"I thank you for your part in my journey"
~~~~~*~~~~~
Author pov
Anna masih terdiam melihat orang yang didepannya saat ini. Tanpa ia sadar rasa sakit itu kembali menyeruak dihatinya yang membuat ia meneteskan air mata.
"Werren..." Kata Anna dengan terbata-bata
Tanpa banyak bicara Werren menarik tangan Anna keparkiran dan meyuruhnya untuk masuk kemobil. Anna sama sekali tidak melawan ataupun menolak, ia masih syok melihat orang yang di hadapannya sekarang.
Sesaat hanya ada keheningan di antara mereka "Na, apa kabar?" Kata Werren lembut sambil menatap Anna
Anna memalingkan wajah dan menghapus air matanya. Rasanya ia tidak sanggup menatap Werren.
"Aku ga tau harus berkata apa. Di satu sisi aku ingin marah, kamu pergi tanpa mengatakan apapun. Tapi disisi lain aku juga sadar aku salah." Kata Anna sambil menatap lurus kedepan.
Tanpa berkata apa-apa Werren langsung menyalakan mobil meninggalkan oarkiran sekolah.
"Kita mau kemana"
"Ayo kita mengobrol di luar. Nanti aku anterin pulang." Kata Werren fokus mengendarai mobil.
"Ga usah, nanti anterin aku ke sekolah lagi aja. Tadi aku bawa mobil." Kata Anna yang diangguki oleh Werren
Author pov end
Anna pov
Kita sampai, ternyata dia ngajak gw ke taman. Tempat dimana gw sama dia mulai deket. Kita juga duduk di tempat yang sama.
Belum ada satupun dari kita yang membuka pembicaraan. Kita masih berkelut dengan pikiran masing2.
"Kamu ingat tempat ini? Tempat dimana kamu berhasil membuat si 'Gunung es' ini luluh." Kata Werren sambil terseyum mengingat hari itu.
"Boleh aku bertanya?" Tanya gw
Dia kembali terseyum "Ini juga pertanyaan yang kamu katakan hari itu." Ia diam sejenak "Tapi kali ini rasanya agak berbeda." Katanya lagi.
Gw menatap dia "Apa kamu ga membenci aku?" Tanya gw sambil menatap dia heran. Karena dari awal dia memperlakukan ku sama seperti sebelum kejadian saat itu, seolah-olah tidak ada masalah apapun diantara kita.
"Tidak, aku tidak pernah membenci mu sekalipun." Kata Werren sambil menatapku. Entah mengapa rasanya ada rasa bersalah tersirat dimatanya.
"Lalu kenapa kamu pergi? Bahkan kamu tidak mengatakan apapun sama aku. Disini aku bingung. Aku tau aku salah, aku ga jujur sma kamu, tapi haruskah kamu pergi seperti itu." Kata gw. Perlahan-lahan air mata gw mulai jatuh.
"Aku memang sempat kecewa, karena aku ga denger itu dari kamu sendiri. Tapi alasan aku pergi bukan itu." Kata Werren
"Lalu apa?"
Ia menarik nafas dalam2 "Aku pergi ke korea. Saat itu kakekku meninggal dan keadaan perusahaan keluarga sangat kritis. Jadi aku terpaksa tinggal disana membantu ayahku. Aku berencana kembali setelah semuanya stabil. Namun tanpa terasa itu memakan waktu 1 tahun. Setelah aku kembali ternyata kamu sudah pergi ke USA."Kata Werren dengan menatap gw sayu.
Gw kaget banget denger itu. Ternyata gw salah paham. Gw pikir dia pergi karena dia benci sama gw.
"Lalu kenapa kamu ga tlpn aku menjelaskan semuanya? Klu kamu jelaskan aku pasti akan mengerti"
"Saat itu aku sangat panik, aku ga sadar klu hp dan dompet ku tertinggal. Aku mungkin bisa saja menghubungimu lewat sosmed. Tapi kamu tau kan aku itu pelupa." Kata dia terseyum tipis
"Maaf.." kata gw lirih sambil menundukkan kepala.
"hei hei, kenapa kamu minta maaf. Aku juga salah, aku pergi dan buat kamu sedih." Kata dia sambil menangkup wajah gw
Gw natap mata dia"Kamu juga ga salah. Keadaan yang membuat kita harus melakukan hal ini." kata gw terseyum sambil menggeser badan gw memberi sedikit jarak, soalnya muka kita tadi deket banget.
Sesaat suasana bener2 akward
"Baiklah, semua salah paham sudah diselesaikan. Aku harap kita tetap bisa menjadi teman baik." kata gw lagi sambil mengulurkan tangan, memecahkan suasana.
Werren hanya diam sambil menatap tangan gw "Teman? Kita sama sekali blm putus. Blm pernah sekalipun kita mengucapkan kata putus kan? Berarti hubungan kita masih belum berakhir." Kata Werren dengan tatapan yang sulit di artikan.
Jujur gw bingung banget mau jawab dia apaan. Gw rasa hubungan kita ini ga bisa di lanjutin. Keadaan gw ga memungkinkan untuk mempunyai hubungan spesial dengan orang lain, gw ga mau ngebebanin dia.
"Na? Apa kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini? Apa kamu masih blm bisa memaafkan aku?" Tanya dia
"Engga, bukan begitu ren."
"Lalu kenapa? Coba jelasin ke aku"
Gw menghembuskan nafas kasar "Aku bingung gmn ngejelasinnya ren." Gw kembali diam dan menatap lurus kedepan.
"Ok gini aja. Aku akan kasih kamu waktu sampai bsk. Kita bicarain lagi bsk. Inget ini, Aku tidak akan pernah memaksa kamu tetap ada dalam hubungan ini. Klu kita emng ga bisa melanjutkan hubungan ini, ok gpp. Tapi tolong kasih tau aku alasan yang jelas." Kata Werren masih setia menatap gw. Gw hanya terseyum
Gw terharu denger kata2 dia. Dia baik banget, dia pantas mendapat yang lebih baik
Anna pov end
°
°
°
°
°
°
Bersambung.....
Share this novel