Rate

BAB 1

Horror & Thriller Completed 200

Jantungku berdegup begitu kencang saat aku melewati sebuah lorong di sekolah baruku. Aku kembali melihat tangan kiriku, di mana sebuah jam tangan hitam melingkar. Jarum pendeknya menunjuk angka 7 dan jarum yang lebih panjang menunjuk angka 2. Itu artinya 10 menit terlambat pada hari pertama. Tapi ada hal yang lebih buruk, aku tidak tahu arah ke kelas baruku. Aku bingung harus ke mana, lebih baik aku bertanya seseorang. Beruntung ada seorang siswa laki-laki di depan sebuah kelas. Aku menghampirinya.

“Permisi, kelas XI IPA 1 di mana ya?” Dia menoleh ke arahku. Dan, wah… laki-laki berkulit sawo matang dan berpakaian rapi itu sangat tampan dan memiliki wajah yang manis. Kesan pertama yang sangat wow. “Anak baru ya?” Dia tersenyum ke arahku. “Iya,” Aku berharap pipiku tidak memerah saat melihatnya tersenyum kepadaku. Sangat manisnya anak ini. Lalu seorang perempuan berambut hitam dengan rok selutut muncul dari dalam kelas. Mata sipitnya mengarah dan tertancap ke arahku seperti aku adalah mangsanya.

“Eh Fan, dia anak barunya?” Laki-laki ini langsung berdiri saat perempuan sipit itu ke luar kelas.
“Oh dia..” Senyumnya mengembang, dan dia mengulurkan tangannya kepadaku.
“Hai aku Fany,” Dia menjabat tanganku dan aku melemparkan senyum kepadanya.
“Aku Lydia .”
“Aku Hazel,” Laki-laki cool ini juga menjabat tanganku. Rasanya hatiku tersenyum lebar, sampai aku lupa bahwa aku sudah sangat terlambat.

“Oh iya, aku harus ke kelas. Kelas XI IPA 1 di mana ya?”
“Kamu gak baca?” Hazel menunjuk ke arah atas pintu. Di sana terpampang tulisan “XI IPA 1”
“Mukanya merah Zel,” Fany tersenyum ke arahku dan aku hanya nyengir.
“Ayo masuk Han,” Fany menarik tanganku. Terima kasih Tuhan, hari ini tidak seburuk yang aku fikir kan. Fany mengajakku duduk di salah satu bangku.
“Han, mulai sekarang kamu duduk di sini ya, di sebelahku. Di belakangku ini bangkunya Hazel.” Fany sangat ramah, sepertinya akan cocok denganku. Semoga juga Hazel boleh bersahabat denganku.

“Em.. Fan, ini jam 7.15 loh, tapi kok belum pelajaran juga sih?”
“Biasa, sekarang jamnya wali kelas kita, dia emang suka pake jam karet,”
“Eh Fan, temen-temen pada cuek tuh, gak ada yang mau kenalan sama Lydia ?” Tiba-tiba Hazel datang dan memotong pembicaraan kita. “Entah, biarin deh, lama-lama juga kenal sendiri mereka.” Sepertinya Hazel dan Fany cukup dekat, atau mungkin mereka pacaran?

Hari sudah sore, aku masih menunggu taksi di depan gerbang sekolahku. Hari ini cukup melelahkan, rasanya aku sangat ingin pulang dan merebahkan tubuh yang lelah ini di bilik. Ku lihat sebuah mobil silver ke luar dari sekolah lalu berhenti di depanku. Aku tersenyum melihat siapa yang ada di belakang kemudi.
“Han, kamu nunggu dijemput?” Seseorang di sebelahnya melontarkan pertanyaan kepadaku.
“Enggak Fan, aku nunggu taksi,”
“Kamu ke arah mana Han?” Seseorang di belakang kemudi itu bertanya kepadaku.
“Aku ke arah sana.” Sambil menunjuk kesalah satu arah di jalan.

“Bareng kita aja, arah kita sama kok,” Hazel menawarkan tumpangan dengan senyumnya yang teramat manis. Aku bingung harus menerima tumpangannya atau menolaknya. Tapi aku sudah sangat lelah hari ini, jadi aku akan menerima tawarannya. Aku mengangguk lalu masuk ke dalam mobil. Beberapa menit suasana hening.
“Em, kalian pacaran ya?” Aku tidak punya bahan pembicaraan selain itu. Mereka yang berada di depanku serta merta menoleh bersamaan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience