Rate

BAB 1: RUMAH SEJUTA MISTERI

Fantasy Series 483

Evelyn sulit mempercayai penglihatannya!
Rumah bergaya ala Victoria setinggi tiga lantai itu berada langsung di tepi hutan. Dengan pagar besi hitam melengkung berukiran gagak raksasa dan lampu minyak di sampingnya, serta halaman depan yang luas dengan berbagai topiary menjulang indah. Sungguh kemustahilan kalau Mom dan Dad sanggup membeli rumah itu, apalagi mendapatkannya dengan harga murah."Kita akan tinggal disini?" tanya Evelyn melongo. Dia adalah anak tunggal satu-satunya di keluarga. Umurnya sebelas. Ia memiliki rambut pirang gelap panjang yang selalu dikuncir kuda ke belakang, matanya berwarna biru bak sebening kristal, kulitnya putih berbintik samar yang nyaris tidak terlihat, dan bibirnya tipis sewarna mawar. Warna kesukaannya adalah putih, entah mengapa. Sebelumnya, Evelyn bertekad akan memakai kaus putih, jaket putih, jins putih,sepatu bot putih, dan bahkan jepit rambut daisy putih kesukaannya, tapi Dad melarang. Menurutnya, hal itu aneh. Jadi hari ini, Evelyn memakai jaket merah muda, dan jins hitam.
Mereka memasuki ruang pertama. Mata Evelyn terbelalak. Ruang itu sangat luas. Tiang kecokelatan menjulang disertai ukiran-ukiran rumit sulur tanaman. Di tengah ruangan, satu tangga yang terbagi menjadi dua bagian mengarah keatas dan keatas, berakhir di lantai terakhir. Evelyn menaiki beberapa anak tangga. "Ini kereenn!" Lalu ia berseluncur di atas gagang tangga menuju ke bawah.
Mom dan Dad bertukar pandang gugup.
"Mari Mr. dan Mrs. Anderson," ajak si agen real-estate, Marry. Ia membimbing mereka menuju lantai atas, memasuki Ruang Potret. Berbagai silsilah keluaarga besar di rumah ini berderet rapi di dinding. "Siapa dia?" Evelyn bertanya, menunjuk gadis dalam pigura yang berambut merah, dengan mata zamrud dan kulit pucat, terlihat memegang sekuncup bunga. Tatapan matanya membuat Evelyn bergidik. "Namanya Clarisse," jawab Marry, "dia tinggal di sini beserta seluruh keluarganya sebelum..."
"Sebelum apa?"
"Clarisse menghilang. Ia bak ditelan bumi, tidak kunjung ditemukan. Padahal usianya masih sangat muda."
"Lalu apa yang dilakukan keluarganya?" tuntut Evelyn
"Mereka pindah ke Florida. Desas-desusnya begitu."
"Desas desus?" kata Evelyn, "lalu apa benar Clarisse menghilang? Ke mana? Kapan?"
Marry mendesah. "Kamu sungguh ingin tahu?"
Tepat pada waktu itu, Mom berseru. "Evelyn, kemari!" Evelyn bergegas menghampiri sang ibu, disusul Marry. "Ada apa Mom--oh,oh." Marry mengikuti arah mata Evelyn ke lantai. Sebuah pintu reyot dari kayu bertengger disana, setengah terbuka, menampakkan bagian yang gelap. Mom menatapnya tidak percaya. "Mengapa ada ini di rumah kami?" Bahkam Dad menoleh pada Marry. "Anda yakin sudah memeriksa keseluruhan isi rumah ini?"
Marry bergerak-gerak gelisah. "Ma-maafkan saya Mr. dan Mrs. Anderson. Saya juga tidak menduga--"
"Kukira itu peninggalan ruang bawah tanah." komentar Evelyn.
Marry mengangguk. "Iya, benar. I-ini adalah ruang bawah tanah tempat generasi sebelumnya menyimpan p-perdesiaan anggur mereka. Anda sendiri tahu, kalau rumah ini sudah sangat tua--eh, tua, tapi masih berkualitas."
"Haruskah kita masuk?" tanya Evelyn.
"Jangan!" Marry berseru, kemudian berdeham, "Jangan, Nona. Ruangan itu ... " Marry menoleh kearah Mom dan Dad dengan tatapan gusar--"sedang dievakuasi. Memerlukan waktu yang cukup lama."
"Kenapa cukup lama?" tanya Evelyn lagi.
Marry mengabaikan pertanyaan Evelyn. "Mumpung kalian adalah pemilik rumah yang baru, mari kita lanjutkan tur keliling kita." Ia berjalan munyusuri lorong, mengajak isyarat Mom, Dad, dan Evelyn untuk mengikuti. Ada yang aneh, pikir Evelyn, firasatku begitu. Tapi ...

... Apa? (*)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience