Amsterdam, 4th July 2017
Jam ditangan Betty menunjukkan pukul 12.00 zona waktu Amsterdam menandakan hari telah agak siang. Gadis itu terpaku di taman kota Amsterdam dengan wajah agak panik "Esa sama Eva mana sih kurang ajar banget ninggalin Gue" Gerutu gadis cantik bernama Betty itu, tak lama ia beranjak dari duduknya dan terdengar derap langkah seseorang menghampirinya "Mampus siapa tuh? kalau orang jahat gimana?" batin Betty dan orang tersebut dengan ramahnya menyapa dan menawarkan bantuan pada Betty "Can i help you Miss?" masih tak berani menoleh Betty memejamkan mata dan menarik nafas "Semoga bukan orang jahat Tuhaaaan" batinnya lagi "Sorry, can i help you miss? what are you doing in here" kembali orang tersebut menawarkan bantuan pada Betty, kali ini Betty memberanikan diri untuk menoleh padanya "Yes, I need your help" spontan Betty berucap disertai rasa takut, takut orang dihadapannya tersebut adalah orang jahat.
Namun rasa takut itu seketika digantikan oleh rasa terkejut ketika Betty melihat siapa orang dihadapannya ini "Ayeng?" tuturnya sembari menunjukkan jarinya pada orang didepannya tersebut.
Sebaliknya, remaja bernama Ayeng ini pun juga terkejut melihat Betty "Betty Lo ngapain disini?" tuturnya dengan terbata-bata "Lo beneran Ayeng?" Betty masih tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan seseorang yang selama ini ia cari. Suasana hening sejenak, nampak Ayeng membuka syal dan penutup telinganya dan merogoh sesuatu didalam celana hitamnya "Iya Bee ini Gue Ayeng" ia menunjukkan layar ponselnya yang disitu sudah terpajang foto Betty tersenyum manis dengan rambut panjangnya yang terurai, Betty tersenyum sambil mengusap air matanya yang perlahan lolos dipipi mulusnya. Suasana berubah menjadi haru dan masih tak bisa ia percaya sahabat karibnya yang sudah tujuh tahun meninggalkannya itu kini berada dihadapannya.
Perlahan makin deras air mata dara cantik itu dan tentu ia bergegas memeluk Ayeng yang saat itu juga membentangkan tangannya "Lo apa kabar Bee? dan kenapa Lo bisa ada disini?" Ayeng berkata sembari tetap mendekapnya erat. Tiba-tiba Betty melepas pelukan itu dan memukul pelan bahu Ayeng "Elo yang apa kabar? kenapa Lo ninggalin Gue gitu aja Yeng? kenapa Lo ninggalin Eva sama Esa juga, apa Lo udah ga sayang sama kita? jawaaab Boo"
Lagi, air mata dara cantik itu mengalir bersamaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Ayeng bungkam. Perlahan Ayeng mengusap bekas air mata itu dan tersenyum simpul "Maafin Gue Bee, Gue tau ga seharusnya Gue begini tapi Gue punya alasan Bee kenapa Gue pergi gitu aja selama bertahun-tahun" tuturnya "Alasan apa Yeng? selama ini Lo ga pernah kasih alasan kalo Lo sayang sama Gue tapi kenapa sekarang Lo berdiri disini dengan sebuah alasan?" Betty menatap sendu Ayeng yang saat itu matanya juga mulai berkaca-kaca "Gue ga bisa jelasin sekarang apa alasan itu Bee, suatu saat nanti Lo akan tau kenapa Gue kayak begini Gue mohon Bee jangan kayak gini, Gue minta maaf atas semuanya" Ayeng kembali memeluk sahabat lamanya itu. Belum lama mereka merasakan haru bercampur bahagia karena akhirnya dipertemukan dengan cara tak terduga dan pada waktu yang cukup lama, tiba-tiba datang seorang gadis cantik yang kira-kira sebaya dengan mereka dan membuyarkan kebahagiaan mereka "Ajeng Lo disini? Gue cari Elo dikampus ga tau nya disini" tutur gadis cantik berwajah Jepang-Jawa tersebut, nampaknya ia cukup fasih berbahasa Indonesia meskipun ia terlihat seperti keturunan orang Jepang.
"Dia siapa Yeng? kok Lo peluk-peluk dia ga jelas gitu?" lagi, gadis itu berucap yang kini melunturkan senyum ramah Betty, Betty memandangnya lekat "Elo yang siapa?" tutur Betty lembut dan tanpa disuruh gadis itu mengulurkan tangannya kearah Betty "Evelyn, sahabat Ajeng dan tinggal satu apartemen sama Ajeng juga satu kampus" mendengar penuturan itu Betty terdiam sejenak, memandang Evelyn dari ujung kaki sampai ujung kepala terdapat kesenduan yang datang tiba-tiba di hati Betty 'apa ini alasan yang dimaksud Ayeng? hanya karena dia telah menemukan sahabat yang lebih mapan lalu dia pergi gitu aja?' kalimat itulah yang kini singgah dipikiran Betty "Hai tangan Gue bukan buat dianggurin ya?" tiba-tiba Evelyn membuyarkan lamunan Betty, dengan lembut Betty menjabat tangan Evelyn "Betty Nuristion, sahabat Ajeng dari Indonesia" datar tapi tetap santun Betty menyebutkan identitasnya "Oh sahabat Ajeng dari Indonesia? by the way Lo muslim ya?" Evelyn melepas jabatan itu dengan sigap "Terus?" Betty menjawab dengan nada datar "Apa semua muslim di Indonesia norak begini kayak Lo?" sontak Ayeng menegur Evelyn.
"Lyn jaga bicara Lo!" tegas Ayeng "Mbaknya ga punya agama ya? kok seenaknya ngehina orang, Gue norak karna Gue berhijab gitu? Oh Lo nasrani ya? apa pastur Lo ga ngajarin Lo cara menghargai orang lain? mbaknya cantik sih tapi ngga punya otak" penuturan Betty tadi membuat Evelyn sangat marah, baru kali ini ia mendapat cemoohan dari orang asing "Lo jangan asal ngomong ya cewe kampung! Gue bisa beli semua omongan Lo pake uang Gue paham!" bentak Evelyn "mbak Evelyn yang banyak uangnya denger ya! agama apapun itu setau Gue ga ada yang namanya diajarkan mencela orang lain atau agama lain, mbaknya bisa beli omongan Gue dengan uang tapi Gue bisa beli mbak dengan pengetahuan! kayaknya mbak ga pernah diajarin etitut ya? makanya kalau bicara engga beraturan" tanpa rasa takut sedikitpun Betty membalas ucapan Evelyn dan ia tersenyum puas karena Evelyn terlihat bungkam dan malu "Udah-udah diliatin sama orang malu" Ayeng lalu menengahi pertikaian mereka "Ayo Jeng pulang! kita masih banyak urusan!" Evelyn menarik tangan Ayeng dan tanpa penolakan Ayengpun ikut dengannya "Bee Gue pulanh dulu ya maaf atas kejadian ini" Ayeng menatap Betty yang sedari tadi menunduk sama sekali tak meresponnya.
Dengan berat mengayunkan langkah kaki, Ayeng berlalu meninggalkan Betty sementara Betty masih terpaku disana mendongakkan kepala dan menoleh pada Ayeng yang tega meninggalkannya sendiri disana, lambat Ayeng masuk kedalam mobil mewah Evelyn dan mobil itu melaju jauh meninggalkan Betty. Betty terduduk lemas dibangku taman dan menatap langit bersalju. Tak ia sangka begitu cepat sahabat kecintaannya tersebut berubah, serasa begitu cepat pula bahagia tersebut sirna. Bahagia yang telah melambung tinggi cepat-cepat terhempas dan tertutup salju, kini hanya ada dia, salju dan keadaan pahit yang menimpanya.
Tiba-tiba saja dua orang gadis mengagetkannya "Woi Betnur ngapain Lo disini kayak tante-tente lagi mangkal aja" ucap Eva "Tau ditinggal dikit ngilang kayak nenek-nenek pikun Lo" sambung Esa "Setan Lo berdua! udah ninggalin Gue juga, dateng-dateng ngagetin" Betty kesal dan beranjak dari duduknya "Ya maap Betnur jangan marah kek, lagian Lo timbang pipis doang lama amat dah ya jadi kita tinggal" tutur Esa "Ini negara orang bego kalo Gue ilang gimana? susah Lo pada kaga punya temen seimut Gue lagi" sahut Betty "Yakali Elo imut pengen pingsan Gue" candaan mereka memecahkan tawa seolah terganti duka Betty atas kejadian tadi
"Yaudah balik yuk dingin nih" ajak Eva " By the way Betnur apaan yak?" Betty menghentikan langkah mereka "Betnur? ya Betty Nuris disingkat jadi Betnur hahahahahah" tawa mereka pecah dibawah jatuhnya salju "Dasar! kenapa ga Betmen aja sekalian! yuk ah kesel Gue" Betty melangkah terlebih dahulu.
"Bett!" kompak Esa dan Eva menghentikan langkah Betty "Apaan lagi sih Va, Sa! Gue mau balik ini" Betty menoleh "Lo cantik-cantik bego juga ya Bett jalan ke hotel iku ke kanan bukan kiri" jelas Eva "Oh iye lupa Gue hahahahah" berlalulah mereka dari tempat itu, Betty sengaja tak menceritakan apa yang menimpanya baru saja, biarlah waktu yang akan menentukan semuanya, begitulah kata batin Betty.
Tolong jangan jadi salju nanti ku beku
jadi senja saja agar hangat dinginnya hati ini ~
-BETTY NURISTION-
Share this novel