Rate

BAB 2

Drama Completed 570

Dua tahun telah berlalu, lega rasanya aku bisa kembali ke Negaraku tercinta, terlebih lagi aku bisa dekat dengan Mierra wanita pujaanku. Aku masuk ke SMU yang berlainan dengan Mierra. Entah apa yang terjadi, sejak masuk sekolah aku mengalami pengalaman yang tidak mengenakan. Pada saat itu aku terperangkap masuk ke dalam pergaulan yang salah, aku terjerat sebagai pecandu narkoba dengan teman-temanku. Hidupku jadi tidak normal, aku telah menjadi budak obat-obatan yang bisa mematikan itu. Dengan pede nya suatu hari aku nekat datang ke rumah Mierra dalam keadaan mabuk. Mierra menemuiku dengan wajah dingin, bukan seperti Mierra yang dulu aku kenal. Mungkin ia tahu kalau aku sekarang menjadi anak berandalan yang hampir setiap hari tidak berdaya karena terpengaruh obat-obatan yang aku konsumsi. Sejak saat itu aku menjadi malu pada Mierra, aku tidak berani untuk menemui dan menghubunginya lagi.

Aku tidak bisa melupakan Mierra, dia adalah cinta pertamaku. Entah aku harus berusaha apalagi untuk mendapatkan keberanian mengungkapkan perasaan ini. Hampir setiap hari sepulang dari sekolah diam-diam aku selalu menunggui Mierra di perempatan jalan yang menuju rumahnya. Ia selalu turun dari angkot sepulang dari sekolah disana. Melihat keberadaannya dari jauh saja aku sudah senang sekali. Ingin rasanya diri ini menghampirinya, tapi sayang pada saat yang sama tubuh ini masih dikuasai oleh obat-obatan terlarang.

“Loe harus sembuh Ken, kalo loe mau mendekati Mierra. Dia itu bukan cewe gampangan” kata Ochi sambil menatapku.
“Gue enggak bisa ngelupain dia Chi, gue juga kepengen sembuh? Gue cape begini terus” jawabKu.
“Loe harus berobat, loe harus sembuh dan berusaha keluar dari obat-obatan terlarang itu demi Mierra kalau memang loe mencintainya jelas Ochi”.
Aku terdiam dan termenung sejenak mendengar perkataan Ochi. Dua hari kemudian Mama dan Papa membawaku berobat untuk menghilangkan sisa-sisa racun yang berada di tubuh dan ketergantungan ini agar terbebas dari lingkaran setan itu. Aku bersemangat untuk sembuh, ini semua aku lakukan demi untuk masa depanku dan untuk cintaku pada Mierra tentunya. Segala cobaan dan godaan berhasil aku lewati, setelah satu tahun aku menjalani theraphy akhirnya aku dinyatakan sembuh oleh Dokter.

Pada tahun 1998 aku masuk ke Perguruan tinggi. Banyak wanita-wanita cantik yang berlalu lalang dikampusku ini. Tetapi perasaanku belum saja berubah, masih tetap ada nama Mierra yang ada di hati. Aku belum pernah berpacaran sampai saat ini. Ochi menjuluki ku dengan sebutan cowo yang paling setia dan yang paling bodoh di dunia ini. Yaaa… aku akui, aku adalah cowo yang paling bodoh di dunia ini, karena aku sama sekali tidak bisa mendekati dan menyatakan perasaanku ini kepada wanita yang sudah bertahun-tahun lamanya aku kagumi. Terkadang aku berpikir pasti Mierra sudah mempunyai pacar. Tetapi pikiran itu telah dikalahkan dengan kata setia yang aku miliki. Hmmm betapa bodohnya aku, cinta telah membutakan mata dan perasaanku ini.

Suatu ketika aku dan Ochi pernah berjalan mondar-mandir di depan rumah Mierra. Itu tepat di hari ulang tahunku, dengan mengendarai mobil aku mengajak Ochi pergi ke rumah Mierra. Tetapi sesampai disana aku tidak berani untuk turun dari mobil dan menemuinya. Ochi memandangku dengan perasaan gemas.
“Turun nggak loe dari mobil? terus cepat loe temuin Mierra?” suruh Ochi.
“Aduhhh… gue malu Chi, udah lama banget gue enggak bertemu sama dia” jawabku.
“Kita tuh kaya orang stress tau, mondar-mandir terus di depan rumah Mierra. Nanti kita bisa di curigai orang kalo terus-terusan begini” gerutu Ochi.
Aku menarik napas panjang, lalu dengan berat hati aku putuskan untuk kembali pulang kerumah dengan alasan aku belum siap bertemu dengan Mierra semenjak kejadian aku datang kerumahnya pada waktu itu. Melihat keputusanku Ochi sangat marah, dia terus menerus bergerutu memaki-maki diri ini.
“Loe kok cemen banget sih jadi cowo Ken, gue cape tau ngeliat loe seperti ini terus? Sudahlah kalo loe enggak berani ketemu sama Mierra lagi, loe cari aja cewe yang lain…” Kata Ochi kesal.
“Kok loe ngomong gitu sih Chi” tanyaku.
“Yaaa abis loe pengecut banget sih, jangan sampai suatu hari loe nyesel Ken, udah… aahhh gue enggak mau bantuin loe lagi? Cape gue jadinya” jawab Ochi yang masih terlihat kesal.

Aku tertunduk menyesal, sambil mengendarai mobil ini aku mengantarkan Ochi pulang kerumahnya. Semenjak saat itu aku putuskan untuk melupakan Mierra, aku mencoba membuka hati ini untuk wanita lain yang setidaknya nanti aku temui.
Hari-hari terus berganti, beberapa tahun yang lalu setelah aku lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan serta berkehidupan mapan. Aku menikahi seorang wanita bernama Dita, dia wanita yang sangat baik dan telah memberikan aku dua orang anak yang lucu-lucu. Tetapi kadang hati ini tidak bisa di bohongi, di sela-sela kesibukan aku masih suka terbayang wajah Mierra, memikirkan dia sekarang seperti apa? apakah dia sudah menikah sama sepertiku? hmmm masihkah dia tinggal di rumah orang tuanya itu. Aku ingin sekali bertemu dengan Mierra walaupun hanya sebentar dengan keadaan kami berdua yang juga telah berubah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience