Rate

BAB 1

Horror & Thriller Completed 213

Bagi mereka, setiap haripun adalah hari bercuti. Megat , Aryo, Vick , Yuli, dan Vita mengawali liburan sekolah mereka dengan menginap di villa dekat perkebunan kopi milik orang tua Aryo. Mereka sengaja membangun villa itu sebagai hadiah untuk Aryo atas keberhasilannya meraih ranking 1 umum di sekolahnya. Mereka berlima sengaja pergi waktu subuh untuk melihat pemandangan matahari terbit dari villa itu. Dalam perjalanan menuju villa, Megat mendengar suara jeritan seorang gadis.
“He eh.. tunggu deh, denger ga tadi? Ada yang jerit..” kata Megat .
“Ga ada suara apa-apa, ngaco lu..” kata Aryo. Yuni dan Vita mulai merinding. Vick menutup kupingnya dengan headset.
“Udah deh..jalan lagi yuk, udah deket juga villanya..”
Mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan Megat yang masih bingung dan penasaran.

Sampai di villa, meraka di sambut oleh penjaga villa itu, Bik Mayu dan Mang Asep. Aryo, Vick , Yuli, dan Vita langsung masuk ke dalam villa. Megat masih terdiam di luar. Bik Mayu lalu menghampirinya.
“Kenapa bengong-bengong sendiri Den, ayo masuk.. sarapan dulu. Aden pasti lelah sekali…”
“Nanti dulu bik. Aku rasa ada yang aneh dekat villa ini..”
“Aneh kenapa Den? Kalo boleh Bik Mayu tahu..”
“Tadi waktu melintasi air terjun, aku terdengar ada suara gadis menjerit bik..” jawaban dari Megat membuat jantungnya berdebar, peluh dinginpun keluar.
“Aneh kan bik?” dengan tergagap-gagap ,dia menjawab pertanyaan Megat, “mungkin warga desa seberang yang lagi mandi, Den..”
“Ooh.. mungkin juga bik. Ya udah.. aku masuk dulu ya bik.”
“Nggih Den, silahkan..” Bik Mayu duduk lemas di kebun depan. Jantungnya masih berdebar dan ia mulai ketakutan. Semakin ia melirik ke sekitar, semakin ia ketakutan dan gelisah.

Aryo, Vick , Yuli, dan Vita sibuk dengan menu sarapannya masing-masing. Megat hanya numpang lewat di depan mereka dan menuju lantai 2.
“Kakak, sarapan dulu, nanti maagnya kambuh..” ajak Vita.
“Nanti dulu dik…” hatinya terasa terpanggil untuk naik ke lantai 2. Keanehan kembali ia rasakan ketika ia melewati bilik paling ujung. Di dekat bilik itu adalah tempat strategis untuk melihat pemandangan matahari terbit. Lalu ia memutuskan berdiri di sana.
“Yah.. telat deh.. mataharinya udah naik..” Megat dikejutkan oleh suara gadis dari dalam bilik itu. Ia ingin membuka pintu itu, tapi gadis di dalam membuka jendela sambil menyapanya, “Ada tamu ya…” kata gadis itu lembut.
“Maaf kalau aku mengganggumu, aku..”
“Kakak, ayo turun, kita jalan-jalan lagi..” terdengar suara Vita memanggilnya, ia menoleh ke arah Vita, “Iya dik, tunggu bentar,” “Aku turun dulu ya…” saat kembali memalingkan matanya ke arah gadis itu, didapati sudah menghilang dari jendela itu. Megat lalu membuka pintu bilik itu dan yang didapatinya, bilik itu kosong. Bulu kuduknya merinding. Ia kembali dikejutkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.
“Broo.. ngapain lo di sini?”
“Aaah.. kirain lo hantu, dari mana sih? Kenapa bisa ada di sini, Dan?”
“Tadi gue ke toilet, terus sekalian aja naik.. ternyata pemandangannya bagus juga ya..”
“Ayo turun.. udah ditungguin di bawah. Kita jalan-jalan lagi.”
“Asikk jalan-jalan lagi.” Mereka lalu meninggalkan tempat itu. Seketika gadis itu kembali membuka jendelanya.
“Lama sungguh sih.. ngapain aja kalian di atas?”
“Ini.. si Megat , melamun sendirian depan bilik di ujung itu tuh..” kata Vick sambil menunjuk tempat itu.
“Aah.. dasar lu..!” ledek Aryo.

“Den, nanti jangan pulang terlalu sore ya.. sepertinya akan hujan.” Kata Mang Asep.
“Oke.. mamang. Siapin nanti bilik buat kita ya + makanannya.” Mereka berangkat menuju air terjun yang kata Aryo, pemandangannya indah itu. Tak lama kemudian, sampailah mereka.
“Kakak.. bagus sungguh buat foto-foto..” Vita mengambil HP dalam ranselnya, “Fotoin kak..”
“Yaah.. narsis sungguh kamu dik..”
“Kiri-kiri, kurang melek tuh..”
“Apaan sih lo Dan!”
“Cuma ada satu air terjunnya, Yo?”
“Ada 2. Ini yang gede, yang kecilan di sana, deket pohon cemara tuh..”
“Gue ke sana ya.. mau foto-foto.. ha ha”
“Awas ya.. nanti di culik kuntilanak lo..”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience