Rate

2

Romance Series 369

Risma POV

aku beneran gak tau harus mengatakan atau mau teriak apa lagi, karena rasanya hidupku seperti ada di ujung. Reon benar-benar keterlaluan bagaimana bisa ia membiarkan seorang gadis memegang barang sedangkan dia melaju dengan sangat cepat dengan motor besarnya.

Reon adalah sahabatku sejak kecil, bisa di bilang dulunya kami bertetangga. Aku mengenalnya saat aku kelas 5 Sd, dia anak baru di kelasku bahkan dia dulu orang yang sangat berbeda dari yang sekarang. Dia dulunya anak laki-laki yang paling pendiam yang pernah kutemui. Dia tidak pernah bicara pada siapapun jika tidak dibutuhkan. Aku sempat berpikir mungkin karena dia keturunan campuran jadi agak susah berteman.

Saat memasuki SMP, aku mengalami kecelakaan mobil dan disitulah Reon meninggalkanku. Ia pindah bersama ibunya, ibuku bilang dia kembali ke Amerika karena permintaan ayahnya. Jadi aku tidak bertemu dengannya sejak saat itu.

Tapi saat masuk SMA aku bertemu lagi dengannya, tapi rumahnya tidak bersebelahan dengan rumahku. Memang tidak jauh hanya dua block dari rumahku. Aku bahagia bertemu dengannya tapi banyak yang berubah setelah dia pindah. Dia menjadi orang yang lebih baik dalam berinteraksi bahkan ia mengubah gaya pakaian dan rambutnya menjadi lebih baik.

Sampai sekarang aku selalu bersahabat dengannya bahkan orang sempat berpikir kami ini pacaran padahal kami hanya sahabat sejak kecil.

End Risma POV


Risma dan Kevin sampai di sebuah Toko kue. Tempatnya berbeda dengan dugaan Risma. Yang ia tau Toko kue itu tempat yang sangat indah karena banyak hiasan dan kue yang terpajang di depan toko. Tapi Toko kue ini berbeda.

"Kok malah bengong sih? Mau masuk gak?" panggil Reon.

"Iya."

Risma dan Reon pun memasuki Toko kue itu. Risma terkejut saat melihat ke dalam Toko. Ternyata di dalamnya sangatlah bangus. Terlihat Kue-kue terpajang di atas meja dengan bentuk yang berbeda-beda. Ia juga melihat banyak orang yang melihat-lihat di dalam Toko.

"Lo kaget ya? Pasti tadi lo pikir tempat ini udah tua. Iya kan?" tanya Reon.

"Iya. Soalnya dari luar udah keliatan udah tua gitu Tokonya, ternyata pas di dalam..."

"Makanya kalau liat sesuatu jangan liat dari luar doang." Ejek Reon.

"Apaan sih." Kata Risma kesal sambil menyikut lengan Reon. Pria itu terkekeh.

"Reon, ini pesanannya." panggil salah satu pegawai.

"Makasih ya kak Tia."

"Iya. Kirimkan juga salamku pada kakakmu."

Reon mengangguk lalu Reon pun segera berjalan keluar diikuti Risma. Mereka berjalan ke arah parkiran.

"Ris, lo pegangin kuenya ya." suruh Reon.

"Tangan gue cuma dua Reon. Gue udah pegangin gitar lo masa lo suruh gue lagi pegangin kue." sahut Risma.

"Yaudah deh. Gue aja yang pegang kuenya."

Reon pun menghidupkan motornya lalu Risma kembali duduk di belakang Reon.

"Kalau tau gini harusnya lo bawa mobil."

"Mobil gue di pake sama kakak gue. Ya mau gimana lagi. Sekarang lo pegang gue yang erat." suruh Reon.

"Iya. Pelan-pelan ya bawa motornya."

"Tenang aja." kata Reon.

                        ???

Adrian memandangi jam tangannya. Jam nya sudah menunjukkan pukul 14.30. Ia terlihat sangat gelisah di depan pintu rumah.

"Kemana sih si Reon." pikir Adrian.

"Andrian? Kenapa gelisah gitu?" tanya Mamanya

"Aku lagi nunggu Reon, Ma. Soalnya aku mau pake motor."

"Itu dia udah datang." tunjuk mamanya.

Reon dan Risma segera turun dari motor sambil membawa gitar dan sebungkus kue.

"Lama banget sih lo Re."

"Sorry, gue tadi di suruh mama beli kue. Oh iya kak.. Nih kenalin sahabat gue Risma." kata Reon sambil menarik risma.

"Hai kak." sapa Risma dengan menampakkan senyum manisnya.

"Hai Risma. Maaf ya gak bisa ngobrol soalnya aku masih ada kerjaan. Kapan-kapan ya kita bicara. Re, sini kunci motornya." minta Adrian.

Kevin melemparkan kunci motor pada Adrian. Dengan cepat ia segera berjalan ke arah motor yang di parkir di depan. Dan ia pun melaju dengan cepat.

"Ngomong-ngomong kakak lo udah kerja?"

"Enggak. Dia diatas kita setingkat. Jadi mungkin dia lagi siapin tugasnya sama temannya."

Risma hanya mengangguk kecil lalu ia melirik ke arah mamanya Reon yang terseyum melihat kedekatannya dengan Reon. Dengan malu Risma pun menghampirinya.

"Siang tante." sapa Risma sambil mencium tangan mama Kevin.

"Siang juga. Udah lama ya gak main kesini, tante kangen lho."

"Gak sempat terus karena banyak tugas."

"Wah...ternyata yang di bilang Reon benar Risma sekarang jadi tambah cantik ya."

Jantung Risma langusng berkedup kencang saat mendengar perkataan tadi. Ia menatap Mama Reon dengan malu.

"Mama!" Cibir Reon. Membuat mama Reon tertawa.

"Gimana sekolahnya sayang?"

"Lumayanlah."

"Tante itu gak benar soalnya tadi di sekolah Reon depresi karena di put... "

Reon langsung menutup mulut Risma dengan kedua tangannya. Ia menatap Risma sambil memberikan isyarat untuk tidak memberitahukan hal itu. Risma hanya mengganguk pelan.

"Ada apa sih?" tanya Mama Kevin.

"Gak ada kok Ma. Risma tadi salah ngomong aja. Iya kan Ris?" lirik Reon.

"Iya tante. Tadi aku hanya salah ngomong aja."

"Ma, ini kuenya. Oh iya aku ke kamar dulu ya. Ayo Ris." ajak Reon.

"Hah?! Kamar lo? Yakin?"

"Yakin. Tenang aja gue gak bakal ngapain lo kok. Kita kan sahabat gimana sih. Udah Ayok." Ajak Reon lalu menarik tangan Risma.

                          ???


Risma melangkah ke arah kamar Reon dengan lambat. Ia tak percaya kalau sahabatnya itu mengajaknya ke kamarnya. Ia memang tau kalau mereka adalah Sahabat tapi ia merasa aneh saat di suruh ke kamar sahabatnya apalagi sahabatnya itu cowo.

"Risma lo kok lambat banget sih. Ayo cepetan." ajak Reon membuat gadis itu mencibir.

Risma pun mempercepat langkahnya. Ia terkejut saat sampai di depan pintu kamar Reon yang terbuka. Ia melihat sebuah ranjang kecil tertata rapi bersama dengan bantal dan selimutnya, ia juga melihat barang-barang tersusun rapi di tempat masing-masing.

"Astaga. Kamar lo bersih banget."

"So pasti lah. Gue kan gak kayak lo jorok."

"Enak aja. Tapi serius kerapian cewe kalah kalau dibandingkan sama lo."

"Pastinya, gue kan rapi." kata Reon sambil membuka bajunya.
Risma terbelalak melihat hak itu sontak ia menutup wajahnya dengan tangannya.

"Lo ngapain sih. Gak sopan banget."

"Gue kepanasan tau gak."

"Gak gitu juga kali. Udah ah gue keluar aja."

"Eh?!  Jangan dong. Iya gue pake baju dulu bentar."

"Buruan." paksa Risma.

Reon pun mengambil baju bersih dari lemarinya dan segera memakainnya. Ia pun menghampiri Risma dan menarik tangan Risma dengan pelan.

"Udah gue pake." bisik Reon.

"Iya. Gue tau."

"Sekarang lo duduk di kasur, gue ambilin cemilan dulu." suruh Reon.

"Kita makannya di bawah aja ya."

"Enggak, entar mama marah kalau ruang tamu kotor. Kita lebih baik makan disini, sekarang gue mau ambil cemilan dulu. Jangan lari lo." ancam Reon

"Iya, gue gak bakal lari."

Reon tersenyum lalu keluar dari kamarnya.

???????????????
"Perkenalan kita hanya sebatas sahabat, tak lebih dan tak kurang tapi bisakah kita membuatnya menjadi suatu perasaan yang berbeda dari persahabatan?"
`Reon Frans

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience