakan kaki keras. Kepergian Ratu Annelise membuat Putri Kelin jantungan karena takut di rias. Kelin sudah gelagapan sendiri dibuatnya.

"Gak mau di rias ah, panas." celetuknya sambil melirik si Tere dengan tatapan tajam. Bukannya apa, Putri Kelin yang joroknya selangit juga pasti memiliki rasa takut kalau wajahnya yang selembut sutra harus dikasarkan dengan semen.

"Biar cantik, Tuan Putri."

Mimpi apa sih si Kelin semalam? Bisa-bisanya perias istana menggunakan produk make up yang nggak ada cap BPOM nya. Haduhh!

Bin Slamet, Bin Sukidi, Bin Suprapto nggak pernah ada tukang rias di Istana sebesar ini yang pendidikannya macam si Telon! Entah dari mana ia belajar merias. Mungkin pendisikannya hanya tukang pijit pantang bayar. Eh maksudnya tukang pijit tanpa menyerah.

??????

Putri Kelin berhasil kabur dari dalam istana menuju luar, sedangkan Putri Kethy dan si Tere Telon dikunci didalem kamar biar virus gila Tere tidak menyebar luas.

Sejujurnya, Kelin tidak peduli dengan nasib adiknya itu. Yang terutama ya keselamatan Kelin sendiri.

Kali ini visi Kelin bukan menyelamatkan adiknya, melainkan mencari penemuan baru di sekitar Istana. Sesekali dia berlari ke pekarangan, lalu kembali ke kebon, lalu masuk ke dalam istana untuk mengganti bajunya yang sudah rombeng-rombeng karena ulahnya sendiri.

Putri Kelin dari tadi muter-muter dengan menghiraukan tatapan-tatapan jijik Prajurit di Lastaru. Permintaan Putri Kelin juga luar binasah. Bisa-bisanya Kelin meminta para Koki untuk berlatih menangkap mangsa, atau Putri Kelin yang memaksa prajurit masuk kedalam kandang monyet.

??????

Sementara itu, didalam kamar, Putri Kethy sedang dirias oleh Tere. Memaksa Kethy lebih ekstrim ketimbang Kelin. Kalau Kelin hanya membantah, Kethy malah harus diikat di kursi tempat dia duduk. Mulutnya diplester agar tidak teriak-teriak sehingga air liurnya tidak muncrat semua. Begitu juga dengan tangannya yang diikat agar tidak bisa melawan.

Inilah bahanyanya Tere kalau sudah ditinggal. Terkadang penyakit rabiesnya datang tiba-tiba. Tanpa diundang dan tanpa diduga. Andai saja waktu itu Putri Kelin tidak menyuruh Tere menangkap anjing, pasti tidak akan jadi seperti ini.

"Sudah cukup Ananda diperlakukan seperti ini!!!!!!" bentak Putri Kethy setelah plesternya dilepas. Dia langsung nyelonong pergi keluar dari kamar dan dengan kekuatannya mengadu pada Ratu Annelise.

"Bunda!!! Bunda!!!" teriaknya sambil lari-larian mencincing gaunnya yang menggembung.

"Bunda, tadi ananda diikat, terus disiksa. Tere kejam, bunda." kata Putri Kethy sambil menangis. Dia juga memperhatikan rambut cokelatnya yang nyaris menyamai gembel.

Ratu Annelise menampilkan ekspresi tercengang saat melihat Kethy dihadapannya. "Anak bunda cantik."

"Ah bunda, lebih baik ananda pergi saja dari Lastaru!" Kethy juga melanjutkan, "Ananda mau naik kuda."

Putri Kethy yang sudah sebal langsung pergi meninggalkan Istana dan seisinya. Dia pergi tanpa jawaban dari Ratu Annelise. Kethy pergi ke pekarangan untuk mencari kuda yang akan ia tumpangi.

Tapi karena kuda-kuda sudah pada setres dengan majikannya, kuda-kuda tersebut pada mati mendadak melihat Kethy yang membuka pintu kandang.

??????

Akibat kelalaiannya, Tere yang disebut Telon itu dimandatkan dan dihukum mengurus kebun singkong untuk selama-lamanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience