CHAPTER 2 : Musim Semi

Romance Series 288

SEPEKAN sudah, Kami tinggal didesa lembab Osamu. Tidak banyak yang berubah dari segi oterinstik meski dalam urusan Ekonomi sandang pangang berbeda. Sulitnya transportasi menjadi kendala utama. Karna rute perjalanan dibilang cukup sulit terlalu banyak tikungan tajam laju jalan kendaraan yang membela lapisan gunung. Dan minimnya sumber daya manusia menjadi beban signifikan

Jauh dari kata modern, Mungkin sebuah kata kasar itu sangat tepat ku ucapkan jika memang harus dibandingkan dengan ruang lingkunganku sebelumnya

Suara desir ombak pantai menyapu pasir lembut menabrak tebing-tebing pembatas. aku menyambut pagi ini dengan tatapan lurus menuju Horizon

Beberapa burung camar kala disenin pagi. Menjadi paduan nada-nada not berkarismatik menggugah siapapun yang memdengarnya seolah, Mendapat suatu sugesti positif.

"Akira. Ayo naik"kata Ayahku setelah kami mampir ke pengisian bahan bakar. Tak jauh dari bibir pantai yang aku senyap menikmati sang fajar

"Baik.. "

Dalam perjalanan. Ayahku sangat mengidolakan band bergenre blues maupun rock and roll. Bisa dibuktikan saat menyetel radio didalam mobil sembari bernanyi meski suaranya sumbang

"Ahh right baby..!! " Nanyian Ayahku itu-itu saja kalimat yang ia hafal

Kringg kringg

Suara ponsel miliknya bergetar.. Segera ia pun berhenti sejenak disebelah trotoar dan menerima panggilan tersebut.

"Baik.. Baik saya nanti akan kerjakan. Untuk berkas nota yang sudah anda tanda tangani saya mengucapkan sekali lagi Terima kasih. Berkat persetujuan tersebut. Nanti malam saya akan membuat profosalnya.. Baik pak. Oke pak.. Terima kasih banyak " jawab Ayah dalam telfon

. "Dari Siapa .?" Cuek
"Ano.. Direktur saham kemarin menerima saham kerja samannya dengan kantor milik Ayah. Akira aku udah gak sabar, proyek besar-besaran ini bakal jadi kenyataan" Balas Ayahku jingkrak-jingkrak didalam mobil pick up kami

"Heh? Proyek besar. Aku gak paham"

"Alah.. Nnti kamu juga senang. Kalau disini ada mal dan juga ramai seperti diShibuya" Lanjut Balas Ayahku cemberut

"Huu.. Kau pikir itu mudah. Sudahlah cepat nanti aku terlambat kesekolah.. " Ucapku sedikit pesimis

"Haha kadang kalau kaya gitu. Kamu mirip seperti Sasami " Balas Ayah . Sasami adalah ibuku

Mesin mobil mengerung dengan keras. Seraya roda dan tuas piston berkerja lebih cepat. Ayahku mengemudikan mobil pick upnya sama seperti mengendarai mobil balap


•••••

"Oya Akira. Ini ongkos untukmu pulang. Kau bisa naik taksi atau Bus dipersimpangan jalan sana. Maaf yah. Kali ini Ayah gak bisa jemput kamu karna tugas lembur. Oya satu lagi. Tolong masakan sup miso yah. Bahan-bahannya sudah ada didalam kulkas Oke.. " kata Ayahku menurunkanku tepat di depan gerbang Sekolah

"Iya cerewet..!! "balasku kesal

"Hahaha.. Dasar anak muda. Oya semoga kamu cepet dapat pacar ya, Biar ada yang jagain kamuDadah.. "Ejek Ayahku yang spontan menancapkan pedal gassnya hingga hal konyol itu terulang kembali. Seluruh wajahku menghitam akibat asap klanpot mobil

"Uhuk.. Uhuk.. Dasar orang tua Strees.!! "

Saat melirik tepat dibilah gerbang pintu masuk SMA Asakura. Yang sudah resmi menjadi sekolahku.
Siswa-siswi berlarian menuju kelasnya masing-masing. Secerah pagi ini kucoba untuk membangkitkan selera semangatku dengan mengecup kalung jimat keberuntungan mendiam Ibuku.
Berharap, kesialan tak terjadi untuk hari ini bahkan untuk seterusnya

"Oy.. Oy dia anak baru itu ya. Cantik banget.." terdengar bisik dari percakapan antar kedua laki-laki bersandar di lorong kelas menhadap jendela.

Memijak keatas lantai 2 karna letak seluruh kelas 3 disana.

"Anoo.. Aannu Yamaguchi-san terima lah ini .." Seorang cowok berparas pas-pasan memakai kacamata minus, Memberiku setangkai bunga

Seketika semua orang melongo.

"Hahaha lihat Takeshi si cowok kuper cupu itu. memberikan setangkai bunga buat anak baru itu ciee... Haha. Apa Yamaguchi dia gak merasa jijik" Kata cowok berbadan kekar bersama 5 temannya


Aku hanya terdiam

"K-kenapa .. Aku sangat menyukai Yamaguchi-san. Ini sebagai bentuk mengungkapkan perasaanku saja "Ujar Takeshi badannya gemetar karna gugup

"Ehh..bentuk. bentukmu mirip monyet.. Haha Sadarlah kau ini manusia buruk rupa Takeshi.. Lagi pula kau dibandingkan denganku sangat jauh. Heheh benar kan Yamaguchi-san" Ucap kembali si badan kekar itu.

"Sudahlah minggir.. Yamaguchi-san lebih pantas dengan ku. Pulang sekolah kita kencan yuk" Lanjut si Gorila gila itu

"Maaf terima kasih.. "Balasku acuh

"Hhaha mana mungkin Yamaguchi-san mau denganmu.. " kata Takeshi tersentak menantangnya

Saat ini keadaan didalam koridor lorong menjadi panas. Sepertinya terjadi ketegangan memicu keributan. Aku harus berbuat apa. Mereka seolah memperebutkanku menjadi bahan taruhan. Aku merasa tidak nyaman pada kondisi ini

Tap tap

Suara langkah kaki berjalan ditengah2 kerimunan orang yang ingin menonton perkelahian tersebut.. ..

" Dia.. " Kataku terkesima.

Cowok berambut putih berjalan menuju kesini. Dengan irama jalannya agak sedikit membungkuk santai sambil memasukan kedua tangannya kesaku depan celanannya.

"K-krkk" Gemerut Si Gorila. Entah mengapa aku merasakam hawa ketakutan dirasakan si Gorila itu sama si cowok berambut putih

Begitu kagetnya aku, Saatsemua orang memberi jalan bahkan membungkukan kepalanya seraya memberikan hormat kepada si rambut putih tersebut

"Leon-sama. Maaf jika kami membuat kegaduhan"kata Si Gorlia dan ke5 temannya menunduk ketakutan

Aku begitu syok.. Entah apa maksudnya dengan semua orang. Apa orang aneh ini seorang penguasa. Atau anak sultan

Sambil memberi isyarat melambalkan tangannya. Untuk kembali melanjutkan kejadian tersebut. Cowok berambut putih tersebut masuk kekelas begitu saja.

Keributan itu kembali terjadi. Mengakibatkan perkelahian yang akhirnya dimenangkan oleh si Gorila

"K-Kampret.. Apa-apaan dia itu. "Kata dalam hatiku kesal melihat apa yang barusan terjadi


••••
Perlajaran kedua yang diterangkan oleh Sensei bahasa inggris. Susana kelas menjadi serius, Semua siswa menyimak perkataan guru yang sedang memberikan teori

"K-kenapa mahluk menyebalkan ini. Selalu molor seenak jidatnya kkgrkk bikin kesel aja.. !!!. Terus kalau di pikir-pikir orang-orang malah cuek apalagi guru cuma mondar mandir nerangin doank. gak mau negor nih orang. Mereka pada waras gak sih"

Kepalaku terus berputar menebak perkiraan segala masukan.

"Hoaaaamm" Leon menguap wajahnya kini menghadapku

Praakk.

Meja belajarku aku pukul sekeras mungkin memakai buku.

"Sense..!!! "

Semua orang dikelas memperhatikanku. Aku berdiri lantang dengan sorot mata tajam ke Arah Leon

"Ada apa Yamaguchi-san"Balas ibu Guru Matematika

”Siswa disebelahku selalu tertidur saat jam pelajaran. .. Hampir setiap hari Orangnya ada disampingku ini selalu malas dan tertidur. Membuatku kesal karna dengkurannya!”

Semuanya terlihat terdiam. Tak ada satu pun siswa berbicara bahkan hanya untuk membela diriku.

"Ehh? Kenapa kalian diam. Kalian lihat sendiri bukan. Kenapa dibiarkan orang macem seperti ini tetap dikelas. Bukankah akan menjadi contoh yang tidak baik bahkan berdampak buruk bagi sekolah? "

Aku terus memberikan agrument

Tak lama. Sense seperti mencari buku rapot Siswa dirak buku..

"Lihat ini... "Ujar Guru itu menunduk

"A-apa.. Ini mustahil" Begitu terkejutnya tak kusangka. Selama 2 tahun belakangan ini. Siswa terpandai dan memiliki nilai tertinggi adalah Leon.

"Ano.. Maaf Leon-sama menganggu waktu tidurmu.. Silahkan anda untuk beristirahat kembali. "Kata Guru itu. Berbicara bagai pelayannnya

"Ini sudah Gila.. Apa maksudnya. Kenapa semua orang memanggilnya dengan julukan sama(Tuan). Mereka benar-benar gila. Sampai guru memanggilnya dengan sebutan itu juga. Ikhh"


Hari-hariku sekarang dipenuhi rasa ilfil

Bell terakhir sekolah berbunyi disenja hari. Semua siswa siswi meninggalkan sekolah untuk kembali pulang kerumah masing-masing.


Matahari kian tenggelam. Malam segera menjelang karna langit mulai berwarna sebagian menjadi sedikit gelap dilain sisi sebaliknya memudar dominan biru kehitaman. Aku duduk disalah satu bangku terbuat dari lempengan besi memanjang halte buss, tak jauh dari pagar tembok sekolah.
Menunggu Bus atau kendaraan lain menujuku untuk kembali kerumah

"Sudah jam 7 malam. Sial ponselku mati.. Bagaimana nih. Aduhh Dingin lagi. Haruskah aku jalan kaki. Tapikan jarak rumah jauh. Ditambah lagi harus naik turun tanjakan. Ahhh"Keluh kesalku

Akhirnya setelah kupikir-pikir 15 menit menunggu Bus/Taksi .aku pun harus berjalan kaki sendirian. Memang ada beberapa lampu jalan yang menerangi. Tapi tidak cukup bagiku tuk percaya apakah ini semua baik-baik saja.

Sunyi malam, Angin berhembus menembus cela pepohonan cemara. Didepan sudah terlihat Jembatan besar yang menghubungankan antar kedua gunung. Jembatan kokoh yang dibangun tahun 1906. Masih terlihat bagus..


Kepalaku mulai merasakan pusing.mungkin sensai vertigo akan pobhia ketinggian. Tak sengaja memang mata ini melihat kearah bawah, Disana terlihat sungai tenang mengalir.. Aku mencoba berhenti sejenak.

Fenomena Cahaya bulan memantul dari atas. Membuatku seperti terhipnotis. Sugesti ingatan pada masalalu dimana ibuku sering mengajakku berjalan dipinggir sungai,


Aku terhening

"Eehh.. Ahhhhhh...!!! "

Cebbuurrr...

"Apa yang terjadi. Seolah-olah aku tenggelam. Bajuku seluruh tubuhku bermandikan air. Aku tidak bisa bernafas.. Kakiku kram. Sensasi apa ini? Aku tenggelam. Aku gak mau berakhir seperti ini. Ayah...!!! "

Mataku mulai kabur. Gelembung udara kepanikan terjadi. Aku tak sanggup memilih keputusan antara berjuang atau pasrah.

"Cahaya apa itu.? "

Cahaya biru mendekat

Biru terang seperti kilauan bintang.


•••••

"Akira.. Akira.. " Kata Ayah wajahnya agak kabut

"Aku mendengar suara ayah. Ayah apa aku sudah sampai dirumah.? "


Apa aku sedang bermimpi

"Uhukk... Uhukk. Huuaaaa"Aku menarik nafas sedalam dalamnya. Hanya saja kali ini cuma kakiku menyentuh air.punggungku terasa sakit..telapak tanganku merasakan butiran pasir.

, Saat ku buka mataku. Ada sesosok malaikat berpakain putih. Berambut putih. Semuanya berbau putih.?

Matanya menyala biru terang. memandangku meski sebentar. Sampai aku tersadar dia adalah
"LEON.!!!"

Dia begitu berkilau dibalik cahaya bulan pernama. Berdiri tegak didepan tubuhku yang masih berbaring

Kakinya memutar dan mengajaknya berjalan meninggalkanku begitu saja

"Ano.. Tunggu..hei Tunggu Leon"Dia pergi. Lagi-lagi tak ada satu katapun terucap dari bibirnya

Sebisa mungkin aku berlari meski tubuhku serasa hancur. Tapi itu terbayar jika aku bisa menyentuhnya

Karna tangan ku berhasil menarik kerah kemeja Leon. Dia pun terjatuh..

Hoosh.. Hossh

"Kenapa kamu lari.. Hossh.. Hossh."Nafasku sangat terengah-engah

"Hei kita satu kelaskan.!! Aku mau bilang terima kasih kamu sudah menolongku kalau ngak aku gak tau bagaimana jadinya.tapi kenapa juga kau harus lari. capek tau"

"Akira"
Leon mengucapkan nama depanku untuk pertama kalinya.. suaranya begitu lembut

"Yuhuu akhirnya Kau ini ternyata bisa berbicara..hehehe "ternyata dugaanku salah. Aku kira dia bisu

"Lihat ke bawah kancing bajumu copot"Ucap Leon wajahnya memerah

"Ehh.. Ehhh !! "tanpa sadar. Ini juga pertama kalinya ada seseorang yang melihat belahan dadaku

Awal musim semi. Menjadi kesan
Memalukan bagiku

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience