-Titik

Romance Series 352

Sebuah lembaran kertas putih yang kini sudah berada diatas meja mulai akan aku isi dengan kata. Bukan sedang ujian akhir semester, akan tetapi kali ini sedang sendu. Apa perlu aku perkenalkan diri? Semestinya tidak perlu,karna aku lebih suka menjadi seorang yang tidak banyak di kenal orang. Aku lebih suka menghabiskan waktu di dalam kamar dalam kesunyian. Menyibukan diri di depan dan menunda hal yang seharusnya di lakukan itulah aku.Pastinya tidak banyak yang mengetahui tentang keperibadian diri aku ini,karna memang aku seorang yang tertutup.Tiba hari ini, setelah aku pikir untuk kedua kalinya, ternyata hal itu saat ini sangatlah penting. Agar aku bisa melanjutkan untuk menulis tentang sebuah pertemuan yang Tak kunjung terjadi.

Naf, panggil aku Naf. Seorang manusia biasa yang tinggal disekitar pinggiran kota Jakarta. Memang belum terlalu muda dan juga tidak terlalu tua ketika ku memulai memikirkan hal ini terjadi. Sejak kecil dikenal sebagai seorang yang lebih suka berdiam diri,menyendiri bagaikan hidup di tengah manusia yang tidak pernah mempedulikan satu sama lain. Cukup unik karna sejak kecil aku takut dengan hal yang seharusnya orang lain menyukainya, yang mungkin jika seorang pertama mendengarnya ia akan terheran bahkan tertawa. Hmm yaa aku takut dengan makanan pokok penduduk indonesia. Nasi, hehe lucu bukan? Lupakan saja karna saat ini bukan waktu yang sangat berarti untuk membahas akan hal itu.

Waktu pun terus berjalan, hingga saat ini aku mulai merasakan bahwa lewat sudah masa masa indah ketika aku mulai mengenal kata yang aku sebenarnya aku pun muak mendengarnya, CINTA. Yang kebanyakan manusia mereka berpendapat bahwa hal itu dapat membuat hari hari terasa lebih indah.
Sore itu di persimpangan jalan dekat toko serba ada, perempuan dengan rambut di ikat bak model tingkat kota menghampiri ku, "Naf nanti malem sibuk gak?" ujar nya kepadaku. Dalam hati ku berkata bahwa sebenarnya nanti malam ada janji dengan adik ku. Tapi tanpa memikirkan banyak hal akupun menjawab "Nanti malem aku free Dit". Ya, Ditha nama perempuan yang aku maksud tadi. Ditha perempuan yang sangat cantik bagiku. Dengan kaca mata yang sesekali ia pakai menambah ke anggunan dengan ikat rambut warna merah muda yang selalu ia kenakan. Tak heran jika Ditha dengan mudah menghampiri ku, karna sejak 2 tahun lalu aku dan dia sangatlah dekat bagaikan benang dan jarum apabila sudah di satukan. Ditha pun berkata kepadaku "Nanti malem kamu jemput aku ya Naf, abis itu baru aku kasih tau kita mau kemana" dengan sedikit senyum aku menjawab "Loh dit emangnya kita mau kemana" dengan muka sedikit ngeledek Ditha menjawab "udah tunggu nanti malam aja ya naf" hmmm akupun heran tidak biasanya Ditha seperti ini. "Iya Dit nanti malem aku jemput kamu ya" kemudian seperti biasanya sebelum kami berpisah Ditha selalu saja mencubit pipi ini lalu ia berkata "Dahh Naf.. aku tunggu yaaa nanti malam.. Jangan lupa mandi dulu yaa hehee" aku sedikit kesal mendengarnya karna ia selalu tau jika aku pergi berdua dengan nya aku hanya cuci muka saja dengan parfum beberapa kali semprotan. Setelah Ditha pergi menggunakan scooter kesayangan nya akupun segera pulang karna aku ingat malam ini punya janji dengan adik ku dirumah.

______________

Sesampai nya dirumah, adik ku langsung menagih janji ku untuk menuju toko mainan langganan nya "Ka ayo aku udah ga sabar nih mau beli mainan baru" ucapnya dengan wajah gembira.. Akupun senang melihat wajah nya yang gembira tadi.. Lesuh pun seketika tiada. "Kaka mau mandi dulu ya de" sambil membawa handuk di di tangan kanan. "Iya ka jangan lama lama tapi ya ka" bergegas menuju kamar mandi dengan senyum manis ku.. Hehe.

Adik ku ini selalu aja menghibur dikala aku sedang tidak karuan. "kakaa cepetann" dia teriak dari luar pintu kamar mandi. "Iya ini udah mau selesai de". Setelah aku dan adik ku siap, tak terasa senja pun telah hilang. Langit mulai hilang cahaya nya, di samping itu lampu lampu jalan mulai mengeluarkan cahaya sebagai mana mestinya.

Sampai sudah di toko mainan kesayangan adik ku. Seperti biasanya dia selalu saja bingung memilih mana yang akan ia beli. Padahal tadi dirumah sudah menentukan hmm apa mungkin karna banyak pilihan? Atau mungkin dia tau kalo aku engga membawa uang yang banyak? Hehe. "Ka aku mau beli yang ini yaa" sambil menunjukkan mainan mobil berwarna merah "Oh iya ade,yaudah ayo kita bayar" sambil melihat isi dompetku. Dan ternyata masih cukup untuk mengajak adik ku makan burger kesukaan nya. "Abis ini mau beli burger?" dengan ceria dan bahagianya dia menjawab "Mau mau mau mau" "Ka aku beli yang keju nya ada dua ya" "Ka aku jangan pake saus ya" "Ka sama beli es krim yaa", semua perkataan yang di ucapkan nya dengan manja sangat menandakan bahwa dia sedang merasakan kebahagiaan. Jujur, aku jarang sekali bisa buat adik ku bahagia seperti ini karna sudah hampir 4 tahun aku pulang pergi dari kota ku menuju dekat kota besar Surabaya.

Berlarut dalam kebahagian bersama adik ku malam ini sehingga aku lupa untuk menuju rumah Ditha. Aku pun baru membuka handphone dan ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab yang bertuliskan nama nya "bawel" ya, itu Ditha tidak salah aku memberi nama kontak Ditha dengan nama bawel karna itu lah dia, dengan banyak bicara yang kadang membuat aku rindu padanya. Setelah itu aku mengetik pesan untuk nya untuk menyapaikan maaf terhadap kejadian malam ini. Akan tetapi hingga sore esok hari nya Ditha tidak juga membalas pesan ku. Aku telfonpun tidak ada jawaban. Akupun mulai bingung dan heran ada apa dengan Ditha?

**********

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience