Rate

BAB 2

Action Completed 653

Setiap malam bintang menghujan langit hitam. Kelap-kelip yang selalu kita lihat bersama kini hanya mampu aku nikmati seorang diri. Aku masih mencintai tanah ini, tempat masa kecil kita yang telah memberikan berjuta kenangan. Setidaknya disinilah Tuhan pernah mempertemukan kita, walaupun di tempat ini pula kita dipisahkan.

Terlalu banyak pertanyaan berputar dan bermuara pada otakku saat ini. Kamulah tersangkanya. Kamu penyebab dari kepusingan dan kegundahan yang selalu aku rasakan. Bagaimana dengan keadaanmu? Seperti apa sekolahmu di sana? Bagaimana dengan teman-teman barumu? Bagaimana dengan hobbymu? Masih samakah? Masih ingat dengan aku? Ah.. mungkin saja kamu sudah lupa. Aku hanya kawan kecilmu yang tidak terlalu istimewa. Aku hanya seorang gadis kecil berkuncir dua yang sulit untuk mengikat tali sepatunya sendiri. Aku hanyalah seorang gadis yang suka ngambek kalau direbut permen lolinya. Aku hanya gadis kecil dengan segala sifat kekanak-kanakannya. Aku hanya gadis kecil yang menyukai warna merah muda dan boneka teddy. Aku adalah seorang gadis kecil yang tak pantas namun telah lancang untuk menyukai… dirimu. Maafkan atas kelancanganku ini.

Aku sempat menduga kamu telah melupakan semuanya, tentang kita dan tempat ini. Aku sempat mengira kejeniusan otakmu telah benar-benar membawamu pada dunia yang berbeda. Dunia tempat tinggalmu, penuh dengan kemudahan teknologi yang berisikan orang-orang brilliant. Duniamu yang baru, aku takut telah mengubah kawan kecilku yang dulu.

Tapi tidak, doktrin dan segala pikiran ngawurku yang sudah telontar sangat jauh ternyata salah. Kamu kembali pulang. Kamu kembali ke tempat kita, sayang. Aku tak ingin melepaskanmu kali ini. Tidak lagi, kamu jangan pergi lagi. Jika kau temui seseorang yang pertama kali menangis di saat kepergianmu, maka itulah aku.

“Kenapa kamu gak bilang-bilang aku dulu kalau kamu mau datang? Kan biar aku mampu siapin makanan-makanan enak. Aku udah mampu masak loh?” Aku tersenyum lebar, mengacungkan jempol kananku mantap.
“hehehe, aku cuma mau liburan aja. Aku mau memberitahukanmu sesuatu. Yah hitung-hitung mau ngasih surprise aja” Angin berhembus lembut diiringi tawa manisnya yang merekah indah.
“Surprise? Apa itu?”
“Itu artinya kejutan” Jawabnya santai.
“Oh haha. Oke Kejutan. Kamu emang udah bener-bener ngejutin aku sangat. Tapi jujur aja aku seneng dengan kehadiranmu” Aku berucap dengan entengnya, tanpa menyembunyikan apapun yang ingin aku katakan.
“Haha.. eh anyway aku mau ngasih tau kamu sesuatu loh? Sesuatu yang spesial sangat!”
“Apa Dit?”
“ada deh, hehe bukan sekarang”
“Ih kamu ini bikin penasaran deh. Kapan dong?”
“um entar deh aku hubungin kamu lagi”

Mungkinkah? Hal yang ingin dia sampaikan padaku itu merupakan jawaban dari penantianku selama ini? Apakah setelah 4 tahun kita dipisahkan Tuhan? Dan inikah hasilnya? Inikah takdirMu Tuhan? Benarkah? Jantungku berpacu kuat, sekuat rusa yang berlari kencang, menghindar dari busur panah.

“Hey Nania, kamu ngelihatin apa sih? bengong gitu tiba-tiba. Haha masih sama aja kayak dulu, sukanya bengong wae” Arjuna lalu megacak-acak pelan rambutku, sesuatu yang sangat aku sukai dari dia. aku seperti merasa… di sayang?
“Ah enggak hehe” jemariku mulai memainkan gerakannya, merapikan rambutku yang sedikit berantakan dalam frekuensi tetap selama beberapa detik.
“Oh iya besok pagi aku mau pergi ke air terjun nih”
“Kamu mau ngajakin aku gitu maksudnya?” Ya ampun pipiku jadi memerah malu.
“eh, iyah? Sebenarnya.. ada yang ingin aku tunjukan padamu disana”
“Ada apa? kamu..”
“ah enggak papa, besok pagi jam 8 aku jemput kamu ya? Aku udah lupa soalnya jalan menuju kesana makanya kamu ikut aku ya?” Arjuna menggaruk pelan kepalanya.
“oke hehe”

Ya Tuhan, aku tidak sabar. Sudah lama aku menanti-nantikan kesempatan seperti ini. Teman kecil yang Engkau pertemukan kembali. Betapa beruntungnya aku.

Langit berangsur-angsur menunjukkan efek tyndal. Warna biru telah tergantikan menjadi orange lalu kemudian hitam memenangkan semuanya, kembali memakan langit dan terselimut gelap malam.

Semalaman aku sulit untuk tertidur. Mengapa jam berputar sangat perlahan? Ayolah! Ingin rasanya aku menendang setiap jarum jam yang bergerak per detiknya. Agar dia semakin cepat! Agar aku mampu beremu Adit lagi, aku kangen ya Tuhan.

Sedikit demi sedikit aku terbuai jauh masuk melampaui batas alam sadar manusia. Aku tertidur.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience