BAB 4

Drama Completed 467

Malam itu aku hanya membuntuti Yuuna dari belakang, mengikutinya mencari barang yang ia perlukan. Jarang sekali aku bisa jalan berdua dengannya, ini seolah moment yang spesial bagiku. Terlebih wajah cantiknya, bukan hanya membuatku dan pacarnya saja yang terpesona. Tapi seluruh laki-laki di sekolah juga sepertinya begitu.
“Seandainya saja kau bisa jadi miliku Yuu,” hatiku berkata.
Aku mulai melamunkan yang tidak-tidak. Padahal bagiku, tinggal serumah dengannya saja, sudah sangat cukup membuatku bahagia. Apalagi tinggalnya hanya berdua. Ya kedua orang tuanya sengaja membuatnya bisa hidup mandiri, dengan membelikan rumah itu. Dan saat itu dia mengajaku untuk tinggal bersamanya, saat di mana aku mencintainya pada pandangan pertama. Dan biarkanlah hanya aku dan Tuhan yang tahu. Yuuna gak perlu tau!
“Hei Ren! Malah melamun kamu. Ayo pulang.”
“Hah. Apa? Iya baiklah,” Aku tersadar dari lamunanku.
“Ngelamunin apa sih? Aku kan?” dengan pede dia berkata.
“Bisa aja kamu. Nggak Aku lagi melamunkan Sashimi yang akan kau masak.”
“Ahaha… Ya sudah kalau gitu kita cepat-cepat pulangnya,” tawanya membuatku tersenyum. Manis sekali kamu Yuu!
Kami berdua masih berjalan di sekitar Kota. Malam yang ramai untuk sebuah Kota sebesar Osaka. Yuuna membelikanku Ice Cream, baik juga dia. Huft… Aku salah! Kerana baru pas gigitan ketiga, dia mengambil Ice Cream ku dan Kemudian dia jilat dan lahap sendiri. Aku mencibir dan dia tertawa terpingkal. Menyebalkan!
“Osaka membosankan yah! Padahal kenapa kamu tak sekolah di Tokyo saja? Mengapa kau malah pindah kesini?” dalam sunyi tiba-tiba dia bertanya.
“Mmm… Kalau aku tidak pindah ke Osaka, mungkin aku tidak bisa numpang gratis dirumahmu, Ahaha” aku tertawa saat menjawabnya. “Lagian orang tuaku juga menganjurkanku untuk sekolah di sini. Ngomong-ngomong kenapa kamu menanyakan itu?”
“Tidak! Aku cuman ingin merasakan tinggal di Tokyo saja.”
“Oh… seperti itu ya.”
Setelah itu suasana jadi hening tak ada obrolan diantara kita. Yang terdengar hanya suara langkah kaki, dan beberapa kendaraan yang berlalu lalang. Sampai aku beranikan diri untuk menanyakan hal itu.
“Yuuna… Boleh kutanyakan sesuatu padamu?”
“Ya mau nanya apa Ren?” tanya dia dengan eskpresi heran.
“Tapi sebelumnya maaf ya! Apa pacarmu tau kalau kita tinggal serumah?” tanyaku terbata-bata.
“Tidak! Tidak boleh. Kalau tau, dia pasti mutusin aku” jawabnya sedikit tersenyum.
“Tau seperti itu. Aku jadi gak enak Yuu.”
“Ahaha, santai saja Ren. Dia tidak akan tau kok, aku sudah bilang padanya, kalau aku tinggal sama orang tuaku,” jawabnya ringan.
Saat itu masih ada yang ingin kutanyakan, tapi sepertinya dia bertemu dengan teman lamanya. Tepat saat kita mau berjalan pulang.
“Hai… Kamu Yuuna… Yuuna Yamaguchi kan?” sapa temannya itu.
Yuuna sedikit kaget dan mereka langsung berbincang. Kerana kupikir akan lama, aku pulang duluan. Dan Yuuna juga memberi isyarat kalau sepertinya dia memang akan lama berbincang dengannya. Sepertinya malam ini aku tidak akan jadi makan Sashimi. Ugh!
Pintu rumah itu sudah kugenggam dengan tangan kanan. Sementara tangan kiriku merayap kesaku mengambil kuncinya. Astaga! Aku kaget saat terdengar suara berisik di dalam. Dan Ya ampun! Pintunya juga tidak terkunci. Tanganku mengambil perkakas dan berjalan pelahan. Suara-suara itu terdengar jelas di dapur.
“Jangan-jangan maling nih,” pikirku.
Tangan kananku perlahan membuka pintu dapur. Tangan kiriku bersiap dengan perkakasnya. Tanpa pikir panjang, langsung saja kubuka dan masuk kedalam… Hah! Yuuna!
“Untuk apa perkakas itu kau bawa kesini ren?” tanyanya heran.
“Bagaimana kau bisa..” aku menarik napas. “Cepat sekali kau sampai Yuu. Kukira kau maling.”
“Sembarangan! Aku tadi dianterin sama teman. Lagi pula mana ada maling yang sudi masak Sashimi buat kamu Ren,” katanya menyunggingkan senyum.
“Hah Sashimi! Boleh aku makan sekarang?” aku sudah siap sedia di meja makan.
“Langsung makan aja. Itu untukmu kan?”
Indah sekali malam ini. Sashimi buatan Yuuna begitu enak. Aku juga tak mengerti dengan hubunganku dan Yuuna. Tinggal serumah berdua, tapi bukan sepasang Suami Istri. Mungkin saja pacarnya juga belum pernah merasakan masakannya. Beruntung sekali aku…
“Ren?” tiba-tiba Yuuna bertanya.
“Kenapa Yuu?” mulutku masih mengunyah Sashimi.
“Memangnya kamu tidak bosan. Single terus,” tanyanya.
“Bosen sih! Tapi ya mau gimana lagi. Belum laku aku nih, Ahaha.”
“Ah gak mungkin! Sebenarnya kamu malas ngedeketin perempuan aja kan?” tebaknya.
“Mungkin!” jawabku singkat.
“Ya sudah! Akhir pekan nanti, kamu aku ajak ke Osaka Castle. Aku ada janji sama teman disana. Nanti aku kenalin, mungkin aja cocok denganmu,” pintanya.
“Serius Yuu?” tanyaku tidak percaya.
“Iya serius. Tapi syaratnya kamu harus merubah penampilan dulu,” lanjutnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience