Perlahan aku mulai membuka kedua mataku, air mataku mulai mengenang. Tatapanku menjadi sendu setiap kali aku berada di tempat ini. Pikiranku kacau, pertanyaan yang sama terus terlintas di benakku.
Tanganku mulai mengelus kaca putih yang menjadi tempat untuk menyimpan perabuan beserta foto dari sang pemilik yang telah dipanggil oleh Tuhan. Mataku menatap sebuket bunga Krisan putih yang saat ini berada di genggaman tanganku, air mataku tumpah membasahi pipiku saat aku mulai mengingatnya.
Kakiku lemas, tagisku makin menjadi saat aku kembali mengigat semua hal mengenai dirinya. Suara seorang pria yang berusia 30-an membuatku menoleh padanya.
"Yong-ha.… Berhentilah menangis, Yoon-he sudah tenang disana"
Ucapnya sambil memegang kedua bahuku yang terus bergetar.
Aku tidak bisa berhenti menangis, saat aku harus menerima kenyataan pahit ini. Kenyataan bahwa Yoonhe tidak lagi berada disisiku, kenyataan bahwa aku tidak dapat lagi melihat senyumnya yang selalu saja ia berikan untuk menyemangati diriku.
Suara tangisanku memenuhi ruangan perabuan yang sepi nan hening ini. Aku tidak tahu apakah kau saat ini melihatku menangis seperti ini, aku bahkan tidak tahu apakah hatimu juga akan terasa sakit seperti hatiku saat ini. Tapi yang pasti, aku benar-benar kehilangan dirimu yang sangat aku cintai.
"Maaf….maaf karena aku, kau harus pergi seperti ini. Maafkan aku Yoon-he…."
Ucapku lirih sambil menangis.
"Apa gunanya kau menangis seperti ini, Yoon-he pasti akan sedih saat melihat kau seperti ini. Lagi pula apa yang diinginkan oleh Yoon-he sudah terwujud, dan pasti dia akan tenang di sana."
Ucap manajerku sambil perlahan membantuku berdiri.
Kuseka air mata yang sedari tadi tumpah membasahi pipiku, perlahan aku berjalan mendekati perabuan Yoon-he. Disana tertuliskan Kim Yoon-he dengan semua kalimat 'aku bangga padamu Yong-ha' .
Kuletakan buket bunga Krisan putih disamping foto Yoon-he yang sedang tersenyum cerah. Mataku kembali berkaca-kaca.
"Apa kau senang saat ini?…..kenapa kau tertawa seperti itu?…..apa kau tidak tahu betapa sakit serta hancurnya hatiku saat ini?"
Kataku pada foto Yoon-he
"Jika saja aku tahu, bahwa ini akan terjadi maka aku tidak akan mau menjadi seorang idol"
Kataku lagi sembari menatap foto Yoon-he.
***
Share this novel