TENTANG YANG JIE

Romance Series 33153

“Rumah siapa ini?” Tanya Felya ketika memasuki sebuah apartemen.

“Ini rumah aku. Aku beli setahun lepas,” jawab Yang Jie seraya membawa masuk koper Felya ke apartemen.

Yang Jie menunjukkan sebuah kamar pada Felya. “Ini kamarmu mulai sekarang,” ucapnya seraya membuka pintu kamar.

Felya masuk ke kamar yang ditunjukkan Yang Jie. Ia melihat-lihat seisi kamar. “Kejap, kamu tidak pernah bilang kalau kamu beli apartemen,” ujar Felya.

“Apartemen ini sengaja aku beli untuk aku dan keluargaku. Jika aku sudah menikah nanti,” jawab Yang Jie yang masih berdiri bersandar di pintu.

Felya hanya mangut-mangut. Ia keluar dari kamar lalu duduk di sofa ruang tamu. Ia memperhatikan Yang Jie yang sibuk membereskan rumahnya. Mulai dari menyapu, membersihkan debu-debu yang menempel di beberapa peralatan rumah. Felya merasa tak enak, namun ia juga tak pernah mengerjakan itu semua sebelumnya.

“Kamu ingin makan apa?” Tanya Yang Jie membuyarkan lamunan Felya yang sedari tadi memandanginya.

“Aku akan pesan sendiri. Beritahu saja alamat apartemen ini,” jawab Felya seraya mengeluarkan handphone dari kantong tasnya.

“Biar aku saja yang pesan,” ucap Yang Jie. Felya pun mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya dan pesanan mereka pun sudah datang, Yang Jie dan Felya duduk bersama di meja makan. Yang Jie melayani Felya sebagaimana seorang asisten pribadi. Padahal tugasnya hanyalah melindungi Felya.

“Aku ada rencana pulang ke Shanghai untuk bertemu muqin,” ucap Felya ditengah-tengah menyantap spaghetti. Muqin dalam bahasa mandarin berarti Ibu.

“Kalau nona ingin pergi ke Shanghai, saya akan menemani nona,” ujar Yang Jie.

“Sebenarnya, kamu tidak perlu tetap setia seperti itu. Ayahku sudah tidak ada, kamu bisa mencari pekerjaan lain atau pulang ke Hongkong.”

“Saya sudah berjanji pada tuan besar akan selalu menjaga nona muda.”

“Tapi… Aku sudah banyak menyusahkanmu.”

“Itu sudah tugas saya sebagai pengawal pribadi nona. Saya harus memenuhi janji pada tuan besar.”

“Baiklah, bisakah kau pesan tiket untuk ke Shanghai. Dan jangan sampai media apapun tahu. Aku tidak mau muncul gossip apapun tentang kepergianku ke Shanghai.”

“Baik nona.”

Dan mereka pun melanjutkan makan. Setelah makan, Felya duduk menonton televisi di ruang tamu sedangkan Yang Jie membereskan meja makan. Beberapa saat kemudian, Yang Jie menghampiri Felya. Ia berdiri di samping Felya. Seperti biasa, ia tidak akan duduk sebelum Felya memerintahkan. Apalagi duduk di samping Felya, ia lebih baik duduk diatas bara api ketimbang duduk di samping nona muda yang sangat dihormatinya itu.

Felya melirik ke arah Yang Jie yang berdiri tegap di sampingnya. Ia pun bergeser sedikit untuk memberik Yang Jie tempat duduk.

“Duduklah! Apa kau tidak capek berdiri?” Tanya Felya, seraya meminta Yang Jie duduk di sampingnya. Yang Jie menolak dengan menggelengkan kepalanya.

Felya menarik tangan Yang Jie dan menyuruhnya duduk. Karena kaget, Yang Jie sontak menghempas tangan Felya. Felya yang terkejut, mengeryitkan dahinya.

“Maaf nona, saya tidak sengaja. Saya hanya kaget karena nona tiba-tiba memegang tangan saya. Yang sebalumnya tak pernah nona lakukan,” ucap Yang Jie. “Seorang pengawal tidak boleh duduk di samping majikannya,” lanjutnya.

“Siapa bilang? Duduklah! Atau aku akan memarahimu,” ucap Felya, mengancam. Dengan kekakuannya, Yang Jie duduk di samping Felya dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Nampak ia tegang sekali duduk di samping Felya.

“Maaf, karena telah menyusahkanmu selama ini,” ucap Felya tiba-tiba.

Yang Jie mengeryitkan dahinya. Entah angin apa, sampai nona yang ia ketahui sebagai gadis yang berego tinggi,mengucapkan kata maaf. Terlebih pada dirinya yang sebatas pengawal. Felya yang dikenalnya sejak 13 tahun yang lalu, adalah gadis yang egois dan selalu mau menang sendiri. Gadis manja yang malang.

“Kenapa kau diam saja?” tanya Felya dengan nada kesal.

“Tidak apa-apa. Nona tidak pernah menyusahkan saya. Saya hanya menjalankan tugas untuk menjaga nona,” ujar Yang Jie.

“Kau sudah menjagaku sejak aku berumur 7 tahun. Kau pun sudah mengatahui karakterku. Terima kasih karena tetap setia. Seandainya tidak ada kamu, entah aku akan lari kemana. Aku tidak punya siapapun disini,” ujar Felya sambil menunduk. Buliran-buliran air mata jatuh membasahi pipinya.

“Aku tidak pernah membayangkan ini akan menimpaku. Aku kehilangan semuanya. Aku bahkan tak punya rumah. Aku malu karena harus menumpang di tempatmu. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana menggajimu kedepannya. Kontrakku dengan YP Entertainment sudah berakhir seminggu yang lalu. Dan harta ayahku direbut oleh ibu tiriku. Aku tidak punya apa-apa lagi,” ujar Felya sambil menangis terisak-isak.

Yang Jie yang duduk disampingnya mencoba untuk menenangkan Felya. Felya tiba-tiba memeluknya. Yang Jie sedikit terkejut. Namun ia mencoba untuk tenang dan mengusap lembut kepala Felya.

“Saya tidak pernah mengharapkan bayaran dari nona. Saya berhutang budi pada tuan besar yang telah menyelamatkan hidup saya disaat saya tak punya apapun untuk hidup. Beliau juga yang memberi saya pekerjaan untuk mengawal nona. Dan saya telah berjanji akan menemani nona sampai akhir hayat saya,” ucap Yang Jie.

Yang Jie teringat disaat ayah Felya menolongnya. Ia yang yatim piatu, ditemukan oleh ayah Felya di sebuah minimarket di Hongkong. Ia yang mencoba mencuri tas tuan Regane, tertangkap oleh satpam dan hendak dibawa ke kepolisian. Namun, ayah Felya berbaik hati melepaskannya. Setelah mengetahui kalau Yang Jie yatim piatu dan hidup hidup di jalanan, ia pun membawa Yang Jie ke tempatnya menginap.

13 tahun yang lalu.

“Apa kau bersekolah?” Tanya tuan Regane pada Yang Jie yang saat itu berumur 15 tahun. Yang Jie menggeleng sambil menundukkan kepala.

“Maukah engkau ikut denganku, pulang ke negaraku? Aku akan menguruskan semua dokumenmu jika kau berkenan,” ucap tuan Regane.

“Tapi…” Yang Jie ragu-ragu untuk menyetujui.

“Aku memiliki seorang putri berumur 7 tahun. Maukah kau menjadi temannya?” Tanya tuan Regane.

“Baiklah tuan. Terima kasih karena menolong saya,” ucap Yang Jie dengan pelan. Tuan Regane tersenyum dan mengelus kepala Yang Jie remaja itu.

Tuan Regane membawa Yang Jie ke Malaysia dan menyekolahkannya. Yang Jie yang merasa berhutang budi, sangat menghormati tuan Regane. Suatu hari, tuan Regane melihat Yang Jie pandai menggunakan ilmu bela diri. Ia pun meminta Yang jie untuk melindungi putri kecilnya. Dan sejak saat itu, Yang Jie menjadi pengawal pribadi Felya. Ia bahkan rela berhadapan dengan bahaya hanya untuk melindungi Felya, putri tuan besar yang ia hormati.

“Aku akan menjagamu, bukan sebagai pengawal terhadap majikan. Namun sebagai seorang lelaki terhadap gadis yang dicintainya,” batin Yang Jie yang ternyata mencintai Felya sejak lama.

***

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience