Rate

BAB 1

Short Story Completed 3281

Malam berselimut mendung, tapi hujan tak jua turun, hanya sesekali gemuruh petir yang menyapa dingin,,dingin,,, itu yang kurasa saat angin menyentuh kulit tubuhku.

Sudah jam 11 malam tapi tak juaku rasakan mengantuk datang menyapaku.didepanku sang suamiku tengah duduk dg kaki bersilang, gelisah,resah dan ragu, itu yang dapat kutangkap.

Aku memulakan pembicaraan,“abang kenapa…?”aku mencuba untuk bertanya manalah tahu kegelisahan suamiku boleh cair bahkan hilang bersama hembusan angin yang dingin ini.

” abang ingin berbincang sesuatu dengan sayang,, hal ini sangat penting….”

“Aneh la abang malam ni, biasanya kalau ada masalah abang akan cakap je.. ada apa sebenarnya ini sayang?” aku masih duduk santai, sambil sesekali minum teh yang masih suam.

”Tapi sayang janji ye,, janji kat abang yang sayang takkan marah,,dan tolongg jangan minta sesuatu yang abang tak boleh kabulkan, janji?”

“abang ni aneh sangat malam ini ,,,buat ayang takut je la..ada apa sayang?” aku berubah dari posisi dudukku dan mendekati suamiku.

“Ada apa abang? sayang bersiap-sedia untuk mendengar semuanya..ayang janji ayg takkan marah.. hee,"aku mengukir senyuman kecil.

“sayangggg….hmmm…abang…abang…hmmm....” sebelum membuka bicara sang suami minum sesaat, sambil menarik nafas panjang.

“Hmm…izinkan ayah menikah lagi…” kata suamiku dengan nada yang perlahan sambil agak menunduk.

“Hahaha…ish, abang ni nak bergurau ngan kita lah tu..” Jawabku santai sambil minum teh O itu lagi.

”sayang, dengar sini…abang serius ni…abang tak bergurau ngan sayang.. abang sungguh-sungguh dengan apa yang abang lafazkan sekejap tadi, "sambil si suami memegang bahuku".

Aku baru sedar dengan apa yang aku dengar sekejap tadi…ternyata ini semua bukanlah mimpi dan aku tidak berkhayal ..suamiku memang serius…serius mengatakan hasratnya dan serius akan menikah lagi.

Aku tak tahu harus menjawab apa dan bagaimana, yang pasti…udara mulai panas kurasakan, dunia seolah-olah mahu kiamat, aku masih terkejut dengan permintaan suamiku untuk menikah lagi, sehingga cangkir yang kupegang jatuh dilantai dan pecah seperti hatiku malam ini…

“Abang….benarkah…? semua ini hanya mimpi belaka bukan…??? awak saja nak bergurau dengan ayang kan!! iya kan!!. aku seperti tidak mempercayai semua ini.

" tidak sayang, pegang pipi abang…”jawab suamiku sambil mencuba menganggkat tanganku.Tak terasa air mataku mulai mengalir membasahi pipiku , semakin lama semakin deras bak curah hujan yang jatuh dari langit.

“kenapa abang lakukan semua ini terhadap ayang..? apa kurang hanya dengan satu cinta?”“Apakah abang sanggup berbuat adil..?

"Ingat bang….semua perbuatan pasti dipertanggung jawabkan didepanNya nanti.”aku mengajukan pertanyaan tak henti-henti terhadapnya seperti seorang hakim yang bersoal dengan sang pesalah.

“Abang sudah berfikir masak-masak.. abang yakin dengan keputusan abang, jangan lupa…Allah juga mengizinkan umatNya untuk menikah lagi, cuba sayang baca Quran Surah An-Nisaa: Ayat 3..:

"Maka nikahilah prempuan lain yang kamu cintai satu, dua, tiga atau empat". ….jadi tidak ada larangan kan sayang….”suamiku menjelaskan ayat Al-Qur'an tentang poligami terhadapku.

“apakah abang lupa akan sambungan ayat ? "Tetapi jika kamu tidak bisa berlaku adil maka nikahilah satu orang saja"…..abang...jangan mengambil ayat Al-qur’an hanya untuk kepentingan pribadi ingat itu..!!! dosa bang …dosa…!!!" aku menjawab dengan nada yang amat kasar disertakan dengan deraian airmata.

"Aku setengah mati bersuara menjelaskan pendirianku bahwa Allah sebenarnya tidak mewajibkan umatNya untuk bernikah lebih dari satu, tapi hanya mengharuskan saja, itupun kalo umatNya boleh berbuat adil terhadap kedua-dua orang isterinya. Lalu bolehkah para lelaki hari ini berlaku adil?" 

Apakah adil hanya dilihat dari luaran sahaja..??? bagaimana dengan perasaan wanita jika suaminya berbagi cinta terhadapnya?

Bukannya aku menolak ayat Allah yang satu ini…tapi cuba difikir lagi…fikir lagi dengan jernih. Kata-kata itu yang berteriak dalam benakku tanpa sanggup aku ucapkan.Suamiku tertunduk saat aku tak henti-hentinya menyerang dengan dalil.

“sayang!! …!!!! Ini keputusan abang…!!! muktamad!! ! suara suamiku mulai meninggi, aku tahu suami mulai tertekan sama seperti yang kualami sekarang, dan aku diam… tapi pada hakikatnya…suaraku tak kalah hebat kencangnya, meledak-ledak bagai letusan gunugn berapi…

Malam itu merupakan pergaduhan yang sangat hebat bagi kami berdua, kami sudah lupa bagaimana cara untuk mengawal emosi ….tapi yang pasti…suamiku tetap kukuh pada pendiriannya….ya Allah….!!! Hatiku sakit!!!

Tak pernah terlintas dalam hatiku, kalau pada akhirnya hidupku akan begini. Sejak permintaan suamiku untuk bernikah sorang lagi, aku merasa bahawa aku adalah wanita paling malang didunia, aku merasa bagai aku seorang wanita teraniaya didunia yang fana ini , dan aku merasa tidak mempunyai kekuatan apapun.

Ya Rabbi!!….kuatkan aku dalam menghadapi semuanya, kuatkan aku dalam menghadapi ujianmu, Ampunilah segala dosaku... Hanya kata-kata itu yg selalu bersenandung dalam hatiku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience