Rate

BAB 2

Drama Completed 353

“Hei.. apa maksudmu berkata seperti itu padanya?” bantah Diana.
“Aku hanya penasaran?” Gian terdiam.
Mereka sampai di gerbang sekolah.
“Maaf aku harus pergi sekarang,” kata Alexa .
“Heh..,” Mika, Yuri, dan yang lainnya mengeluh.
“Nanti aku akan mencari kalian, oke,” Alexa pergi meninggalkan teman-temannya.

Halaman belakang sekolah yang sangat sepi dan kotor. Daun-daun kering dari pohon-pohon besar yang menggugurkan daun-daunnya. Cahaya matahari pun tidak banyak masuk itu sebabnya semua daun itu tidak kering. Alexa mengambil sapu dan mulai membersihkan semuanya.
“Kau baik-baik saja?” Alexa kaget mendengar suara itu.
“Oh.. kepala asrama kau mengagetkanku, aku baik-baik saja,”
“Baiklah aku pergi,”
Alexa melanjutkan pekerjaannya. Saat itu terdengar suara langkah kaki.
“Kepala asrama kau masih di sini?” Alexa mengira kepala asrama masih mengawasinya.

“Apa kabar?” suara yang berbeda dengan suara kepala asrama. Alexa berbalik, dilihatnya seorang gadis yang mirip dengannya bahkan lebih cantik. Alexa teringat mimpi-mimpi yang penah dialaminya.
“Kau,” Alexa menunjuk gadis itu.
“Kau mengenalku?” gadis itu mendekat.
“Siapa kau?”
“Kau pasti mengenalku, adikku,” kata gadis itu.
“Tidak,” bantah Alexa .
“Aku Acacia dan kau adikku Alexa ,”

“Acacia ?”
“Aku datang untukmu ikutlah denganku,” kata Acacia .
Alexa merasa ada hal yang pelik dan misteri pada gadis yang benama Acacia itu. Air mukanya sangat bengis dan matanya kelihatan sangat kejam, seakan ada aura yang jahat padanya.
Saat itu loceng berbunyi.
“Maaf aku harus pergi,” Alexa pergi meninggalkan Acacia di tempat yang sepi itu.
“Kita akan bertemu lagi,” tanpa menghiraukan pernyataan itu Alexa berjalan dengan cepat.

Dengan jantung yang berdebar-debar Alexa meminta izin untuk masuk kelas kepada guru yang telah lebih dulu berada di dalam kelas. Alexa duduk di sebelah Yuri.
“Aku bertemu dia,” kata Alexa dengan nada takut.
“Siapa?” tanya Yuri ingin tahu.
“Yang ada di dalam mimpiku, gadis yang mirip denganku,”
“Kau bohong,” Yuri tidak percaya.
“Sungguh, namanya Acacia , katanya dia adalah kakakku. Aku sangat takut,”

Percakapan mereka berhenti, sekarang Yuri juga ikut merasa takut.
“Halo Ms. Alexa sepertinya kau tidak memperhatikanku dari tadi, apa kau sudah tidak menghargaiku lagi?” Ms. Suzie mendekat pada Alexa .
“Maaf, Ms. Suzie aku tidak bermaksud seperti itu. Kau tidak akan menyangka apa yang akan ku katakan,”
“Diamlah, bagaimana mungkin orang sepertimu masuk ke sekolahku ini, kau bukan hanya tidak memiliki kekuatan tapi kau juga tidak memiliki sopan santun kau tahu itu,” kata Ms. Suzie panjang lebar.

“Aku minta maaf,”
“Sudahlah, kau sudah sering melakukan itu,” Ms. Suzie kembali ke mejanya.
“Tenanglah,” kata Yuri.
“Baiklah anak-anak minggu depan aku akan melaksanakan ujian konsentrasi untuk kalian, jadi berlatihlah di rumah,”
Hari itu kelas sudah selesai. Biasanya para murid pergi ke perpustakaan atau ke lapangan olah raga. Mereka akan boleh pulang pada pukul empat sore. Alexa dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

“Alexa ada apa? Ayuh ceritakan pada kami!” pinta Diana.
“Dia bertemu dengan saudaranya,” jawab Yuri.
“Yuri aku serius, ada apa?” kata Diana tidak percaya.
“Dia benar, aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip denganku. Seperti kembaranku. Dan dia berkata akan menemuiku lagi,” jawab Alexa .
“Bukankah itu bagus, kau bisa bertemu dengan keluarga yang hilang,” pendapat Mika.
“Aku takut, sepertinya dia tidak bermaksud baik,”
“Kau hanya tidak terbiasa jika kau bertemu dengannya lagi, perkenalkan kepada kami,” ujar Gian.
“Semoga saja,”

Sore itu setelah pulang sekolah. Alexa berangkat ke tempat kerjanya, yaitu di sebuah kafe yang tidak jauh dari asramanya. Itu semua keinginannya sendiri, ia merasa tidak enak menikmati fasilitas di sekolah itu secara gratis karena hanya dia satu-satunya murid yang tidak memiliki kemampuan yang diperbolehkan sekolah di sana. Dan karena tidak memiliki keluarga Alexa membuat kesepakatan dengan kepala asrama bahwa ia akan bekerja dan menghasilkan dana untuk kelangsungan sekolah itu.

“Apa kau ingin ke rumahku setelah pulang kerja nanti?” sekali lagi suara itu muncul tiba-tiba.
“Kau, apa yang kau inginkan?” untuk kali ini Alexa benar-benar takut menghadapinya.
“Aku ingin kau datang ke rumahku, atau kau boleh menyebutnya rumahmu,” Acacia tersenyum. Ia berjalan mendekati Alexa .
“Kau.. tidak akan menolaknyakan?”
“Baiklah,” jawab Alexa .
“Aku akan menunggumu di sini nanti,” tegas Acacia .
“Baiklah,”

Jam menunjukan pukul sembilan malam. Saat itu Alexa telah selesai bekerja, itu artinya ia sudah waktunya pulang.
“Alexa kenapa kau masih di sini, apa kau takut?” kata salah seorang teman kerjanya.
“Aku akan pulang,”
“Hei.. kau ini sudah delapan belas tahun sebaiknya kau cepat-cepat pulang banyak orang yang menginginkan gadis seperti dirimu di luar sana,”
“Aku tahu,” memang banyak. Alexa mengingat Acacia , gadis yang sangat menginginkannya.
“Baiklah aku pulang,” Tidak biasanya Alexa merasa takut mendatangi suatu tempat pada malam hari. Ia selalu mengawasi setiap orang yang melewatinya, ia berharap semoga gadis itu lupa dengan janjinya. “Aku tidak akan lupa,” Acacia .
“Kau, bagaimana kau tahu? Sudahlah,” mereka pergi.

Sesampai di rumah Acacia . “Ini rumahku, silahkan,”
Alexa masuk, dilihatnya sekeliling tempat. Cahaya dari lampu yang seadanya memberikan kesan yang seram.
“Kau tinggal sendirian,” Alexa melihat Acacia tidak ada lagi di sampingnya.
“Acacia kau di mana?” panggil Alexa . Alexa mendengar suara tangisan dari suatu ruangan. Alexa mencoba mencari asal tangisan itu. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas dari dalam sebuah kamar yang berada di sampingnya. Alexa membuka pintu kamar itu. Dari dalam kegelapan dia melihat Acacia duduk di depan sebuah perapian.
“Acacia kau kenapa?” Alexa mendekati Acacia .
“Ini semua salahmu,” kata Acacia .

“Apa maksudmu?” Acacia menghidupkan lampunya. Betapa kagetnya Alexa melihat sepasang sayap berada di punggung Acacia .
“Kau..,” ucap Alexa takut.
“Lihat lukisan itu! Dia Ibuku dan itu adalah negeriku. Sekarang semuanya hancur,” Acacia berdiri menatap dekat lukisan itu.
“Apa hubungannya denganku?” tanya Alexa .
“Ibuku melahirkan seorang manusia yaitu kau Alexa , saat itulah negriku hancur. Kutukan terus berdatangan untuk Ibuku dan keluarga kerajaan. Dan sekarang tugasku menghilangkan kutukan itu,” ujar Acacia .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience