Bagian 20, Suara Penuh Luka

Romance Series 427

Bagian 20
Suara Penuh Luka

Jika benar aku lelah, Maka ujungnya aku akan menyerah. Namun kali ini berbeda. Sekarang semuanya sudah ku serahkan padamu, Alena. Semua hal dari hal hal yang tak ku sukai semuanya sudah aku katakan padamu, Sekarang semuanya tergantung pada apa yang kamu lakukan. Ntah menghargaiku, Ntah mencoba untuk menjadikanku yang terbaik atau selalu bersembunyi dalam hal hal yang harus kau lindungi. Sial aku membahasnya lagi. Sungguh hal ini sangat menggangguku. Aku sangat dan benar membencinya sepenuhnya. Ntahlah aku membencinya. Sekarang aku benar benar kosong. Semenjak kejadian dan beberapa hal berlalu begitu saja. Aku tak pernah mengenal kata percaya. Perlahan pudar.

Aku memandang langit sudah tidak biru lagi. Aku sangat takut akan hujannya untuk beberapa kalinya. Aku takut akan pelangi yang tak pernah muncul lagi. Aku takut akan payung yang tak pernah ku gunakan lagi saat panas muncul. Pelangi muncul akan indah. Hujan berhenti dan payung di simpan di tempat tertentu tanpa aku tau. Karena sebanyak apapun pasang surut air laut, itu semua tak akan bisa menggantikan namanya berubah, ia tetap menjadi laut, bahkan dengan ketenangan nya, tanpa riuhnya. Ombak akan tetap jadi temannya. Ia akan tetap tetap jadi ombak hari ini ia terlalu berisik, mengacau, mempunyai banyak permintaan, Egois, Logistik, Bahkan ia lebih dari apapun. Pertahanan dari nya hanyalah dirinya sendiri. Kerasa kepala sama seperti apa yang ia harapankan. Pemikir di atasnya dirinya adalah besi yang hancur karatnya sendiri.

Dia adalah rumah, Dulunya. Banyak orang sering mengunjunginya bahkan sampai aku tak sadar akulah orang yang terjebak di dalam rumah itu. Aku kehilangan kunciku sendiri, Dan yang membuatku lupa adalah aku menaruhnya dalam rumah. Saat aku tau dan mulai beranjak pergi dari rumah itu, Sang pemilik hampir menangis. Padahal sang pemilik tau sebentar kedatangan dan kepulangan selama dari 10 tahun lebih tengah datang kembali. Cinta paling besar, Dan kasih sayang selalu di tunggu. Akhirnya pulang kembali. Kini tak ada kata meninggalkan di antara kita. Ntah sepertinya semua dan kedua jahat. Bahkan tak pernah memikirkan satu sama lain, Karena aku tak pernah tau apa yang lakukan disini. Bahkan ketika semua pikiranku sudah terluap disini aku masih saja ingin berlama disini, Namun pemilik telah datang. Melukai lagi suaramu benar benar melukaiku lagi aku tak pernah tau mana yang benar. Karena aku masih terjebak dengan sesuatu hal yang pernah aku tinggalkan. Aku tidak akan meminta maaf karena, Ada hal yang pernah dulu kamu minta seakan ada hal yang pernah dan tidak pernah kita bicarakan, Apa karena kita terlalu senang? Ntahlah. Di hari itu juga mendengar suaramu, Membuatku terluka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience