BAB 8

Drama Completed 467

Begitu bosannya aku di Tokyo, apalagi sudah hampir sebulan aku disini. Jujur sekali aku merindukan kehidupan di bawah langit Osaka. Aku rindu pada setiap hal di Osaka. Aku rindu teman-temanku, aku rindu pada sayangku Nori. Dan aku juga merindukanmu Yuu. Sedang apa kamu di rumah itu sekarang?
Aku dan Yuuna hampir-hampir Lost Contact. Jarang sekali aku mengirim pesan padanya. Kerana biasanya kita memang jarang SMSan, ya memangnya perlu SMSan sama orang yang serumah? Aku tersenyum membayangkannya.
“Tuuttt,” SMS masuk ke Handphoneku. Hah Yuuna? Bukan itu pesan dari Nori. Hmm… aku kembali meletakan Handphone itu, setelah membalas pesannya. Mungkin aku harus mengirim pesan ke Yuuna sekarang. Aku langsung mengambil kembali Handphone, tapi kubatalkan pesan ke Yuuna. Kerana dia telah mengirim pesan dahulu, yang berisi;
“Aku merindukanmu Ren.”
Jariku langsung menari, mengetik balasan, “Aku juga Yuu! Hei Gimana Kabarmu?”
Masih belum ada balasan dari Yuuna. Handphoneku terus berbunyi, tapi lagi-lagi itu dari Nori. Ya sudahlah. Atau apa aku harus pergi ke Osaka sekarang. Gila! Tapi kenapa tidak?
Langsung saja aku berangkat malam itu, menunggu beberapa kendaraan umum. Dan 1 jam itu tak terasa lama, aku sudah sampai. Hanya tinggal berjalan kerumah Yuuna.
“Teneeettt,” bell rumah itu kutekan.
Tak harus menunggu lama. Yuuna membukakan pintu dan langsung memeluku. Pelukannya hampir-hampir membuat keseimbangan tubuhku kacau.
“Lama sekali sih sampainya” ejeknya.
“Kamu tau ini jam berapa Yuu?” tanyaku mencibir.
“Ahaha… Ya sudah makasih Ren, udah mau repot-repot datang,” jawabnya terpingkal.
“Hei… kamu tidak akan menyuruhku masuk ke dalam Ren?” sindirku.
“Tidak! Aku sudah menyiapkan semuanya di Taman belakang. Jadi kita langsung kesitu saja,” dia tersenyum seperti biasanya.
Aku di bawa Yuuna ke taman belakang. Tempat yang paling jarang kita kunjungi. Dan sekarang. Wow, romantis sekali di sini. Ada tikar untuk duduk. Dengan lampu pijar yang indah. Dan sudah ada teh panas di sana.
“Silahkan duduk Ren.”
Kita banyak mengobrol malam itu, Yuuna yang banyak cerita sebenarnya. Dia juga bilang sudah bisa melupakan pacarnya sekarang. Sementara dia bercerita, aku masih sibuk meniup-niup teh yang panas dicangkirnya. Sedikit mencobanya, dan langsung memuntahkannya saat dia mengatakan hal itu.
“Ren. Aku menyukaimu.” singkat tapi menusuk yang dia katakan.
“Jangan becanda Yuu,” timpalku.
“Beneran Ren. Kamu juga suka kan padaku, aku tau kamu gak perlu bilang,” lanjutnya.
Aku hanya diam, menyimpan secangkir teh itu ke meja.
“Aku sudah tidak single lagi Yuu. Kamu tau itu kan, aku milik Nori sekarang,” aku memberanikan diri mengatakan itu.
“Aku tak ingin jadi pacarmu Ren. Kita cukup berteman seperti ini saja. Tapi kamu boleh menganggapku lebih. Kencan denganku juga boleh Ren. Ya, tolong Ren aku mungkin akan lebih kesepian di hari-hari berikutnya,” terangnya tulus.
Aku menarik napas. Dan mencoba mencari jawaban yang tepat dari itu semua, sampai aku bilang padanya.
“Aku juga menyukaimu Yuu! Dari sejak pertama sudah Menyukaimu,” kataku tanpa memikirkan resiko berkata seperti itu.
Yuuna langsung memeluku, dan membuatku jatuh terkapar. Dia berbisik ditelingaku.
“Kamu tak perlu mengatakannya Ren. Aku sudah tau, makasih ya,” kudengar dia terisak saat mengatakan itu.
Sejujurnya aku bingung dengan semua ini. Aku benar-benar tak tau harus seperti apa menghadapi situasi ini. Mungkinkah aku harus mendua? Tapi biarkanlah mengalir. Walau aku yakin ini akan semakin sulit kedepannya. Tapi sementara aku bahagia, dan kembali menatap langit Osaka. Dan bersama lagi dengan perempuan yang kucintai selama ini.
Tuhan tolong bantu aku, dan jangan pernah kau cabut kebahagian ini…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience