Hari Pertunangan

Romance Completed 4909

Hari pertunangan yang dinantikan oleh kedua pihak keluarga akhirnya tiba juga.
Pagi ini aku sudah bersiap dengan makeup natural karena aku tidak suka makeup yang berlebihan di wajahku. Acara pertunangan dilangsungkan disalah satu hotel ternama di kotaku. Bukan hanya keluarga dari kedua pihak tapi ada beberapa rekan papa dan mama juga kolega - kolega.

“Wah, cantik banget” kata salah satu mbak yang dandanin aku.

“Makasih ya, mbak” kataku.

“La, bahagia ya” kata Riska.

“Kita berdua sayang kamu, La” kata July.

Kini tiba saatnya aku diminta untuk keluar dan duduk bersama papa dan mama. Terlihat Alex yang duduk di antara papa dan mamanya juga kedua adiknya. Semua mata memandangiku dengan takjub karena memang aku tidak selalu berdandan seperti ini.
MC yang memandu acara berjalan dengan lancar sampai pada saat pemasangan cincin tunangan. Biasanya ada sepatah - kata dari sang calon suami. Dan Alex berbicara dengan mata berbinar dan penuh cinta kepadaku membuat sesekali MC menggodanya.
Mulutku tersenyum tapi hatiku perih melihat keadaan ini, dimana semua tersenyum bahagia dan menikmati semua ini. Tanpa disadari sebuah layar menyala dan menunjukkan sebuah video yang didalamnya adalah video yang dikirmkan kepadaku beberapa hari lalu.
Semua mata terbelalak melihat video itu. Aku yang tadinya coba menerima video itu sebagai video salah sasaran atau sngaja di edit untuk merusak hari bahagiaku. Tapi ternyata aku salah. Karena wanita yang menelepon aku tiba - tiba muncul di acara pertunanganku dan memperkenalkan dirinya sebagai pacar yang tidak pernah diakui Alex.
Aku yang tadinya sudah mau menerima semua ini akhirnya melihat kearah Alex dengan perasaan kecewa, marah, emosi bahkan rasanya aku ingin mencabik - cabik wajah Alex saat ini.

“Apa - apaan ini, Alex? Jelaskan semua ini!” kata papa.

“Om, aku bisa jelaskan semuanya” jawab Alex.

“Alex, kenapa kamu lakukan semua ini? Mama dan papa malu” kata mamanya Alex.

“Plak, plak. 2 x tamparan papanya Alex mendarat di wajah Alex yang putih bersih itu seketika berubah merah.

“Pa, Alex minta maaf pa” kata Alex.

“Apa maafmu bisa menghapus malu yang kami rasakan?” tanya papa Alex

“Ella, maafkan mama” kata mama.

“Ella, maafkan tante dan om” kata papa dan mama alex.

“Pa” kataku seraya berjalan dan memeluk papaku.

“Sayang” kata papa sambil memelukku dan kemudian menggendongku pergi dari ruangan itu diikuti mama dan kedua sahabat baikku.

“Pa, Ella ingin pergi dari sini. Ella tidak mau tinggal disini, pa” kataku menahan tangisku.

“Iya. Setelah Ella wisuda, papa akan mengirimkan Ella ke mana saja Ella mau pergi” kata papa masih tetap menggendongku dan memasukkanku ke dalam mobil.

“Gus, antarkan saya dan anak saya ke tempat biasa” kata papa kepada bang Agus, supir papa. “Mama, Riska dan July pakai mobil Ella untuk pulang” kata mama lagi.

Bang Agus membawa aku dan papa ke hotel milik keluarga kami di tepi pantai.
“Kita sudah sampai sayang. Ayo turun” ajak papa. “Disini kamu bisa menenangkan dirimu jauh dari Alex dan papa janji, dia tidak bisa menemukanmu sampai kamu wisuda dan berangkat.

Hpku terus berdering dari Alex bahkan orang - orang yang jarang menghubungiku, kini terus menghubungiku. Satu - persatu pesan dan chat masuk membuatku menonaktifkan hpku.

“Sayang ini kamar yang akan kamu tinggali. Papa sudah menelepon mama meninta Riskan membawakan pakaian gantimu. Dan hanya 1 orang yang akan melayanimu di kamar ini selain Riska sahabatmu” kata papa.

“Papa” kembali aku berhambur kedalam pelukan papa dan menangis sejadi - jadinya.

“Tenang sayang. Hapus air matamu, papa tidak ingin melihat wajah anak papa yang cantik ini berubah menjadi bayi beruang” kata papa. “Istirahatlah! Sebentar lagi Riska membawa pakaian gantimu” kata papa lagi.

Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur mengingat apa yang terjadi tadi. Aku mencoba menenangkan pikiranku sejak pertama kali kulihat video itu dan kemudian dikirim oleh wanita itu tanpa aku sadari semua akan terjadi seperti ini.

Hp ku aktifkan kembali dan sekali lagi hpku berdering dan yang menelepon adalah Alex. Dengan berani aku menjawab teleponnya.

“Sayang, Ella. Aku minta maaf. Ini semua tidak sama yang kamu pikirkan sayang. Itu sudah lama terjadi dan saat itu aku sedang mabuk” kata Alex tanpa memberikan kesempatanku bicara.

“Lex, sudah lama katamu? Jadi selama itupun kamu melakukan hal ini di belakangku dengan wanita itu? Kenapa tidak dari dulu dia muncul? Kenapa di hari pertunangan kita, dia muncul Lex?” pertanyan itu keluar begitu saja.

“Sayang maafkan aku. Kamu dimana? Aku ke sana ya? Katakan padaku sayang. Aku cinta kamu, Ella” kata Alex sambil beretriak.

Aku yang hanya bisa menangis mendengar kata - katanya. Karena memang kami saling mencintai dan tak pernah sedetikpun aku berpikir kalau harus seprti ini.

“Biarkan aku sendiri, Lex. Aku terluka dengan semua ini” kataku.

“Sayang, kamu di mana. Aku akan kesana. Akan kulakukan apapun untuk mendapatkan maafmu, Ella” kata Alex.

“Jangan cari aku! Biarkan hatiku tenang, Lex” kataku kemudian mematikan sambungan telepon.

Ku menangis sampai tak sadar, ku tertidur dan tak tahu kalau Riska datang membawa pakaian gantiku. Namun sayup kudengar suara Riska.

“Maafkan aku dan July, sayang. Kami tak ingin kamu lebih terluka dengan semua ini. Aku selalu berdoa agar Tuhan memberkan yang terbaik bagimu, sayangku” kata Riksa sambil mengecup keningku. Dan dari saat itu tak pernah lagi kulihat Riska.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Ujian skripsi, ku jalani lewat online. Semua diatur papa dan mama agar aku tidak bertemu dengan Alex di kampus atau di mana saja. Sampai pada hari aku diwisudapun, hanya namaku yang dibacakan di acara wisuda itu. Karena papa dan mama tidak mau aku bertemu dengan siapapun.

Alex kembali menghubungiku tapi tak satupun teleponnya ku jawab. Kemudian sebuag chat masuk dan itu dari Alex.

“Sayang, selamat ya, kamu mendapat peringkat tebaik dengan hasil dan satu - satunya mahasiswa terbaik dengan hasil luar biasa. Aku minta maaf untuk semua kesalahanku. Besok aku akan berangkat ke Jerman untuk me;amjutkan kuliahku di sana. Semoga suatu saat kita bertemu dan aku akan memohon untuk maafmu dan diberi kesempatan lagi” isi chat Alex dan tak ku bals.

Sesaat aku lupa akan Riska dan July dan ketika aku melihat beberapa pesan dari July dan Riska seketika akau mencoba menghubungi mereka berdua. Dan hanya nomor July yang tersambung.

“La, kamu dimana? Aku rindu tahu? Kamu dan Riska tiba - tiba menghilang sejak acara pertunanganmu yang batal itu” kat July menyambut teleponku.

“Pelan - pelan, Jul. Aku masih disini, nggak kemana - mana, Jul” kataku. “Tadi kamu bilang apa? Riska pergi? Kemana? Apa dia bilang ke kamu?” tanyaku.

“Dia nggak bilang apa - apa. Hanya sebuah chat yang di kirimi kalau dia akan pergi melanjutkan hidupnya. Aku dengar dari sepupuhnya, kalau Riska berangkat ke Rusia untuk bekerja di sana” jawab July.

“Kamu sudah hubungi orang tua Riska?” tanyaku.

“Papa dan mama Riska juga nggak bisa dihubungin. Aku kerumahnyapun, nggak ada orang” jawab July.

Reade's yang Pinter... Enjoy yach, bacanya... "Cinta Yang Terluka"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience