CHAPTER 1 : Pertemuan ku dan dia

Romance Series 288

PAGI itu awan terlihat begitu cerah karna dimusim panas, Udara seakaan berkecamu mendorong aroma kehangatan. Aspal terpapar rapih dibawah melapisi tanah yang lembab. Sedikit panorama fatamorgana terlihat berbuah kilauan cahaya pantulan glombang bagai pelangi nan indah.


Desa yang dikeliling pohon pinus menjalar searea bibir bukit. Jalan lika liku tikungan tajam. Membelah gunung untuk membuka rute.

Menurut denah lokasi yang dibantu alat teknologi aplikasi GPS. Profensi Fukushima desa Osamu tak jauh lagi kita akan sampai.

"Bagaimana. Akira apa udaranya sejuk disekitar sini.. Haha" Suara tawa lepas orang disebelah ku duduk kursi depan mobil pick up mengemudikan mobil ini

"18 tahun yang lalu aku pernah singgah didesa ini saat masih berpacaran dengan ibumu. Waktu memang begitu cepat berlalu yah, Sampai tak terasa semua berlalu. "Lanjut ujarnya sambil tersenyum dengan sisi kebisuan duka

Aku hanya menatapnya sekilas. Tetapi lebih baik aku diam!. Tak menghubis perkataan tersebut
Karena bagaimana pun aku paham masa lalu adalah sebuah kenangan pahit bagi kami. Dia ayahku Kono Yamaguchi 38 tahun seorang karyawan swasta kantoran

Setelah menempuh perjalanan darat 5 jam lamannya dari kota Shibuya. Kami sampai didepan rumah sederhana khas perdesaan. Wangi pohon pinus menjadi aroma pertama saat aku keluar dari mobil.


"Ini sangat mirip di Kyoto. "

Aku mengingat sebuah skema study tour saat SMP disana. Tapi tempat ini tidak buruk juga karna, Sangat jauh dari kata kesibukan suara bising layaknya kota besar padat penduduk seperti di Tokyo

Saat ku jejahkan kaki dirumah yang akan menjadi peristirahatan kami selama 1 tahun ini. Sebenarnya aku hanya terpaksa mengikuti kemauan Ayah. Dia mendapatkan tugas mutasi untuk mengurus sebuah kantor cabang milik perusahaannya. karena Ayahku yang hyperprotektif terhadapku semenjak ibuku meninggal. Dia begitu khawatir dengan ku. Ia sangat cemas akan pergaulan jaman sekarang.

"Ahh capeknya.. "

Didalam ruang tamu terdapat sofa dan juga meja serta ornamen penghias pernak pernik menempel dipojok2 sisi tembok rumah semi permanent.

"Hey Akira bantu ayah sebentar.. " terdengar meringis suaranya seperti sedang menahan rasa sakit. Saat ku lihat ia sedang mengangkat lemari baju seorang diri

"Sudah ku bilang dari kemarin pasti ujung-ujungnya pusing sendiri. kenapa Ayah gak mau pake jasa kuli sih"Kataku sangat kesal

"Buruan bantu.. Jangan diam saja.. Aduh berat nih"
Saat melihat wajah Ayah yang mulai memerah dan seluruh badannya gemetar ditambah bajunya yang mulai basah kuyup oleh keringat. Aku akhirnya mencoba tuk membantu..

Posisi ku tepat didepannya menahan beban dari sisi lainnya. Agar seimbang

Ternyata lemari bajuku sendiri sangatlah berat"Ayah terkadang aku berfikir. Aku ingin jadi laki-laki kalau sedang dalam keadaan seperti ini"kataku mengeluh


"A P A.. !!!"Brak karena kecerobohanku. Aku tidak menyangka bahwa celotehan konyol itu bisa membuatnya terkejut panik. Kedua tangannya sontak terlepas. Aku tak sanggup menahan beban dari lemari tersebut. Hingga kaki Ayahku tertiban lemari dengan berat sekitar 60KG lebih

Gubrak

"Ayah..!!! "

"Akira.. Jangan berkata seperti itu. Aku sangat sedih. Aku langsung membayangkan kau memiliki otot kekar dengan wajah secantik itu"Ujar Ayahku. Lucunya air matanya sampai telihat menetes.

"Ehh.. Kau pikir aku binaragawan"

Sampai malam menjelang. Kami begadang karna kaki ayahku cidera dan lampu belum dipasang. Terpaksa kami gelap-gelapan sembari menikmati indahnya bulan purnama serta suara-suara serangga liar


•••••

Jam dinding berdetak terasa dilengan kiriku. suara bel sekolah terdengar dibalik jendela mobil..

"Oy Akira bangun, kita sudah sampai nih. Cepat bangun..!" Kata Ayahku menyolek-nyolek bahuku agar aku terbangun dari tidur

"Hmm.. Hoaaamm.. Baik.. "

Setelah keluar dari mobil. Aku berpesan kepada Ayah" Jangan lupa jemput aku.. "

"Oke siap nona" sekelabat.. Mobil pick up yang ia kendarai melaju tancap gass sangat cepat. Sampai asap klanpot mobil itu menyemprot membuatku wajahku menghitam
"Uhuk.. Uhuk.. Apa dia benar sudah gila ya.. "

Memang kadang aku berfikir mengapa Ibuku bisa menikahi pria sinting itu. Dan juga aku bersyukur bahwa sifat buruknya itunya tidak menurun kepadaku

Mataku sejenak ku pejamkan dan mulai berdoa didalam hati. "Semoga hari ini menyenangkan tuhan.. "

beranjak berjalan tuk pertama kalinya melihat Sekolah SMA baruku. Bangunan dari sekolah ini cukup bagus. Bahkan banyak pepohonan bunga menhiasi sudut lobi lorong.

Aku sedikit gugup, kebingungan mencari letak kelas karena tidak ada mading menunjukan peta ruang kelas. Masih sedikit canggung untuk bertanya karna banyaknya siswa sedang asik berkumpul dan juga mereka tampaknya memperhatikan ku sebegitunya.

Dan pada akhirnya aku pun kesasar di taman belakang sekolah karena rute sekolah yang cukup rumit

"Ahh sial .. Kaki ku sudah tak sanggup lagi berjalan. Baru juga pertama sekolah udah bikin bad mood aja.. "

tak sadar. aku duduk dikursi panjang disebelah ada seseorang. Saking kaget saltingnya tas ku terlempar dan menyangkut ke atas pohon.

"Sial sial sial.. Kenapa harus sial begini sih. Aaarrghh. Tunggu apa benar ini menjadi kutukan debut pertama saat pertama kali masuk kesekolah "

ku ingat kembali ucapan Erika teman masa kecilku saat masih diShibuya" Akira-chan kamu harus hati-hati ya disana. Kamu ingatkan saat pertama kali masuk sekolah SMA. Kau malah memakai kemeja ayahmu.. Hehe"

Ternyata memang tidak bisa dipungkiri bahwa pribahasa mengatakan ( buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya) . Sifat ceroboh Ayahku menurun kepadaku..

"Ahh cukup-cukup aku gak mau ngebayangin muka Ayah yang lagi tertawa bodohnya. Pertama-tama aku harus berfikir bagaimana caranya mendapatkan tasku kembali.. "

Sejatinya hanya satu hal tuk bisa menaiki sesuatu benda yang tinggi. Yaitu dengan cara memanjat pohon besar tersebut

Mungkin ini sudah ke 10 kalinya aku berusaha tuk memanjat. Tapi sudah batasku untuk mengulanginya kembali ..

"Ahhh capenya.. Sekarang aku gak tau lagi harus bagaimana. Tinggal 5 menit lagi jam pelajaran pertama segera dimulai.
Hehe bodohnya aku ini yang gak berguna"kata ku hanya bisa mengeluh dan mengeluh

Mataku kembali kupejamkan. Saat ku buka kembali seseorang yang tadi duduk disebelahku terbangun .sangat lihai dan cepat dia berusaha menaiki pohon itu.

Dalam hatiku aku sangat bersyukur. Ternyata ada seseorang yang mau menolongku. Ku pikir juga demikian dia ternyata orang baik Aku pun terbangun ingin mengucapkan kata "Ahaha terima kasih atas bantuannya"

Kresek.. Kresek

"Krauk... "

Begitu tercengangnya .Ternyata orang itu hanya memakan buah manga yang ada dipohon besar tersebut.

"Hey peka dikit donk. Lihat diatasmu. Tasku tersangkut tuh.. seengganya bantuin donk buat ngambilin."

Cowok itu melihat tasku. Lagi-lagi dia cuma sibuk memakan buah mangga itu.

Sangat aneh benar-benar aneh, cowok berpenamilan mencolok bagiku. Apa ini bisa disebut tren K-pop?. Cowok berambut putih. Bermata sayu biru. Memakai anting salip dikedua telinganya. Kulit putih sangat pucat

"Jangan jangan dia hantu"Tanya hatiku kebingungan.

Lagi dan lagi dia cuma terdiam asik memakan buah mangga.

"Kalau gak mau bantuin. Ya udah sono pergi aja.. Biarin aku sendiri yang akan mengambilnya. Cih" semakin kesana aku semakin kesal melihatnya.

"Benar-benar cowok aneh.. Alay.! Ya tuhan cukup sekali saja aku bertemu dengan orang aneh disekolah atau didesa ini amiin"

Namun begitu terkejutnya .saat hendak menaiki pohon untuk ke 11 kalinya. Dia berlari kembali datang mengambil sebuah alat bantu tangga lipat darurat.

"Jadi dia.. Naik pohon itu"

Akira baru berfikir bahwa sebenarnya cowok aneh itu ingin menaiki pohon tersebut lantaran untuk melihat seluk batang pohon. Jika diamati seksama bila ia memaksakan untuk mengambil tas Akira, maka ia akan terjatuh. Ia berlari meninggalkan Akira untuk mengambil tangga lipat darurat secara vertikal dengan mudahnya ia mengambil meraih memakai tangannya tas milik Akira yang tersangkut ranting pohon

"Aaano.. terima kasih banyak. Maaf sudah berkata kasar kepadamu tadi. Tunggu biar ku bantu membersihkan bajumu"

Terhirup aroma harum bau badannya seperti bunga tulif musim semi. Saat ku dekati lebih dekat. Rambut putihnya sangat halus dan berwarna putih juga dibagian akarnya. Aku bisa melihatnya karna tubuhku yang terbilang sejajar dengan tinggi tubuhnya memudahkanku untuk melihat struktur tubuh orang ini.

"Emm.. Boleh aku bertanya. Apa kau tau letak ruang kelas 3-1D dimana" kataku menatap wajahnya yang tak berekspersi sedikitpun seperti banyak kekosongan

Satu jemari ia angkatkan menujukan kearah sudut kanan pojok bawah gedung sekolah. Sepintas ku berfikir apa dia memiliki kekurangan/disabilitas. Apa juga ia pengidap tuna wicara karna dari tadi tak ada sepatah katapun ia ucapkan dari mulutnya yang tipis itu

"Ano.. Kalau gitu sekali lagi Terima kasih. Aku sudah bersalah sangka padamu.. Bye "

Aku berlari mencoba melawan waktu. Akan tetapi entah mengapa rasanya aku merasa bersalah terhadapnya, Ku putuskan untuk melihat belakang kembali. Ia seperti sedikit terbatuk-batuk

"Haha.. Rasain pasti dia sebenarnya cuma nahan rasa navers ketemu cewek cantik sepertiku. Haha jelas donk cewek kota.. Sudah ah palingan dia cuma males ngomong dan gak bisu beneran. Tampilannya aja kaya boyband korea gitu.. Huu"


Beberapa menit kemudian.

"Sialan... Anak itu ngerjain aku. Inikan Toilet ..!!! Awas aja kalau ketemu aku botakin kepalanya"ujar kataku meloncat2 kesal

"Ano permisi. Kamu Akira Yamaguchi kan? "
Kata seorang pria memakai kacamata tebal meski usianya terbilang masih muda

"Ehh!! iya.. Pak"

"Ahh pasti kamu kebingungan mencari kelasmu ya.. Hehe sudah hal lumrah sebagai orang kota yang pindah keperdesaan. Maafkan atas fasilitas yang kurang memadai disekolah kami. Maaf juga disekolah ini, Kami melarang kepada siswanya untuk berkeliaran dikoridor membawa ponsel. Jadi ponselmu sensei sita ya.. Sampai sepulang sekolah "ujarnya yang membuatku tambah kesal..


•••••

"Semuanya harap tenang. Hari ini kita kedatangan murid baru.. Silahkan perkenalkan namamu"Ujar guru menyebalkan tadi

. "Namaku Akira Yamaguchi. Mohon bimbingannya serta kerja samanya "

Semua terdiam membisu. Sampai sampai

"Woahh.. Cantik banget.. Ini sih bidadari turun dari surga.. Manis banget.. Ini sih model.. Kulitas top"
Sorak suara ramai memjalar sekelas.

"Sudah sudah tenang.. Ano Yamaguchi-san silahkan duduk dibangku belakang sebelah kiri dekat Leon-sama "kata Guru simata empat ini

Aku benar2 terheran-heran rambut putih itu. Orang aneh ini.. Ia duduk disebelahku dan tertidur pulas. Jadi orang aneh ini murid sekolah ini juga. Dan parahnya satu kelas denganku.

"KAU... !!!"

Hanya itungan detik sekejap melirik kesampingku. Lalu dengan sombongnya ia membuang wajahnya lalu melanjutkan untuk tidur dimana pelajaran akan dimulai.
Seakaan tidak menganggapku ada


"Ya tuhan cobaan apa lagi ini!.. Awas kau yah. tunggu saja waktunya. akan ku balas"
cemberut wajahku sebal melihat orang aneh belagak sok ganteng dan keren.

Awal pertemuanku dan dia.seuatu moment tak akan pernahku lupakan

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience