FIRST

Romance Series 796

November 2012

Pagi seakan enggan menampakkan cahaya nya, mendung sekali pagi ini, awan mulai gelap keabuan dan semilir angin yang semakin dingin meraba tubuh ku, seakan menembus hoodie yang aku kenakan, pagi yang sangat sendu di temani secangkir kopi hitam buatan ibu . Ku coret coret buku sketsa di depan ku, aneh, biasa nya saat mendung dan hujan aku akan sangat mudah mendapatkan berbagai ide ide menarik, namun kali ini pikiran ku seakan buntu, seakan tak mau untuk berimajinasi, kemana imajinasi ku hilang dan buyar dalam otak ku, mungkin aku hanya perlu lebih banyak beristirahat. Tapi ada satu yang terus aku ingat bahkan selalu teringat, ya, kamu benar .! aku selalu mengingat radi, mungkin ini nama nya jatuh hati atau lebih tepat nya jatuh cinta.

Aku masih termangu di depan jendela sambil memeluk kaki ku di atas kursi , buku sketsa ku masih ku biarkan begitu saja , padahal besok hari senin dan aku harus menempel cerita yang baru.

Entah lah pikiran ku masih tentang radi, tentang cintaku yang bertepuk sebelah tangan, tentang radi yang sampai saat ini belum menyapa ku lagi setelah pertemuan pertama di kelas XI . aku juga penasaran dengan sikap nya , sudah beberapa bulan aku satu kelas dengan nya namun tak ada kemajuan sama sekali, apakah aku harus berhenti memikirkan nya, tapi kenapa begitu sulit bagiku untuk menghilangkan semua tentang radi, padahal ini belum begitu jauh, aku selalu penasaran tentang nya, dia begitu akrab dengan semua teman di kelas, bahkan setiap jam istirahat dia selalu sibuk dengan teman teman sekelas , banyak yang mengajak nya untuk makan bersama, main bersama, bahkan weekend bersama, sedangkan aku sudah cukup bahagia walau hanya mendengarkan cerita cerita absurd dari marsya.

Ponsel ku berdering sangat kencang membuat aku terperanjat dari lamunan ku tentang radi, dilayar menunjukan nomor telepon yang tidak aku kenal, aku hanya melihat nya tak ada niat untuk menjawab telepon itu, paling paling hanya orang iseng atau pun dari penipu penipu yang sedang ramai di beritakan , namun telepon itu terus berdering, sudah matipun berkali kali tetap menelpon . dengan malas aku mengangkat telpon nya .

" hallo ." jawab ku dengan wajah cemberut dan sangat malas.

" hallo, apa benar ini rere ?"

aku terpaku mendengar suara di ujung telepon ini,

"iya, i .. ini siapa ?"

" gue radi , "

aku termangu sebentar seakan tak percaya bahwa radi tengah menelpon ku .

"dapet dari siapa nomer ponsel gue, ?"

"dari marsya, maaf gue gak minta langsung sama lo, gue cuma takut lo gak akan ngasih nomer lo kalo gue sendiri yang minta langsung."

"oh iya gak apa apa, ada apa rad , tumben banget, sampe nelpon segala"

"lo ada waktu gak hari ini ? tapi kalo lagi sibuk gak apa apa sih"

"enggak ko rad, gue lagi gak ngapa ngapain"

"oh okey kalo gitu, gue jemput lo jam 10 ya, see you re ."

"see you."

Terputus suara telepon di ujung sana, langsung aku menelpon marsya dengan hati yang dag dig dug penuh kebingungan .

"Halo, marsyaa .."

"Ciyeeee kayak nya ada yang seneng nih, gimana gimana si radi udah nelpon lo belom ?"

"udah sya,, gue harus gimana nih?"

"gimana apa nya re ..? emang doi bilang apa sama lo ..?"

" radi mau ngajak gue pergi gitu, gue bingung musti gimana "

" gausah bingung, mending lo siap siap sekarang, dandan yang cantik . oh iya emang lo sama radi mau kemana ?"

" gak tau "

" lah emang nya lo gak nanya sama radi, dia mao ngajak lo kemana.?"

"enggak sya, gue lupa nanya, saking gugup nya"

"Hahahhahaaa ,, yaudah lo rapi rapi dulu aja, nanti kabarin gue lagi kalo udah kelar rapi rapi, udah dulu ya rere cantik, gue lagi tanding bowling nih ama cowok gue , next time kalo lo udah jadian sama radi , kita main bareng yaa , love you ."

Ku taruh ponsel ku di atas kasur, jam dinding menunjukan pukul 08.40 ,, langsung aku cepat cepat mandi dan bersiap diri.

09.15

Aku sudah selesai mandi, aku hanya memakai make up tipis natural di wajah ku, lipstik berwarna nude, eyeliner , maskara, dan blash on dengan warna yang senada , ini adalah hal pertama untuk ku, ku kenakan blouse berwarna dasar putih dengan pencil stripe berwarna hitam, dengan jeans hitam dan flat shoes, tak lupa ku kenakan sling bag rotan berwarna coklat .

10.17

Angin meniup pelan rambut yang sengaja aku gerai, satu persatu suara gerimis hujan mulai kencang di luar sana , namun radi belum juga sampai , padahal ini sudah pukul sepuluh lewat .

tok tok tok ..

" Re, ada temen lo nih dateng, cepet keluar"
Tumben banget rio gak langsung buka pintu , biasa nya langsung buka aja ,

"iyah kak "

Kulihat radi sedang duduk di ruang tamu sambil berbincang bersama rio dan ibu . aku langsung menghampiri nya .

" jadi nak radi ini satu kelas dengan rere ?"

"iyah bu, kita sekelas."

"baru kali ini loh ada temen sekelas rere yang main kerumah, ibu seneng kalo rere sudah ada teman nya ,, rere ituh orang nya cuek dan agak susah bersosialisasi"

"iyah bu, tapi di kelas XI ini rere sudah mulai berteman dengan yang lain, sudah mau membuka diri dan melihat sekitar nya."

"Alhamdulillah kalo begitu, omong omong kalian mau pergi ya,,? re, sini sebentar."

"iya bu."
aku yang dari tadi hanya berdiri di belakang ibu mulai duduk di samping nya,

"Re, kamu kan udah kelas XI sudah kelas dua, sering sering lah ajak temen kamu main kesini, seperti nak radi ini, ibu seneng kalo kamu banyak teman nya, gak cuma di kamar dengerin musik sama gambar gambar aja, hahahha"

"haha ibu bisa aja nih, iyah bu, insyaallah lain kali aku ajak teman yang lain."

Radi tersenyum melihat ibu yang mengelus elus rambut panjang ku,

"yaudah bu, radi izin mau ngajak rere keluar, gak apa apa .?"

" gak apa apa dong, hati hati yah, ibu mau langsung ke dalam dulu, ibu mau nonton sinetron kesukaan ibu, oh iya, pulang nya jangan kemaleman ya rad,"

"iya bu"
setelah mencium tangan ibu, ibu langsung pergi ke ruang tv, rio masih betah di ruang tamu sambil main psp nya .

" kak rio, gue berangkat yaa."

"iyaa,, baek baek lo, oh iyaaa rad, jaga adek gue yaa."

"oke bang ."

Aku keluar rumah dengan perasaan yang bingung, ku ikuti radi yang lebih dulu berjalan di depan ku, sampai ke mobil yang radi bawa untuk menjemputku, aku duduk di samping radi yang mulai memakai seat belt.

"Gue sengaja bawa mobil , karena gue ta kut lo kehujanan re, ini aja udah gerimis "

"iyah rad, gue ngerti, kita mau kemana ?"

"gue mau ngajak lo nonton, makan, maen game, pokok nya seharian sama lo deh "

"maksud nya ?"

"yaa tar aja lah gue kasih tau, pokok nya enjoy your weekend"

Ku palingkan wajahku ke depan setelah menatap radi yang sedari tadi selalu senyum dengan senang, sejujurnya, aku juga sangat senang bisa berdua dengan radi , mungkin benar kata radi, aku harus lebih menikmati hari ini.

11.20

Mobil radi melaju sangat cepat, sampai tidak terasa bahwa kita sudah sampai di tempat tujuan, setelah memarkirkan mobil aku dan radi bergegas keluar, aku terkejut saat radi menggenggam tangan ku sambil berjalan .

"Re, kita cari sarapan dulu yuk"

"Rad, tapi ini itu bukan pagi lagi, udah waktu nya makan siang, hahaha"

"Hahaha bener juga re, aku laper nih, makan dulu yuk !"

"ayo."

Setelah kami tentukan mau makan di salah satu cafe di mall A , Radi memesan spaghetti dengan orange juice sedangkan aku memesan burger dengan yoghurt strawberry shake,, sambil menunggu pesanan datang, radi membuka percakapan yang sulit aku tebak.

"Re, sebenarnya gue mau ngomong sesuatu sama lo"

"ngomong apa ?"

"Gue suka re sama lo, "

Degup jantungku bergerak seakan 2x lipat cepat nya, aku pandang dua mata yang memancarkan kesedihan dan juga kekecewaan. Belum aku membalas, Radi tetap ingin menjelaskan maksud nya,

"Dari pertama kali kita ketemu, gue udah suka sama lo re, setelah gue anterin lo pulang tahun lalu, gue berharap kita bisa jadi semakin dekat, tapi sebelum gue deketin lo, lo selalu bersikap menjauh, dan lagi setelah kita satu kelas, lo bahkan gak pernah nyapa gue duluan, gue berfikir pasti gue cuma teman biasa kaya yang laen, lo jutek banget re, bahkan sama gue juga, padahal waktu lo gue boncengin lo itu cewek yang asik, humble banget, dan gue nyaman bgt."

Aku tidak bisa melepaskan pandangan ku kepada radi. ku beranikan menggenggam tangan nya yang dingin,

"Rad, gue juga suka sama lo, selama ini gue menjauh karena ada alesan nya, lo selalu jadi pentolan di mana pun, lo keren dan selalu di kelilingi banyak teman , lo beda banget sama gue, gue takut buat nyapa lo karena gue pikir lo udah lupa sama gue, lo bersikap baik ke semua nya , gue takut kalo ternyata cuma gue nya aja yang ke Pedean dan gue selalu berfikir kalo ini hanya cinta sepihak."

"Maafin gue yang pengecut ini ya re, gue emang bodoh gak berani deketin lo, bahkan cuma minta nomer ponsel lo aja gue gak bisa, "

Kedatangan pelayan cafe membuat aku dan radi terdiam sebentar,

"makasih ya mas," ucapku setelah mas pelayan selesai meletakkan semua pesanan kami di atas meja .

"Rad, jangan berfikir kalo lo itu pengecut, gue ngerti kenapa lo gak berani deketin gue, mungkin karena gue selalu keliatan jutek, judes, atau apalah seperti temen temen yang lain bilang, justru karena itu juga gue ga berani nanya lo rad, gue itu sebenarnya malu dan gak pintar berekspresi, lo ngerti kan maksud gue ?"

"iya gue ngerti re, yaudah nomer lo di handphone gue, gue hapus yaa, sekarang gue mau minta langsung sama lo"

Dengan lucu nya radi menghapus nomor kontak ku dan langsung menyuruh ku mengetik dan menyimpan ulang nomor ku di ponsel nya.

"Hahahahahaha apaan sih rad, kan gak perlu begini juga. ya ampuuunnnn"

bodoh nya aku melakukan semua permintaan radi, Namun entah kenapa aku sangat suka dengan sikap kekanakan nya itu.

"Re makan dulu yuk "

"Okey."

15.40

Waktu terasa sangat cepat berlalu, aku dan radi telah lelah bermain dan menonton film yang radi pilih,sambil berjalan keluar dari mall ku lihat hari sudah mulai sore dan langit sudah menunjukan cahaya nya, terlihat pelangi melingkar di atas sana, hujan telah reda dan jalanan sudah mulai kering ,, sudah banyak orang orang yang memulai kembali perjalanan nya.

"Rad, pulang yuk udah sore juga "

"Okey re"

Radi terlihat sangat bahagia, sepanjang hari ini radi tak pernah luput menggenggam tangan ku,
sesampainya di mobil pun radi selalu bercerita tentang film yang tadi aku dan radi tonton dan berterimakasih atas hari yang luar biasa ini. Aku juga sangat bahagia hari ini, radi membuat aku selalu tertawa dengan lelucon lelucon kocak nya, dan membuat aku lupa waktu. sampai aku lelah dan mulai mengantuk.

"Re, bangun"

Ku rasakan usapan lembut pada rambut ku,

"Rere, ayo bangun, ini udah sampe rumah kamu"

Ku buka mataku perlahan dan sangat terkejut melihat radi yang tersenyum di sampingku.

"Ya Allah, dari kapan gue ketiduran? "

"Dari tadi. " jawab radi masih dengan tersenyum

"Gue ngiler gak rad. ?"

"Hahhahaaha enggak ko re"

"syukurlah kalau begitu, yaudah gue masuk dulu ya, thanks buat hari ini"

belum aku membuka pintu mobil radi, tanganku sudah di genggam erat oleh nya,

"Bentar re, gue mau bilang sesuatu sama lo. "

"oh., Okey"

"Re, gue suka sama lo, gue gak mau kita cuma temenan, gue mau kita lebih dari ini, gue sayang sama lo re, gue mau lo jadi cewek gue "

"Radi,, gak apa apa kalo gue miskin ? gue gak kaya temen temen yang laen, bapak cuma kerja serabutan, ibu gue juga ibu rumah tangga biasa, beda sama kebanyakan temen temen sekolah yang tajir, gue takut lo malu pacaran ama gue, gue tau diri radi, gue gak selevel sama lo, gue minder. "

"hey,"
di elus nya rambut ku ke belakang oleh radi,

"gue gak pernah peduli keluarga lo gimana re, selama lo juga sayang gue, gue bakalan terus sayang dan cinta sama lo, gue tau ko kakak kakak lo juga susah payah bantuin keluarga lo biar kecukupan, jadi menurut gue keluarga lo awesome, jadi gue mau lo gak usah minder, kita semua sama, lo boleh jadi rendah hati, tapi jangan sampe merendahkan diri re, "

"raaaaaadddii,, i love you "
sambil menangis terharu oleh ucapan radi, aku memeluk nya dengan erat,

"hmmmm,, love you too rere, jadi sekarang aku sama kamu jadi pacaran yaa, jangan pernah bahas bahas apalagi minder tentang status sosial kamu seperti itu lagi, aku gak suka"

sambil melepaskan pelukan ku , aku mengangguk tanda setuju.

"ya udah kamu masuk sana , nanti kalo aku udah sampe rumah, aku whatsapp kamu ya"

"iya rad, bye "

.
. .
.

Malam itu pikiran ku semakin di penuhi bayang bayang radi, hari ini menjadi hari yang tak akan pernah aku lupa, ku terbaring di atas kasur empuk ku, ku pandangi langit langit kamar yang masih di penuhi bayang bayang radi . ya Allah apa yang akan terjadi lagi kedepan nya ? ucapku dalam hati, apakah akan baik baik saja atau seperti apa kedepan nya nanti .? seminggu ? sebulan ? setahun ? 2 tahun ? apakah sampai 2 tahun atau lebih ? atau kah kurang dari itu aku dan radi bisa bersama ? Hanya engkau yang tau, kalaupun jika aku harus berpisah di kemudian hari dengan radi , aku berharap itu keputusan yang terbaik, baik buat ku dan juga radi, tapi untuk saat ini biarlah perasaan cinta ini bersemi . biarlah perasaan bahagia ini menggebu ada nya, seperti cinta pada dasar nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience