Rate

BAB 2

Drama Completed 303

Aku merasa sendirian. Aku merasa kesepian. Terasa gamang. Terasa bimbang. Terasa seolah aku hidup tanpa arti.

Kutatap gerimis di luar jendela, kubuang pandangannku ke arah luar. Menikmati setiap tetesan titik-titik hujan yang berjatuhan. Seperti irama yang bersenandung merdu seperti Dewi hujan yang tengah bernyanyi untuk sang kekasihnya, yakni awan. Mencoba menghadirkan ujung pelangi yang indah di tengah-tengah awan yang telah kembali cerah.

Aku tersenyum kecut saat kudengar suara ringtone yang bergetar memanggilku. Kulihat di layar ponsel tertera satu nama yang ku benci, Andrew. Dengan enggan kupencet tombol ponsel dan saluran pun terhubung.

“Halo, Yank. Lagi ngapain nih?” suara lembutnya mampu melemahkan diriku sesaat, namun terbesit kebencian di hatiku.

“Lagi nyante. Ada apa?” tanyaku selalu dengan suara datar.

“Ooh lagi nyante. Kirain lagi sibuk. Emmmmm…” terdengar nafas panjang dari seberang. Dan aku tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya. Ia pasti akan memintaku untuk bertemu dengannya.

“Yank, aku kangen sama kamu… bisa tidak kita ketemu?”

“Baiklah.”

Langsung kuputuskan hubungan telepon begitu menjawab permintaannya. Pandanganku kembali kubuang ke luar jendela, di mana titik hujan mulai mereda namun masih menyisakan keindahan bagiku.

Andai aku bisa menolak permintaannya, mungkin aku tak akan sesakit ini. Mungkinkah aku terlalu bodoh hingga mudah dipermainkan cinta? Atau aku terlalu lemah untuk bisa mengatakan tidak? Ataukah aku terlalu buta untuk bisa melihat kenyataan cinta yang tengah memanfaatkanku?

Kupalingkan pandanganku dari titik-titik hujan dan melangkahkan kakiku menuju lemari pakaian untuk bersiap-siap menuju kafe.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience