Rate

BAB 2

Drama Completed 260

Sesampainya di rumah aku membuka handphoneku dan melihat apakah ada pesan disana, ternyata benar itu pesan dari Tulus . “Selamat siang sayang, jangan lupa makan siang, aku mencintaimu”. “Iya sayang, tenang saja aku juga mencintaimu” balasku. Kemudian dia tidak membalasnya lagi “mungkin dia sedang sibuk” gumamku sambil menenangkan hatiku.

Aku mencapai sebuah buku diary ungu dan mulai menuliskan kata kata yang kualami hari ini, mulai dari cerita Rendi yang menghampiriku tadi waktu sekolah hingga aku bergitu merindukan Tulus semua kutulis sesuai yang kualami hari ini.

Keesokan harinya lagi dan lagi Rendi menghampiriku, Ia mengajakku untuk menemaninya jalan jalan. Aku hanya hanya menggeleng gelengkan kepalaku dan mencari cari alasan untuk menolaknya. Hari demi hari dia terus mendekatiku, dia selalu memberiku benda benda yang aku suka. Dia mengerti sekali akan aku, sikapnya mengingatkanku pada Tulus .

Suatu ketika saat aku pulang sekolah aku berjalan melewati trotoar, hari itu aku memang sengaja tak mau dijemput karena ingin berjalan jalan sebentar untuk menyegarkan fikiranku.Tak ku sangka seorang pengendara motor yang ugal ugalan mendekat ke arahku dan “Brakkk!!!” aku terejatuh dan pengendara itu kabur. Aku hanya bisa merintih kesakitan karena tak ada satu orang pun yang menolongku. Tiba-tiba cowok keren dan berbadan tegap itu mendekat ke arahku tampak samar samar olehku dia mencoba untuk membantuku, namun mungkin karena tak kuat menahan sakit aku memejamkan mataku dan tak sadarkan diri.

Ketika aku membuka mataku kelihatan samar samar olehku sebuah bilik bercat ungu berhias bintang bintang dan aku cam benar bilik itu itu. Ya, itu bilik tidurku. “Bagaimana aku bole ada disini, siapa yang menghantarku?” kataku dalam hati. Karena mengetahui aku sudah sadar mama mendekatiku dengan wajah paniknya. “Kamu sudah sadar Nda?” kata mama yang tampak sangan cemas kepadaku. Aku hanya mengaggukan kepala. “Tadi Rendi yang mengantarkanmu kesini, dia melihatmu pingsan di tengah jalan karena tertabrak motor jadi dia membawamu pulang” kata mama menjelaskan. “Lalu Rendi mana ma?” tanyaku. “Dia sudah pulang sayang, besok kamu harus menemuinya ya, untuk berterimakasih padanya”. “Iya ma, itu pasti”. Kemudian mama meninggalkanku dan menyuruhku agar untuk segera makan lalu minum obat agar kondisiku cepat membaik.

Setelah mengucapkan terimakasih kepada Rendi kami berdua semakin akrab dan dekat. Aku merasa dia berbeda dari biasanya, dan aku mulai memendam pikiranku yang mengganggapnya cowok play boy. Hari demi hari selalu kulalui bersamanya dan tanpa sadar aku sudah melupakan Tulus yang notabene masih kekasihku. Aku tak pernah memperdulikan pesan maupun telponnya karena aku sudah merasa bahagia dengan Rendi. Hingga suatu ketika Tulus mengirimiku sms “Sayang, bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu dan aku ingin bicara padamu” setiap hari dia selalu megirimiku pesan dan selalu berkata jika ia ingin mengatakan sesuatu padaku tapi aku tak peduli dengan itu, aku hanya membacanya dan tidak membalas pesan itu. Aku sudah dengan dunia baruku aku sudah melupakan buku diary ungu itu, aku sangat jarang sekali menulis disitu bahkan untuk membukanya pun aku malas.

Aku dan Rendi sudah semakin dekat bahkan kami sudah dibilang berpacaran. Ya, aku selingkuh di belakang Tulus aku mengabaikan janjiku padanya. Saat pulang sekolah aku membuka handphoneku dan masih seperti biasa disitu ada pesan dari Tulus “sayang aku merindukanmu, aku harus memberitahumu sesuatu”. Aku hanya membalas pesannya dengan nada ketus “Maaf sayang aku sibuk! untuk sementara ini jangan menghubungiku” dan benar sejak saat itu Tulus tak pernah mengirimkan pesan untukku.

Hingga suatu ketika aku melihat Rendi sedan berkumpul dengan teman temannya, dan tanpa sengaja aku mendengar percakapan di antara mereka. “Hebat lu Ren bisa dapetin Manda” kata salah satu temannya. “Haha, ya jelaslah gua gitu siapa sih yang gak bisa ditaklukin sama gua, sekarang mana uang taruhan buat gua” kata Rendi yang cukup membuatku kaget dan tak percaya. “Ini buat lu, jumlahnya satu juta pas kan?”. “Ah, senang gua berbisnis sama lu pada” ucap Rendi dengan nada sombong. Kemudian aku mendekatinya dan menamparnya “Sialan kamu, teryata kamu bohongin aku Ren, aku kira kamu sayang sama aku” Ucapku sambil menangis. “Sayang sama lu? jangan ngimpi deh, lu tu cewek jelek dan cuek mana mau gua sama lu, semua gua lakuin demi uang. makasih ya udah mau jadi pacar gua dan sekarang kita putus karena gua udah dapetin apa yang gua mau” kata Rendi penuh kemenangan. “Semoga kamu dapet karma” kemudian aku berlari sambil menangis aku tak percaya akan ini semua, aku memang benar benar bodoh aku mengabaikan Tulus demi orang seperti dia.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience