Pagi ini mentari redup lagi, entah kenapa aku selalu suka angin yang berhembus kencang dan bau tanah yang basah oleh rintikan hujan hujan.
Pagi di tahun 2012 ini, aku masih termangu di depan rumah, sangat ingin menembus dan berbaur bersama hujan, seandainya hari ini hari minggu, mungkin aku akan menari di bawah langit yang menangis ini, namun sayang, aku harus sekolah. aku buang harapan untuk mandi hujan, kini ku langkahkan kaki dan membuka payung ku dengan cepat, jangan sampai hari ini aku juga telat.
Koridor sekolah sudah ramai kala aku sampai, banyak sekali teman teman yang mengeluh hari ini karena hujan. aku cepat cepat masuk ke kelas dan mulai mengeringkan seragamku yang terkena sedikit air hujan.
"Pagi re, kehujanan ?"
Aku termangu menatap orang yang menyapa ku, Dia radi, cowok yang aku suka sejak pertama kali masuk di SMANSA ini. aku sangat bersyukur aku bisa satu kelas dengan nya sampai nanti kelas XII , walau aku tak bisa mengatakan aku suka pada nya ,
"Hei, ko diem aja ..?" tanya nya lagi sambil tetap menatapku berharap menunggu jawaban.
langsung tersadar dari tadi aku hanya menatapnya dengan suara detak jantung yang tidak karuan aku refleks tertunduk malu,
"oh, enggak rad, ini cuma kecipratan sedikit" jawabku tanpa membalas tatapan nya, aku selalu gugup setiap dia melihatku, sehingga aku terus menundukkan kepala saat berbicara dengan nya.
"oh gitu,, re hari ini hari pertama kita masuk di kelas XI , seneng bisa sekelas sama lo," sambil tersenyum radi menjulurkan tangan nya . Dengan ragu dan malu aku menerima uluran tangan nya dengan degup jantung yang semakin bergerak cepat .
Ku lepas tangan nya yang lembut itu, lalu dengan cekatan dia mulai jalan ke belakang kursi ku,
"poko nya gue duduk disini ya re, gue mau ke kantin dulu nih, laper belom sarapan, bye" dengan setengah berlari dia pergi berlalu begitu saja .
Aku terduduk tak percaya, lelaki yang ku kagumi ada di kelas yang sama, dia duduk tepat di belakang kursi ku, ku tutup muka ku dengan kedua tangan , kurasakan dingin nya menembus pori pori wajah ku . teringat kembali saat setahun yang lalu pertemuan pertama dengan radi. dia masih mengenakan seragam olahraganya, padahal hari sudah mulai sore dan seluruh siswa sudah banyak yang pulang, jam sudah menunjukan pukul 04.50 ,, tapi radi masih saja bermain basket di tengah lapangan yang kosong itu. guru guru masih ada dalam kantor , tinggal aku dan radi siswa yang tersisa sore itu, terlihat pak bun sedang menyapu halaman sekolah, dan pak tri sedang mengunci pintu setiap kelas .. aku masih terpaku menatap radi yang terlihat bersinar di lapangan, bola basket masuk ke lagi dan lagi ke dalam ring . sampai akhir nya pak tri mengagetkan ku
" neng, belom pulang.?"
" oh, belum pak , tadi aku abis ulangan remidial sama bu nana, ini baru selesai "
" eh kirain teh nungguin si radi mailenin bola basket,, hahahaha abis dari tadi neng ngeliatin si radi terus , hati hati neng naksir "
ku kerut kan kening ku mendengar ucapan pak tri
" yee,, si bapak nih, aku masih belum mau pulang aja , makanya duduk disini sekalian ngadem, "
"yaudah deh neng, lanjutin aja asal jangan bengong , hahahha pulang nya juga jangan sampe kelewat maghrib neng , keburu gerbang nya di kunci sama bapak"
Aku hanya mengangguk menjawab perkataan pak tri, Namun betapa kaget nya aku ketika wajah ku berpaling , ternyata radi sudah ada di depan ku. dengan membawa bola basket nya .
" siapa lo ? baru liat gue . lo kelas X juga ?"
dia berkata sambil duduk di samping ku, menenggakkan air mineral lalu memasukkan bola nya ke dalam tas , bahkan aku baru sadar tas itu ada di samping ku sejak tadi , ya Allah seandainya aku tau tas nya ada si samping ku, aku tak akan duduk disini.
"woy, diem aja lo , gue tanya juga .."
" oh iya, aku kelas X"
"X berapa ?"
"X6 "
"oh sama dong berarti, tapi gue kelas X8 , oh iya nama gue radi, nama lo ?"
" gue rere."
"ok, re ko lo belom pulang ? nunggu jemputan ?"
"gue baru kelar remidial sama bu nana, nggak, gue biasa nya jalan kaki kedepan terus naik angkot di jalan sana "
"oh gitu , emang rumah lo dimana ?"
"di jalan rusa "
" searah dong sama gue , bareng aja yuk, yaahhh itung itung ngirit ongkos lah ."
"gak usah rad, gue naik angkutan umum aja,"
"ya udah ga usah malu malu, yaelah selow aja kali, yaudah yuk ah, gausah banyak mikir"
tanpa rasa malu radi menarik tangan ku dengan paksa untuk nebeng motor nya . disitu aku hanya bisa pasrah . ini pertama kali aku di bonceng oleh teman laki laki ku . radi bukan orang yang kaku, sangat ceria dan supel, entah kenapa perjalanan pulang ku kerumah sangat menyenangkan bersama nya .
Namun setelah kejadian radi mengantarku pulang, aku selalu malu bertemu dengan nya, aneh memang, tapi itulah kebenaran nya, bahkan aku selalu menghindar bertemu langsung dengan nya di sekolah . dan lebih memilih melihat dari jauh selama kelas sepuluh. aku rasa radi pasti sudah melupakan kejadian sore itu.
Aku kembali tersadar ini bukan mimpi atau hayalan ku semata, ini benar ada nya, radi satu kelas dengan ku dan duduk di belakang ku, bahkan dia masih mengingat nama ku , berarti dia tidak melupakan sore itu ,, seketika pipi ku mulai memerah dan malu mengingat nya . namun tiba tiba ..
BRRRRRRAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKK...
Lamunan ku hancur seketika . ku lihat perempuan di samping ku lah yang sengaja melempar tas nya dengan keras .
" huuuuhhh sebel banget deh gue , pagi pagi udah ujan, kan basah semua baju gue , motor gue jadi kotor, padahal baru kemaren gue cuci tuh motor , yaelahhhhh apes banget sih gue ."
Aku hanya kaget melihat nya tanpa bersuara. Ku lihat dia sudah mengganti seragam nya dengan pakaian olah raga , yang aku gak ngerti dapet darimana kaos olahraga itu . dia pun langsung menyapa ku dan tersenyum malu setelah sadar ada aku disamping nya .
" hahaha,, maaf ya gue ngagetin lo ya, samping lo kosong kan ? gak apa apa kan gue disini, gak apa apa dong ,ya kaaannn ? lagian ini posisi udah paling oke urutan kedua dari belakang, ishh PW banget buat tidur hahhaha"
Aku masih diam , dan hanya melihat nya berbicara tanpa henti. perempuan ini cantik dan agak bodo amatan , dia gak malu memakai kaos olahraga di antara semua teman teman yang masih rapih menggunakan seragam putih abu nya . tapi yang terpenting dia baik , murah senyum dan agak tomboy.
"Btw nama lo siapa ? kalo nama gue sih MARSYA, tapi bukan marsya and the bear yaaaa, hahhahaha eh iya bagi minum yaa gue aus banget soal nya " sebelum aku persilahlan dia sudah mengambil nya terlebih dulu. aneh nya,aku tidak keberatan dengan perilakunya,
"gue rere, dulu gue di kelas X6"
Dia terbatuk sampai muncrat sedikit air yang di tenggaknya, dia kaget bukan main setelah tau namaku rere.
"ya Allah , jadi lo yang nama nya rere, gilaaaakkk,, berarti lo rere yang anak ekskul jurnalis yaa ?"
"iya, emang nya ada apa ? ko lo sampe kaget gitu?"
"gue ngefans banget sama foto hasil jepretan lo di mading sekolah, gilaak keren keren banget, lo tuh punya bakat, berkat lo gue jadi suka liat mading sampe baca2 profil artis sekolah dan puisi2 yang lo buat itu, apalagi puisi yang judul nya ^senja di sore itu^ puitis banget sumpah."
"Haaahhhh serius lo, emang nya lo tau dari mana itu semua gue yang bikin .?"
"Oh itu karena rasa KEPO gue yang tinggi, makanya gue nanya sama ketua ekskul jurnalis lo yang cute itu , kak ABI kalo ga salah nama nya, itu juga gue paksa dulu sih , hahahahhaa"
"tapi yaudah lah kalo cuma lo yang tau, gak apa apa , yang penting jangan sampe yang laen pada tau aja kalo itu buatan gue "
"mmmmmm, lo salah ada satu orang lagi yang kepo, yang selalu pengen tau siapa orang yang ada di balik puisi yang sebenernya lo yang buat itu."
"siapa .??"
"yaa, ga penting sih, temen sekalas gue waktu kelas X8"
"X8 ?????? siapa ????"
"dudududduddddduuuuuuuuuuhhhh selaw selaw gaes lo bikin temen satu kelas ngeliat ke arah lo semua"
Aku refleks langsung menutup mulut ku yang kehilangan kontrol berteriak kepada marsya, langsung aku menarik lengan perempuan cantik itu dan sedikit berbisik,
"serius lo, siapa orang nya ??"
"lo penasaran banget ?, noh orang nya ada di koridor mau jalan kesini" sambil menunjukkan telunjuk nya ke arah jendela yang aku belakangi .
langsung spontan aku menunduk saat tau siapa yang berjalan di koridor itu.
"kenapa sih lo re ?? "
Aku cuma bisa diam, dan tak menjawab pertanyaan marsya,.
TENG TENG TENG TENG....
Bel masuk berbunyi , teman teman yang masih di luar kelas langsung masuk mendengarnya begitupun juga radi , dia juga langsung duduk tanpa melihat ku sedikitpun, aku berfikir mungkin hanya aku yang merasakan ini .
Pagi itu aku di selimuti rasa ingin tau yang amat sangat membuat aku tak konsen mendengarkan penjelasan guru yang sedang di depan kelas. Pikiran ku menerka nerka setiap perkataan marsya,, berarti radi juga penasaran dengan puisi itu .? apakah radi juga sudah mengetahui nya , bahwa aku lah yang menulis puisi itu untuk nya.
Share this novel