Series
718
Seperti biasa hari ini sebelum sekolah online kami sekeluarga sarapan bersama, sementara itu paklik Paijo menyapu halaman depan rumah dan juga Betta yang sedang mencuci mobil.
Ketika paklik Paijo sedang menyapu halaman depan rumah, paklik Paijo melihat tante Sinta pergi bersama laki-laki, paklik Paijo sangat cemburu.
Di rumah Irfandi
Di halaman depan rumah..
"Betta", seru Paijo.
"Io mas jo, ada apa ?"
(Iya mas jo, ada apa ?), tanya Betta.
"Delok sapu lidi lan pengki aku ra ?"
(Lihat sapu lidi dan pengki saya tidak ?), tanya Paijo juga.
"Lia mas jo, itu sapu dan pengki nya"
(Lihat mas jo, itu sapu dan pengki nya), jawab Betta.
"Oh oke, saatnya menyapu halaman rumah, emm.., kok kaya nya ada yang kurang ya, oh ya lagu, musyrik", kata Paijo.
"Musik mas jo, bukan musyrik hadeh..", keluh Betta.
"Oh iya, musik..", seru Paijo.
**
Susis (suami sieun istri) - Sule / Paijo.
What am I going to do?
But I can't do anything
Tak punya taring, tak punya cakar loh ko takut?
Cantik dan anggun, lemah gemulai loh ko takut?
Kalo nyerocos, kalo ngedumel aku takut
Kalo cemberut, diam membisu juga takut
Susis wo wo wo susis, (wouwouwo)
Suami sieun istri (wouwouwo)
Susis wo wo wo susis, (wouwouwo)
Suami takut istri
**
Masih di halaman depan rumah..
"Mbak Sinta, mau kemana dan siapa dia hemmm, emmm, emm, mbak Sinta", kata Paijo dengan menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Loh kok berhenti sih mas jo, nyanyi lagi dong", keluh Betta.
"Emmm hemmm emmm, mbak Sinta", kata Paijo lagi yang masih menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Di suruh nyanyi kok malah nangis sih mas, mas jo..", keluh Betta lagi.
"Orang lagi nangis juga malah di suruh nyanyi hemmm emmm emmm", kata Paijo yang masih menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Haaa..", seru Betta dengan heran.
"Tuh lihat tuh, mbak Sinta pergi dengan laki-laki lain mana perginya berdua lagi, hemmm emmm emmm", kata Paijo yang masih menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Yang sabar mas jo", kata Betta.
"Sabar, sabar, situ enak ngomong begitu lah saya yang merasakannya Betta, sakit Betta, sakit hati saya, hemm, emm, emm", kata Paijo yang masih menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Kalo seperti ini saya jadi ingin bernyanyi, boleh mas jo ?", tanya Betta.
"Boleh, memang judul lagunya apa ?", tanya Paijo juga.
"Ya sudah mas jo dengarkan saja ya", jawab Betta.
"Iya..", seru Paijo.
**
ATM - Sule / Betta dan Paijo.
Jauh di jug-jug Anggang di teang
Hujan jeung angin lain halangan
Sagala dilakonan
Demi cinta (bagian Betta)
Ngala hate mah meni jor joran
Ngala cinta mati – matian
Teu padulu ngagade demi cinta (bagian Paijo)
Yakin kuring rek di tarima
Kuring nyata keun rasa cinta
Teu sangka jawab na
Sakur rerencangan (bagian Betta)
Mun taya cinta saujung kuku
Ku naon loba barang penta
Aduduh tega
Meni teu karunya karuyaeun (bagian Paijo)
Mun taya cinta sausap rambut
Ku naon make mere hate
Aduduh nyeri nyeri nyeri nyeri (bagian Betta)
Di jieun ATM (duet / Paijo dan Betta)
**
Masih di halaman depan rumah..
"Hemm emm emm emm Betta, mbah Sinta, Betta, hemm emm emm", kata Paijo yang masih menangis ketika melihat Sinta pergi dengan laki-laki lain.
"Loh kok malah nangis lagi", keluh Betta.
"Kamu gak ngerti ya Betta lagu itu kan lagu paling sedih jadi ingat waktu ayah Irfandi dan bunda Titah berantem waktu mereka berdua masih pacaran tau, hemm emm hemm", kata Paijo yang masih menangis ketika Paijo mengingat Irfandi dan Titah bertengkar, karena hal sepele.
"Oh ya bagaimana ceritanya mas jo ?", tanya Betta.
"Begini nih ceritanya", jawab Paijo.
**
Dalam ingatan Paijo di cerita SSTM (suami suami takut mertua)
Di rumah kanjeng ibu..
"Sayang tunggu dulu dong, saya bisa menjelaskan semuanya", kata Irfandi.
"Alah gak perlu mas Irfandi", sambung Titah.
"Sayang..", seru Irfandi.
"Alah ceritanya salah emm mas Paijo", keluh Betta.
**
Pada saat ini..
Masih di halaman depan rumah..
"Mas jo", seru Betta.
"Apa, loh kok kamu keluar sih", kata Paijo.
"Bukan cerita yang itu, tapi cerita yang ini", sambung Betta.
"Oh memangnya salah ya ?", tanya Paijo.
"Ya salah lah, kan itu cerita SSTM alias suami suami takut mertua, bukan SSAZ", jawab Betta.
"Apaan tuh SSAZ, Betta ?", tanya Paijo lagi.
"Suami suami akhir zaman", jawab Betta.
"Oh..", seru Paijo.
"Iya, cerita yang ini dong", pinta Betta.
"Oke, jadi seperti ini cerita nya", kata Paijo.
**
Dalam ingatan Paijo di cerita SSAZ (suami suami akhir zaman).
Pada waktu itu..
Di rumah kanjeng ibu..
Di halaman depan rumah..
"Ayank embeb", kata Irfandi.
"Apa ?", tanya Titah.
"Jangan ngambek, jangan marah, maaf ya aku datangnya telat", jawab Irfandi.
"Teuing lah ripuh hayang asup ke dalam imah wae hemm"
(Entah lah capek mau masuk ke dalam rumah saja hemm), kata Titah.
"Haa, dik Titah, aku benar-benar jaluk apura marang awak mu, ya aku tau aku wis telat jemput awak mu marang kampus mu mau, padahal aku karep"
(Haa, dik Titah, saya benar-benar minta maaf kepada kamu, ya saya tau saya sudah telat jemput kamu ke kampus mu tadi, padahal saya ingin), sambung Irfandi yang terpotong oleh Titah.
"Karep apa ?"
(Ingin apa ?), tanya Titah yang memotong perkataan dari Irfandi.
"Ra dadi deh sayang, aku lali"
(Tidak jadi deh sayang, saya lupa), jawab Irfandi.
"Au ah..", kata Titah yang pergi meninggalkan Irfandi di depan rumahnya sendiri.
"Haduh den mas Irfandi dan mbak Titah berantem lagi, ke sana saja deh oh ya sambil menyanyikan sebuah lagu ahh, lagu sedih, judulnya ATM dari Sule, hehe..", kata Paijo.
**
ATM - Sule / Paijo.
Jauh di jug-jug Anggang di teang
Hujan jeung angin lain halangan
Sagala dilakonan
Demi cinta
Ngala hate mah meni jor joran
Ngala cinta mati – matian
Teu padulu ngagade demi cinta
Yakin kuring rek di tarima
Kuring nyata keun rasa cinta
Teu sangka jawab na
Sakur rerencangan
Mun taya cinta saujung kuku
Ku naon loba barang penta
Aduduh tega
Meni teu karunya karuyaeun
Mun taya cinta sausap rambut
Ku naon make mere hate
Aduduh nyeri nyeri nyeri nyeri
Di jieun ATM
**
Masih di halaman depan rumah kanjeng ibu..
"He.. Emmm.., emmm.. Emmm..", Paijo menangis setelah menyanyikan lagu Sule yang berjudul ATM.
"Lah lik jo ngapa menangis ?"
(Lah lik jo kenapa menangis ?), tanya Irfandi.
"Sedhih mas Irfandi, sedhih"
(Sedih mas Irfandi, sedih), jawab Paijo.
"Sedhih ngapa ?"
(Sedih kenapa ?), tanya Irfandi lagi.
"Melihat mas Irfandi lan mbak Titah berantem mau"
(Melihat mas Irfandi dan mbak Titah berantem tadi), jawab Paijo lagi.
"Alhamdulillah", kata Irfandi.
"Haa emm, mas Irfandi bagaimana sih kok malah alhamdulillah sih", keluh Paijo.
"Inggh lik alhamdulillah, ada kanca kanggo nangis"
(Iya lik alhamdulillah, ada teman untuk nangis), kata Irfandi.
"Oh gitu ya sudah nangis bersama saja yuk", sambung Paijo.
"Yuk..", seru Irfandi..
"Em hemmm emmm emm", Irfandi dan Paijo menangis bersama.
Facebook Paijo sudah update ya
Share this novel