Malam itu, Ehan sudah menunggu Adriana di depan ruang rumahnya, untuk menjemputnya, ke pesta temannya itu. Suasana sedikit mendung kedaan berangin. Tanda-tanda hari akan menerima hujan. Namum kata orang mendung tak bererti hujan. Setiba di sana, Adriana merenung lembut ke arahnya sambil terseyum,
" Han Can I dance with you"
ujar Adriana lembut dia hanya balas dengan senyum sambil mengangguk, Adriana kelihatan mabuk, kerana sebelum menari tadi dia sudah minum terlalu lebih dipesta temannya itu.
"I nak balik ni mari I hantar you pulang, tak kan you nak balik seperti ini".
bisiknya ke telinger Adriana. Adriana tidak balas perpatah pun, dia hanya memeluknya dengan erat seperti engan melepaskannya, dia seperti sedang setengah sedar.
Mengapa dia perlu mabuk seperti ini , keluhnya sambil mengeluh panjang. Sebenarnya boleh saja dia meninggalkan gadis itu begitu saja di situ. Tetapi sudah menjadi prinsip hidupnya untuk selalu pastikan gadis itu selamat sampai ke rumah, Adriana masih tertidur, atau pingsan? Entahlah, yang jelas gadis itu harus pulang dengan selamat mau tak mau dia harus menggendongnya. Susah payah dia menggendong gadis itu di punggungnya.
“Aih, berat juga! ”
keluhnya. Perlahan kakinya melangkah menaiki tangga satu persatu. Bukan hal yang mudah menggendong seorang yang tak sadarkan diri sambil menaiki tangga. Beberapa kali dia berhenti sebentar tiap kali ia mencapai bordes tangga. Lalu setapak demi setapak ia melanjutkan langkahnya.“
Akhirnya! Lantai tiga!” serunya.
Dia mencari nomor ruang flat gadis itu,.
"Aduh! kenapa nomor ruang flat gadis itu terletak paling hujung, jauh dari tangga, dia menepuk-nepuk pipi gadis itu sedikit keras utuk bagunkan nya, tapi gadis itu tak bereaksi, ia tak bergerak sama sekali, kecuali terdengar dia berkali-kali kata
"Terima Kasih, Han sambil tersenyum.
***********************************
Keesoknya di kolej Khairul datang menghampir Airis
"Eh budak hodoh jeritnya di depan teman temanya yang lain dengan selamba bila terlihat Airis sedang berlalu di depanya. Ish..ish keciannya kau ujar Zura.
Alisha, Liz, dan Ifa, mengeleng-gelengkan kepala sambil berjalan meninggalkan Lara seorang diri di situ, Airis hanya mendiamkan diri, mungkin dia berkecil hati dengan kata-kata Khairul dan sikap teman-temanya yang lain, dia terus ke tempat ruang makan sambil duduk bersendirian.
************************
Bersambung....
Share this novel