Rate

BAB 2

Horror & Thriller Completed 213

Ketika sampai di sana, Megat bertemu dengan gadis yang di jendela tadi. Gadis itu sedang bermain air.
“Hai.. ketemu lagi. Tadi kemana sih?”
“Kamu yang kemana..” gadis itu tertawa kecil.
“Boleh aku foto?”
“Dengan senang hati..”
Setelah mendapat foto-fotonya, Megat melanjutkan obrolannya. Ia menanyakan nama gadis itu, namun gadis itu tidak menjawabnya. Lalu terdengar suara Yuli memanggilnya.
“Megat aa…! Kamu dimana sih? Ayoo pulang, udah mau hujan nih..”
“Aku udah mau pulang nih.. kamu ga pulang juga?” tanya Megat kepada gadis itu. Dia menggelengkan kepalanya.
“Kakak, ayo pulang.. mau ujan nih!” Vita memanggilnya tidak jauh dari tempat itu.
“Iya dik, iya.. tunggu..” Megat beranjak dari tempat itu. “Aku pulang ya…”
“Dewi ..” kata gadis itu.
“Akhirnya jawab juga.. Ok! Sampe ketemu di villa.”
Vita yang dari kejauhan bingung melihat kakaknya bicara sendiri. “Aah.. bodo amat! Kakak mana mau jujur kalo di tanya..”

Setelah berkumpul kembali di air terjun yang pertama, mereka lalu kembali ke villa. Dan sampai sebelum hujan.
“Untung.. kalo sampe kehujanan, berabe urusannya.” Kata Vick .
“Aaah.. lu.. kan emang darurat terus orangnya.. ha ha ha” ledek Aryo. Megat sibuk sendiri dengan kameranya. Ia terus melihat foto-foto gadis itu. Dan tetap berlanjut sampai di meja makan.
“Gue duluan ya.. udah kenyang. Mau mandi trus istirahat..”
“Cepet sungguh ..”
“Kenapa mesti lama-lama? Ha ha ha..” Megat menuju lantai atas, bilik paling ujung.

Gadis itu sudah menunggunya di jendela. Megat memperlihatkan hasil fotonya kepada Dewi . Ia hanya tersenyum tanpa berkomentar apa-apa. Mereka berdua di tempat itu sampai larut malam. Saat itu bulan purnama, sinarnya menerangi tempat itu. Dan itu mengejutkan Megat . Ia dengan jelas melihat wajah Dewi sangat pucat. Ketika ia menyanyakan hal itu, Dewi mennyuruhnya kembali ke bilik nya. Megat meninggalkan tempat itu dengan seribu pertanyaan dibenaknya. Sampai di bilik nya, Megat merebahkan tubuhnya dan seketika terlelap. Tapi belum lama ia terlelap, ia seperti terbangun. Ia berjalan menuju bilik Dewi dengan mengendap-ngendap. Dengan hati-hati ia membuka pintu bilik Dewi , ia dapati gadis itu tengah berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya. Megat sungguh terkejut bukan main. Matanya seolah-olah bergerak sendiri melihat kaki Dewi yang tak menyentuh lantai, melayang. Sadar dengan apa yang dilihatnya, Megat berlari meninggalkan tempat itu. Ia berlari ketakutan, Dewi seolah-olah mengejarnya. Megat berlari ke luar villa, terus berlari sampai di air terjun yang tadi pagi ia kunjungi. Ia melihat Dewi sedang mengangis sambil menjerit kesakitan bersama seorang lelaki yang sedang mencuba membunuhnya. Megat mencuba memukul lelaki itu dengan batu, tapi ia tak dapat menyentuh benda apapun di sekitarnya.
“Ada apa denganku? Apakah aku sudah mati?”

Dengan jelas ia menyaksikan Dewi di bunuh oleh lelaki itu. Lalu jasad Dewi di kubur dengan tidak layak di dekat air terjun itu. Megat mencuba berteriak untuk meminta pertolongan dan itu membuat dirinya terbangun dari tidur. Ia dapati teman-temannya, Bik Mayu, dan Mang Asep berada di bilik nya. Mereka semua nampak cemas. Megat lalu menceritakan semuanya sambil memperlihatkan foto-foto Dewi , yang baru ia sadari, Dewi adalah arwah seorang gadis yang di bunuh secara keji beberapa tahun yang lalu. Dan foto-foto yang diperlihatkannya hanya foto air terjun.

Bik Mayu dan Mang Asep baru menceritakan hal yang sebenarnya kepada mereka, bahwa Dewi adalah anak mereka yang hilang dan sampai sekarang belum mereka temukan. Mereka tidak percaya Dewi telah tiada. Dan hari itu juga, mereka bersama warga desa sebrang mencari jasad Dewi di sekitar air terjun. Naasnya, jasad Dewi hanya tinggal tulang-tulangnya saja. Kedua orang tuanya sangat shock.

Keesokan harinya, jasad Dewi dimakamkan secara layak di TPU setempat. Beberapa hari kemudian, Megat dan teman-temannya memutuskan untuk pulang. Mereka di jemput oleh orang tua Aryo. Sebelum meninggalkan villa, Megat kembali ke bilik paling ujung. Dewi sudah menunggunya di sana. Ia mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan untuk Megat . Megat mengangguk-anggukkan kepalanya, seketika Dewi menghilang bersama kenangan kejadian di hari-hari sebelumnya…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience