Rate

Pertama Kali

Drama Series 20069

Sudah 30 menit yang lalu bel sekolah Aya berbunyi, begitu juga dengan gadis itu yang sedari tadi hanya diam berdiri menunggu kedatangan Ayahnya untuk menjemput dirinya. Gadis itu sesekali menatap kearah kiri-kanan untuk memastikan bahwa Ayahnya sudah datang. Tetapi mobil Ayahnya yang biasanya datang menjemputnya tidak kunjung kelihatan, dan dia mulai jengah menunggunya. Hingga akhirnya ponselnya yang berada disaku kiri jaketnya berdering, Ayahnya menelfon.

"Aya kamu pulangnya naik taksi atau bus aja ya, Ayah tiba-tiba ada urusan kantor yang gak bisa ditunda, Ayah benar-benar minta maaf soal ini" ujar Ayahnya diseberang sana.

"Iya, Yah, gak apa apa kok. Aya bisa pulang sendiri Yah, anak Ayah ini udah gedee" ucap gadis itu sambil sesekali menganggukan kepalanya seakan akan Ayahnya bisa melihatnya saat ini.

"Ayah janji deh, nanti malam kita makan bersama dirumah, Ayah usahain pulang cepett" rayu Ayahnya

"Iya, Yah"

"Yaudah Ayah tutup ya, kamu hati-hati"

"Iya, Yah"

Setelah sambungan telfon terputus, Aya tanpa pikir panjang langsung saja melangkah gontai menyusuri jalan trotoar. Gadis itu kelihatan tidak bersemangat hari ini, dirinya ingin segera sampai kedepan untuk duduk dihalte yang ada. Hingga langkahnya terhenti karna seseorang.

"Ya, Aya!" panggil cowok yang tengah berada diatas sepeda motornya hendak mensejajarkan ke pinggir trotoar.

Sedangkan gadis yang dipanggil hanya menoleh sebentar, lantas semakin mempercepat langkah kakinya menyusuri jalan yang hampir sampai di halte terdekat.

"Aya!" Afsar memanggil gadis itu lagi, karena tidak mendapatkan respon, cowok itupun memarkir sepeda motornya sembarangan dan segera berlari menyusul cewek tersebut.

Kali ini jangan tanya kenapa seorang Afsar Ahnaf melakukan hal aneh ini, pasalnya dia tidak pernah seperduli ini kepada seorang cewek kecuali almarhumah ibunya.

Langkah mereka sejajar, Afsar tanpa segan segera meraih pergelangan tangan gadis itu, membuat gadis itu terlonjak kaget lantas menepis kasar tangan Afsar hingga terlepas.

"Kenapa lo ngehindarin gue?!" celetuk Afsar bingung

"Saya tidak ada hubungan dengan kamu, jangan ganggu saya!" ucap ketus Aya yang langsung duduk di halte.

"Ya, itu, lo ada urusan sama gue. Dari tadi gue perhatiin lo kayak nungguin seseorang" Afsar gelagapan mencari alasan masuk akal.

"Bukan urusanmu!" Aya membuang muka tidak mau menatap wajah cuek Afsar yang berubah menjadi sendu.

Setelah mendapatkan perlakuan dingin dan cuek dari Aya, cowok itu memilih untuk kembali ke depan sekolah mereka. Aya yang pada saat itu merasakan perubahan wajah Afsar pun tiba-tiba merasa bersalah karena telah bersikap ketus dan dingin pada cowok itu padahal Afsar tidak melakukan apa-apa padanya.

"Ayok, pulang bareng" celetuk Afsar yang telah berada diatas sepeda motor Ninja Kawasaki berwarna merah tersebut.

"Ak..akuu tid_" ucapan Aya terpotong oleh ucapan langsung dari Afsar.

"Gue gak nerima penolakan dari lo" ucap afsar kemudian menarik pergelangan tangan Aya untuk mendekat kearahnya. Aya gelagapan. Karena tiba-tiba Afsar turun dari sepeda motornya, dan mengambilkan helm kemudian memasangkannya dikepala Aya. Haduuh sudah kayak orang pacaran saja:)

"Naik!" suruh afsar

"I..iyaa" ujar Aya gugup dan langsung nangkring saja diatas sepeda motor cowok tersebut.

Sepeda motor Afsar melesat membelah jalanan yang legang. Angin senja dengan perlahan lahan menerpa menerbangkan anak rambut Aya yang hitam legam sebahu. Gadis itu lebih banyak diam. Ralat!. Mereka berdua lebih banyak diam, sibuk dengan pikiran masing masing. Sampai pada Afsar yang memulai obrolan, itupun dikarenakan Afsar hanya bertanya tentang arah rumah gadis itu dimana.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan, mereka berdua sampai dipekarangan indah dan asri. Terlihat rumah minimalis berlantai satu itu dengan cat berwarna Abu-abu, beberapa bunga Bagenvil dan pohon cemara yang ditata rapi membuat mata sejuk jika melihatnya.

"Te..terimakasi" ujar Aya turun dari sepeda motor Afsar dan langsung berbalik masuk kedalam halaman rumahnya.

"Aiyana!" panggil Afsar pelan

"Eh, i..iyaa?!" spontan gadis itu berbalik lagi

"Helmnya dilepasin dulu!" tunjuk Afsar keatas kepala Aya yang masih mengenakan helm Afsar sedari tadi.

"Eh, aduh, makasih" ucap Aya sambil mengembalikan helm tadi kepada Afsar. Gadis itu merutuki kebodohannya yang kelewatan natural dan tidak dibuat buat itu.

Afsar sedari tadi tersenyum kecil melihat tingkah gadis dihadapannya tadi, sungguh sangat menggemaskan menurutnya. Afsar pun tersadar, dan menampar wajahnya. Ada apa dengan dirinya? kenapa dirinya melakukan hal konyol yaitu "menggemaskan". Ayolah Afsar sadar sadarr sadarr!. Cowok itu membatin dan segera melajukan sepeda motornya menuju rumahnya untuk beristirahat.

***
Didalam kamar

Gadis itu baru selesai mandi dan mengganti bajunya, saat ini dia tenga membaringkan dirinya dikasur empuknya. Tiba-tiba sekelebat bayangan Afsar yang sempat mengantarnya tadi melintar dipikirannya. Membuat dirinya buta, yaa dia buta dengan perasaan yang saat ini dia rasakan. Pasalnya Aya memang belum pernah merasakan jatuh cinta, karenanya dia tidak pernah tahu rasa dan gejala apa yang sedang dialaminya saat ini.

Setelah 15 menit berkutat dengan pikirannya sendiri yang membuat kepalanya hampir pecah, Aya memilih untuk tidur. Tenggelam dengan mimpi mimpi indahnya, jika dia bermimpi malam ini.

.
. .
#Partnya sampe sini dulu yakk! lagi sibuk soalnya hehe:)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience